Pria kecil sedang sibuk mengevaluasi semua yang dia dapat. Mulai dari hasil interogasi nya dengan Juna, bukti-bukti yang ia temukan di markas, sampai hasil penyelidikannya lewat pedagang atau warga di sekitar markas mereka.
Rafa menemukan bahwa saat ini Hacov sedang terlibat konflik dengan kelompok lain. Ada dua titik yang saat ini Rafa ketahui, yaitu Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kedua wilayah ini dibawah pengawasan Hayden Valentino yang saat ini memang sedang tidak menjaga area disana. Tetapi seharusnya ada laporan dari area Hayden bila ada kekacauan.
Saat sedang menikmati pikirannya, suara petir menggelegar dari balik jendela, kilatan cahaya terus terpantul dari balik gorden. Rafa tidak sadar bahwa diluar sana sedang hujan, ia terlalu jatuh dalam fokusnya.
Ia mengeluarkan telefon genggamnya untuk memesan kopi. Rafa sedikit tersenyum membayangkan kopi itu di minumnya saat cuaca sedang hujan seperti ini.
Saat Rafa memasukkan HP-nya ke dalam kantong, ada sebuah benda mengganjal di sakunya. Saat ia mengeluarkannya, di ganggaman nya ada sebutir coklat di bungkus dengan kertas berwarna emas.
Ia baru mengingatnya, dua hari lalu Javas sempat memberikan sebutir coklat ini kepadannya. Tanpa rasa curiga, Rafa memakannya.
"Enak juga, dimana Javas dapetin ni coklat" Ujarnya, lalu merebahkan dirinya di kasur dengan coklat yang masih setia di mulutnya.
5 menit...
10 menit...
Rafa membawa dirinya menuruni tangga untuk ke dapur karena entah kenapa tenggorokannya sekarang terasa sangat haus dan badannya terasa sangat panas.
Rafa menegak habis air di gelas dengan tergesa-gesa "Bangsat Javas, coklat nya ada obat perangsang"
Rafa mulai tertatih berjalan ke tangga. Nafasnya semakin memburu, hasrat Rafa semakin memuncak, di bawah sana sedang meminta untuk di penuhi.
Beruntungnya, saat ini semua pekerja di rumahnya sedang ia liburkan karena Rafa ingin sendirian.
Sementara itu di sisi lain ada seorang pria sedang komat kamit mengutuk pelanggannya yang memesan kopi saat cuaca sedang hujan seperti ini. Bukannya Hazel tidak menghargai pekerjaannya, tapi apakah pelanggannya pikir dia ini robot?
Hazel memarkirkan motornya dengan kesal dan memencet bel dengan kasar. "Awas aja kalo ga kasih tip, gua bakar ni rumahnya"
Namun semakin lama di tunggu, tidak ada yang membukakan gerbang. Ia menoleh kearah pos, namun kosong tidak ada orang disana. "Aish! pelanggan sialan"
Rafa meraba gagang kunci gerbang yang untungnya tidak terkunci. Hazel melesat masuk dengan cepat. Namun Hazel baru menyadari, bahwa rumah ini besar tapi terlihat sepi. Apa Hazel mendapatkan orderan gaib? Hazel pernah mendengar yang seperti ini di film.
Hazel mengetuk pintunya dengan keras, namun lagi-lagi tidak ada jawaban. Hazel mengetuk lagi namun mendapatkan hasil yang sama.
Saat Hazel berbalik hendak ingin pergi, sebuah suara pintu terdengar di belakangnya.
Saat Hazel menoleh, pupil mata nya membesar seolah tidak percaya apa yang sedang ia lihat saat ini. Sosok Rafa dengan kancing yang setengah terbuka dan raut wajah nafsu yang di pancarkannya.
"R-raf? Lu gapapa? Lu sakit?" Ujar Hazel yang mencoba memeriksa keadaan Rafa.
Hal itu tentu menjadi boomerang untuk dirinya sendiri, karena Hazel menyentuh bagian yang seharusnya tidak dia sentuh. Dengan cepat Rafa menarik tangan Hazel untuk masuk kedalam rumah dan menutup pintu dengan keras lalu mendorong badan Hazel kepintu.
Hazel menatap lekat-lekat mata Rafa yang seakan meminta untuk ia makan. Hazel tersenyum licik, seperti beruang yang sudah menemukannya makanannya.
Rafa menempelkan ranum ke ranum milik Hazel lalu melumat kasar bibir Hazel dengan irama cepat. Hazel mendorong Rafa dengan kasar, hal itu membuat raut wajah Rafa sedikit tak terima.
"Be calm babe" Hazel memegang dagu Rafa dan membawanya untuk beradu tatap. Seketika, tatapan mata Hazel seolah-olah ingin menegaskan siapa yang mendominasi disini.
Tanpa sadar, Rafa memundurkan langkahnya. Hal itu membuat Hazel sedikit terkekeh sekaligus senang karena dominasinya berhasil.
Hazel memajukan langkahnya dan menarik tangan Rafa lalu membantingnya ketembok. Menjepit badan Rafa dengan dirinya lalu berbisik "bajingan nakal"
Satu suara berat dari Hazel membuat darah Rafa kembali memanas dan nafasnya semakin memburu. Tentu saja hal itu tidak luput dari kedua netra Hazel yang terlihat puas main-main dengan Rafa.
Rafa berusaha sekali lagi ingin mencium bibir Hazel namun kali ini badannya langsung di tahan oleh Hazel.
"Wanna kiss me? Beg for it"
"Shit" Rafa menggigit bibirnya sendiri. Harga diri dan gengsi Rafa sedikit membuatnya tersadar namun hal itu tidak bertahan lama saat Hazel mulai menjilat telinga kanan Rafa yang membuatnya semakin gila.
"Say it babe. a little slut can definitely do it"
"Bastard" Rafa masih terus menggigit bibirnya untuk menahan semua sensasi dari obat perangsang dan sentuhan Hazel.
Hazel sedikit tersenyum, ia merasa sedikit terkagum bahwa pria didepannya ini sangat tangguh mempertahankan harga dirinya. Hal itu tentu tidak akan Hazel biarkan. Kita lihat saja siapa pemenangnya.
Hazel menenggelamkan kepalanya di leher Rafa dan mencium kecil lehernya membuat si empunya melenguh kecil. Dengan tangan gemetar Rafa meraih tengkuk Hazel lalu menarik nya lebih dekat.
Tapi Hazel tidak membiarkan Rafa menang dengan mudah, ia menarik dirinya dari leher Rafa dan menatap manik yang sedikit berair itu.
"Beg for it darling"
"I beg you Mr. Hazel, please fuck me"
Setelah mendengar kata itu, Hazel tersenyum penuh kemenangan lalu berbisik pelan "you're so sexy when you beg"
Hazel meraup bibir Rafa dengan ganas, tidak sedikit pun membiarkan Rafa memimpin permainan. Sebenarnya, sudah lama Hazel ingin mencicipi bibirnya mungil milik Rafa, rasanya benar-benar melebihi ekspetasi.
Hazel menggigit bibir bawah untuk meminta akses, tentu saja Rafa merespon itu dengan cepat ia membuka mulutnya. Lidah Hazel menyelusup, mengabsen rentetan gigi di dalamnya, tidak lupa dengan menghisap habis lidah Rafa.
Permainan Hazel benar-benar membuat Rafa gila. Ia semakin tidak berdaya dibawah permainan Hazel. Melihat Rafa yang sudah kehabisan nafas, Hazel melepaskan permainan bibirnya.
Saat ini raut wajah Rafa sangat membuat Hazel kaget sekaligus kagum. Raut wajah yang di penuhi nafsu itu seakan membangkitkan hasrat dalam diri Hazel.
Ia menarik Rafa dan mendorongnya ke sofa, dengan cepat Hazel menaiki badan Rafa dan kembali mencium bibirnya. Satu tangan yang bebas ia gunakan untuk melepas satu-persatu kancing Rafa.
Hazel mengelus dengan lembut perut rata Rafa lalu perlahan semakin naik hingga ke benjolan kecil di dadanya. Rafa tersentak dan melenguh keras, Hazel tersenyum lalu berbisik "bagian atas lu lebih sensitif dari yang gua duga"
Hazel memiliki ide jail, ia memetik sekali lagi lalu memilinnya. Seperti yang Hazel perkirakan, Rafa membusungkan dadanya dan mendesah dengan keras.
Saat mereka sedang terhanyut di dunianya, mereka tidak sadar kalau ada mobil yang memasuki perkarangan rumah Rafa. Suara mobil itu tersamarkan oleh hujan.
Suara ketukan pintu mulai terdengar, dengan cepat Hazel menoleh ke arah pintu.
"Fuck"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceraunophile | HYUCKREN
ActionWarn! Lokal harshword bxb 18+ (Jangan salah lapak ya) dua orang wakil ketua gang dipertemukan oleh konflik yang sulit "wakil ketuanya itu si kecil?" ucap hazel dengan wajah yang kaget 🏅 #63 gangster 🏅 #73 dongren