12

361 27 8
                                    

"Raf, ini gua Javas" Javas mengetuk pintu dengan keras namun tidak ada jawaban dari dalam sana.

Saat Javas mencoba membuka pintu ia sedikit terkejut saat ternyata pintu tidak di kunci. Ia masuk dan menoleh ke seisi rumah. Tidak ada orang, wakil ketua Halcyon ini sangat ceroboh. Bagaimana jika ada maling masuk?

Javas tidak menyadari, bahwa ada dua orang yang sedang bersembunyi di balik lemari dengan jantung yang berdetak kencang.

"Javas?" Lirih Rafa di tengah-tengah kesadarannya.

Hazel tersenyum licik lalu menenggelamkan kepalamya di dada Rafa dan mulai menjilati area sensitifnya dengan pelan.

"Nghh" Rafa sedikit kelepasan dan mulai menggigit bibir bawahnya dengan keras hingga mengeluarkan cairan merah dari sana.

Mendengar itu Javas menoleh dengan cepat kesumber suara, ia melangkahkan kakinya mendekati lemari, bermaksud untuk mencari tau dari mana suara itu berasal.

Rafa memukul-mukul punggung Hazel untuk berhenti, namun hal itu diacuhkan oleh Hazel yang terus menjilati tanpa henti.

Langkah kaki Javas berhenti "Raf, dokumen yang lu minta gua tinggalin disini ya" Javas menaruh selembar dokumen dibawah pot bunga ber-vas putih lalu pergi.

Di rasa Javas sudah pergi, Rafa keluar dari lemari dengan tertatih. "Gila ya lu anjing?"

Hazel keluar lalu tertawa "siapa yang ga tergila-gila sama cowo cantik kek lu Raf"

"Pergi lu sialan, sinting" Rafa berjalan dengan tertatih menaiki tangga. Sedangkan Hazel hanya terdiam sambil sedikit tersenyum menatap punggung Rafa.

Hazel menjilat bibir bawahnya sendiri seolah ada rasa samar yang tertinggal disana "ga akan gua biarin lu lepas raf"

Saat ingin keluar, matanya tertuju pada dokumen yang tadi di taruh oleh Javas di bawah pot bunga. Saat Hazel ingin menyentuh dokumen itu ia terhenti, ia menyadari bahwa itu bukan ranah dan urusannya.

Di balik jendela, Rafa melihat Hazel yang melesat pergi dengan motornya. Rafa terjatuh terduduk lemas di lantai, sambil meremas pakaiannya yang berantakan akibat permainan Hazel.

Sisa-sisa obat perangsang masih tersisa dalam tubuhnya, rasa bibir dan permainan Hazel masih tersisa di memorinya. Bahkan sentuhan serta ciumannya masih jelas Rafa rasakan.

Rafa tersenyum penuh nafsu "gua mau bibir itu sekali lagi"

Saat sedang asik membayangkan, sebuah  dering ponsel dari HP Rafa menyala, menampilkan sebuah pesan.

Hacov disini. Rafata Biantara, Ayo main petak umpet. lu harus bisa nemuin seluruh petinggi Hacov sebelum Hacov ngebunuh satu persatu petinggi Halcyon. Gimana? Seru kan? Langsung aja kita mulai, GO! D-30

*
*
*
*

2 minggu berlalu, semenjak kejadian itu Rafa dan Hazel tidak pernah bertemu atau sekedar berpapasan tanpa sengaja lagi. Selain itu, Hazel justru semakin dekat dengan Artha.

Artha ini sangat baik menurut Hazel. Waktu itu Artha sempat membantu menyiapkan pengajian untuk Bima, membantu mengatur anak-anak dan memasakan makanan enak sesekali di markas Hacov.

Artha bahkan sudah menjadi sosok yang paling di tunggu-tunggu kedatangannya melebihi Hazel sendiri. Karena setiap dateng, ia akan selalu membawa berbagai macam makanan atau permainan yang seru untuk di mainkan bersama-sama.

Ceraunophile | HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang