16 (D-13) ⚠️

300 33 4
                                    

Seorang pemuda sedang berdiri di seberang jalan markas Halcyon cabang Jakarta Selatan. Ia terlihat kebingungan dan ragu, kakinya terus bergerak gelisah kesana-kemari.

"Rafa?" Sampai sebuah suara dari seberang jalan memanggilnya. Suara yang terdengar tidak asing di telinga Rafa.

"Anjir Sagara" Rafa sedikit panik. Harus bilang apa dia nanti, masa Rafa bilang kalo ia adalah wakil ketua Halcyon yang sebenarnya, kan tidak lucu.

Rafa semakin panik lagi saat Sagara akan bersiap-siap menyebrang jalan. Apa Rafa kabur saja ya? Tapi tetap saja ia tidak bisa menghindari pertanyaan di kampus nanti.

"Raf? Kok lu disini?" Ucap Sagara yang tersenyum senang melihat Rafa.

"Rumah nenek gua deket sini, gua lagi cari angkot" Rafa sedikit bersyukur otak Rafa pintar dan jago berbohong.

"Ohh. Raf markas Halcyon di seberang jalan itu. Mau liat-liat? Mumpung lagi sepi"

"Sepi?" Rafa sedikit heran. Bagaimana Sagara bisa mengajak orang asing untuk mampir, seperti rumah sendiri aja.

"Iyaa, siapa tau lu mau ikutan join"

Rafa tertawa renyah lalu mengangguk, baru kali ini Rafa akan menyamar di cabang sendiri. Lagian kemana Bagas, padahal sudah Rafa tugaskan untuk menyelidiki cabang jaksel.

Mereka berdua menyebrang jalan dan masuk ke markas. sama seperti markas pusat, markas jaksel memiliki lobby tapi keamanan disana tidak cukup ketat.

Rafa berjalan melewati ruangan-ruangan yang penuh dengan game, ada billiard, Vending machine, Video games, Dart, sampai Pump it up. Kakak beradik memang sama saja.

"Kita mau kemana?"

"Ke tempat ngumpul, disana ada temen gua yang mau gua kenalin ke lu"

Rafa mengangguk, ia mengambil sebuah kunciran di sakunya lalu mengikat rambutnya. Pada dasarnya rambut Rafa lumayan panjang jadi dia bisa ikat kapan pun Rafa mau.

Rafa di bawa ke salah satu pintu dengan penuh coretan, ruangan berbentuk persegi panjang dan sangat besar dengan banyak sofa, makanan, tempat rapat dan mainan tentu saja. Disana terdapat sekitar 20 orang dengan kegiatannya masing-masing, itu adalah jumlah yang sedikit jika di total dengan seluruh anggota cabang Jaksel.

Rafa dan Sagara menghampiri dua orang yang sedang asik bermain ponsel di sofa belakang lalu mereka bersalaman dengan Sagara. Mereka sepertinya sangat akrab, soalnya senyum Sagara lebar sekali.

"Raf, kenalin ini Alfan sama Farel"

"Rafa" Rafa mengulurkan tangannya dan lalu di sambut hangat oleh mereka berdua. Sekali lagi Rafa bersyukur karena identitas petinggi di sembunyikan kecuali Bagas dan Hayden.

"Dia mau join?" Ucap seorang bernama alfan.

"Ohh kaga, gua cuma ngajak dia mampir kesini sebentar"

Alfan dan Farel saling bertatapan, wajah mereka berubah kaku. Yup, ini adalah reaksi normal, ini adalah markas yang seharusnya tidak boleh di masuki orang asing.

"Lu gila ya gar?" Bisik Farel sambil celingak-celinguk melihat situasi.

"Kenapa?"

"Ada petinggi mau dateng, kalo ketauan Rafa bisa mati"

Sagara langsung tersenyum kecut, wajahnya memang tersenyum tapi Rafa bisa melihat keringat yang menetes di pelipis Sagara, ia tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.

"Raf, ayo keluar" Saat Sagara ingin menarik Rafa keluar, sebuah suara ramai terdengar di lorong. Usaha Sagara sia-sia, petinggi sudah datang bersama seluruh anggota cabang Jaksel.

Ceraunophile | HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang