7. dia Daffa

25 12 0
                                    

'Dia sangat pintar dalam sembunyikan lukanya dalam sebuah senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Dia sangat pintar dalam sembunyikan lukanya dalam sebuah senyumnya.'

- Cakra Mahendra Baskara

🌕🌕🌕

Satu tetes air mata pun mengalir dan hasil jatuh ke lantai, sebelum pergi menuju ke sekolah laki-laki tersebut mencoba untuk menenangkan dirinya.

Ya, dia tidak ingin orang lain tahu penderitaan dirinya, cukup kakaknya saja yang mengetahui hal tersebut.

Setelah sekian lama terdiam dan mengeluarkan emosinya dengan cara menangis, laki-laki tersebut melangkahkan kakinya menuju ke sekolah tanpa sarapan apapun.

Ya, hari ini bibi Ratna sedang pulang kampung, orang tuanya belum pulang beberapa hari dan kakaknya selalu berangkat terlalu pagi.

Maka dari itu, dia selalu memasangkan Alarm untuk membangunkan dirinya biar tidak kebablasan.

Sesampainya di sekolah, laki-laki tersebut melangkahkan kakinya menuju ke kelas dan tidak memperdulikan orang-orang yang menetapnya.

Sebenarnya dia ingin marah kepada mereka semua, tapi dia tidak bisa melakukan itu karena takut melukai hatinya.

" Hallo, bestie! Wah..... udah lama gak sekolah. Kami berdua kangen banget sama lu," Cakra yang senang bahwa laki-laki tersebut kembali sekolah membuatnya tersenyum dengan lebar dan menganggukkan kepalanya.

Senyuman yang manis membuat orang lain meleleh bagi mereka yang melihat senyuman tersebut. Untung saja Cakra sama Elang udah terbiasa melihat senyuman tersebut muncul di bibir laki-laki tersebut.

" Senyum mulu, Daff! Nanti orang lain bisa salting gara-gara senyuman lo," Ujar  Elang sambil terkekeh membuat laki-laki tersebut kesel dengan ucapan sahabatnya

Tanpa basa-basi, laki-laki tersebut mencubit pinggang sahabatnya dengan keras karena masih kesal kepada sahabatnya

" Aw.. Da-Daffa sa-sakit," Ringisnya yang kesakitan karena di cubit oleh laki-laki yang ada di depannya.

Sedangkan Cakra malah ketawa melihat sahabatnya kesakitan seperti itu membuat Elang kesal dengannya.

" Hahaha makanya jangan gitu ke Daffa, udah tau dia itu mudah marah," Cakra sambil ketawa puas karena lihat muka Elang kayak kesakitan begitu.

" Lo juga mau di cubit?" Daffa sambil menatap laki-laki tersebut membuatnya sedikit merinding dan geleng kepala.

Sebenernya kaki tersebut tidak ada seremnya kalau lagi marah karena dia mirip kucing kecil yang lagi marah.

Alfariz (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang