10

275 26 0
                                    

"Siapa dia?" Ucap Juna.

"Lu jangan pura-pura ga tau, gua bisa aja patahin setiap jari-jari lu buat bikin lu ngaku" Tegas Rafa.

"Mau lu patahin semua tulang gua, kalo gua nya ga tau ya lu ga bakal dapet apa-apa" Bantah Juna.

"Let's see" Rafa berjalan mendekati Juna. Tapi sebelum itu tangan Rafa sudah di tahan oleh Bagas.

"Bang-bang udah bang, nanti urusan ini biar gua. Lu cukup tunggu hasilnya aja"

(Flashback off)

Mood Rafa jelek, sangat jelek. Ini sudah pertengahan bulan dan Rafa belum juga mendapatkan hasil bahkan dari tahanan petinggi Hacov. Ketua akan balik sebentar lagi, Rafa bahkan sudah memesan kamar rumah sakit paling mewah untuk berjaga-jaga.

Rafa berjalan di sekitar kampus untuk sarapan, lalu melihat sekelompok orang sedang ramai mengelilingi meja kayu yang sepertinya sedang jualan.

Kaki Rafa tidak tahan untuk menghampiri, lalu membaca tulisan di spanduk besar tepat di samping meja tersebut yang cukup jelas untuk terbaca 'nasi uduk'

Rafa flashback beberapa minggu lalu saat ia makan bersama Hazel. Kalo tidak salah, tempat makan saat itu juga menjual nasi uduk tapi sayangnya yang Rafa coba adalah lontong sayur.

Ia mengantri di belakang barisan menunggu gilirannya sambil bertanya-tanya, kesialan apa lagi ya yang menimpanya saat makan nanti. Tapi kalo di pikir-pikir, saat makan dengan Hazel kemarin, tidak ada masalah atau kesialan seperti biasanya. Yah mungkin cuma kebetulan...

Akhirnya giliran Rafa, ia memesan 1 porsi nasi uduk dengan 1 gorengan bakwan untuk di makan di kantin nanti. Setelah selesai membayar, Rafa berjalan ke kantin sambil berdoa semoga tidak ada kesialan yang menghampirinya.

Saat sampai di kantin, Rafa memilih meja paling pojok untuk ia tempati. Berharap itu adalah tempat teraman untuk terhindar dari semua kesialan yang akan menghampirinya.

Namun takdir berkata lain, saat Rafa hendak membuka nasi uduk, ponsel Rafa berdering.

"GUA LUPA MATIIN HP NYA" begitulah batin Rafa sambil mengusak rambutnya yang tampak frustasi.

Di handphone nya tertera nama 'javas' yup, berita buruk. Tidak mungkin makhluk setan, dingin, acuh tak acuh seperti Javas meneleponnya saat tidak ada yang penting.

Rafa memencet tombol hijau lalu mengangkatnya. "Ya?"

"Ada penyusup di markas, cepet balik"

"Hah?!"

Telepon terputus begitu saja. Rafa menatap nasi uduknya dengan wajah memelas dan ingin menangis. Lalu bangkit dan bergegas ke markas.

Ia tidak akan memaafkan siapapun yang merusak jam makannya yang berharga, Rafa melaju dengan kecepatan tinggi, menembus lalu lintas yang saat itu lumayan padat.

Sesampainya di markas, ia melangkahkan kakinya ke lantai atas lalu mendobrak pintu...lagi

Seperti yang ia perkiraan, di ruangan itu hanya berdapat Bagas dan Javas saja. Karena 2 orang petinggi lainnya sedang menjalankan misi yang belum juga selesai, (hey kemana mereka berdua lama sekali.)

"Kedatengan bang Rafa selalu spektakuler" Ucap bagas.

"Bacot, jadi gimana?"

Javas menunjukkan rekaman cctv di layar proyektor yang memang sudah nyala dari tadi. Rafa duduk dan memperhatikan Javas menjelaskan.

"Tadi pagi penyusup masuk, dia pake hoodie item, masker, dan celana panjang. Tapi sosok penyusup baru kerekam saat dia di lift pukul 07:35. Alesannya karena CCTV lobby mati diretas."

Ceraunophile | HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang