09

301 28 0
                                    

Pacar? Rafa tentu pernah mempunyainya. Tapi perasaan saat memiliki seorang dan terikat dalam hubungan itu sangat tidak cocok untuk Rafa.

Sebagai seseorang yang terlahir tampan dan kaya, Rafa sempat mencoba berbagai macam hal hanya karena dasar penasaran. Ia pernah mencoba berselingkuh dengan mempunyai banyak pacar sekaligus, menjadi selingkuhan bahkan sampai merebut pacar temannya.

Hal itu sama sekali tidak menarik bagi Rafa, terlalu mudah. Hanya satu hal yang belum pernah Rafa coba, yaitu patah hati. Yup benar, Kenapa orang lain selalu menangis saat patah hati? ia ingin merasakannya.

"Raf lu udah pernah coba nasi uduk?" Hazel bertanya dengan membawakan dua gelas es teh anget di tangannya.

Rafa menggeleng "mau lontong sayur"

Hazel tersenyum tipis "bu punten, boleh pesen lontong sayur nya 2?"

Bibi itu pun mengangguk dengan sopan dan segera mengambil sepotong lontong yang memang sudah di sediakan.

"Nih raf, gorengan yang gua maksud. Lu harus coba bakwan nya" Ucap Hazel yang menunjukkan ke keranjang gorengan.

Rafa mengangguk. di sepanjang jalan menuju ke sini, Hazel tidak henti-hentinya menceritakan tentang rasa gorengan yang bagi Hazel adalah surga dunia dan sayang untuk tidak di coba. Sedangkan Rafa hanya bisa pasrah sambil mendengar ocehan panjang dari Hazel, dalem hati pun Rafa membatin 'awas aja kalo bakwan nya ga enak'

Saat pertama kali turun dari motor, Rafa dapat melihat dengan jelas papan bertuliskan 'warung berkah pak jaidal' bentukan warungnya bukan seperti ruko, melainkan rumah dengan banyak tumbuhan di depannya.

Kembali ke waktu sekarang, Rafa mengambil sepotong bakwan yang masih lumayan hangat lalu memakannya. Seketika pupil mata Rafa membesar, raut wajah Rafa menampakan kekaguman akan cita rasa dari bakwan nya yang sedang ia pegang, rasanya benar-benar meleleh di mulut.

Hazel melihat itu tampak tersenyum puas "enakan?"

"Banget" Ujar Rafa

"...bu, gorengan nya enak banget. Apa aja rahasianya bu?"

"Cuma sedikit cinta dan rasa bahagia" Ucap Ibu Ratih sambil tersenyum tulus.

"Cinta dan Bahagia?"

"Iyaa, kalo di masak dengan rasa bahagia pasti makanannya jauh lebih enak"

Rafa hanya menganggukkan kepala sambil mencoba meneliti rasanya akhirnya memutuskan untuk menyerah dan kembali memakan gorengan tersebut. Rafa ingin mencoba membuatnya sepulang nanti, namun harapan itu seketika pupus. Bagaimana tidak? Rafa saja tidak mengerti apa itu cinta.

Sementara Hazel yang di sebelahnya terus berkutat dengan HP, hingga tidak sadar dua porsi lontong sayur sudah disediakan di meja sedari tadi.

"Lu ga mau lontong sayur nya kah?"

"Hah?"

"Lontong! Depan lu liat, hp mulu"

Hazel hanya menampilkan cengiran tak bersalah dan menaruh hpnya kembali. Ia sekilas melirik ke Rafa yang sangat lahap menyantap lontong dan bakwan nya, itu membuat Hazel sedikit mengulas senyum lega.

Merasa di tatap, Rafa menoleh dengan raut wajah bertanya. "Ngeliatin mulu, suka lu?"

"Iyaa"

"Hah?!" Respon Rafa lagi-lagi bikin Hazel tertawa.

Rafa benar-benar tidak terbiasa dengan candaan Hazel. Sedikit aneh tapi tidak buruk. Ingat? Bukan berarti Rafa suka ya, hanya tidak buruk. Kalian percaya kan?

Ceraunophile | HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang