"Bang, es krim yang coklat 1 ya" Pria kecil bersurai hitam putih itu memakan eskrim layaknya anak kecil.Ia merasa bebas, sudah berapa bulan kabur dari tugasnya. Yang penting sekarang bisa bebas tanpa celotehan si tangan kanan. Tapi baru saja ia merasa seperti itu, telepon berdering yang bertuliskan 'informan'
"Apa?"
"Rafa lu jangan main-main. 2 bulan lagi ketua balik nanti abis lu"
"Iya ini gua juga lagi selidikin"
"Selidikin yang bener, jangan makan eskrim mulu." Rafa langsung menengok ke kanan kiri, adakah mata-mata disini? Sang informan ini bagaimana ia mendapatkan informasi.
"Iya ah bacot. Sampein salam aja ke Javas buat urus yang bener"
"Kasian Javas woi, udah gantiin ketua malah gantiin lu juga---" Belum sempat melanjutkan kalimat, rafa sudah menutup telepon. Informanmya ini termasuk orang yang cerewet di gangnya.
Rafa berjalan kesebuah cafe dan memesan sebuah coffie latte. Ia duduk didekat tembok dan memerhatikan sekelompok orang dengan pakaian serempak hitam.
"Wakil ketua belum dateng?" Ujar salah satu orang dikelompok itu
"Belum. Keknya hari ini petinggi juga ga dateng" Saut temannya di kelompok itu
Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya "lagi ngawasin mereka neng?"
Rafa langsung terbatuk dan menoleh dengan cepat. Penyamarannya yang sempurna tidak mungkin bisa ketahuan. Ia sering menjalani misi penyelidikan tapi ia tidak pernah ketahuan seperti ini.
Si pelaku yang membuat rafa terkejut hanya tertawa renyah
"see you cantik" Sambil mengedipkan satu matanya ke rafa
"What the fuck, nang neng nang neng" Rafa ingin sekali memukul pria itu namun cukup menahan diri untuk tidak membuat keributan.
*
*
*
"Jadi? Gimana misinya raf?""Gagal! Bacot banget lu teleponin gua mulu"
"Ett pendek banget sumbu lu. Lu ga bakal laporan kalo ga di telepon."
"Buat apa gua laporan? Orang wakil ketuanya gua"
"Lu masih punya ketua ya sialan, kalo dia nanyain gimana, mau lu masuk ke ruang hukuman?"
"Kaga" Singkatnya. Rafa menciut karena perkataan si informan
"Jadi?" Tanya sang informan penuh sabar karena kelakuan wakil ketuanya ini.
Tetapi ia tidak heran, walaupun rafa kadang memiliki sifat anak kecil namun dia cukup sadis dan pintar bila sedang serius atau menghadapi musuh. Ia bahkan beberapa kali memecahkan masalah di gang nya yang membuat dia diangkat menjadi wakil ketua.
"Petinggi gak ada yang dateng lagi ke pertemuan kali ini" Rafa tidak akan menceritakan kalau sempat ketahuan oleh seseorang, jabatan wakil ketuanya bisa dipertaruhkan.
"Oke, telepon gua kalo butuh informasi. Lapor raf lapor, jangan nunggu di telepon dulu" Teriak san informan di akhir kalimat.
Rafa langsung menutup teleponnya begitu saja. Lalu kembali bengong meratapi nasib yang ada didepannya saat ini.
6 bulan ia mencari tau tentang Hacov dan hanya 1 orang tersisa yang belum ditemukannya. Padahal 4 petingginya sudah ia temukan dari ketua sampai komandannya sudah ditemukan, kenapa susah sekali mencari siapa wakil ketuanya.
Apa dia bisa mencari wakil ketua Hacov dalam waktu 2 bukan saja sebelum kepulangan sang ketua? Tidak ada yang tau bagaimana nasibnya jika misi ini sampai gagal, akhh ia tidak mau masuk ke ruang hukuman. Rafa memandangi langit dan sedikit merasa putus asa.
*
*
*
Sementara itu, disebuah rumah sederhana bercat biru ada seseorang bersurai hitam dan berkulit tan sedang merokok dan melamun sambil menampilkan sedikit senyuman dibibirnya."Kenapa lu senyum2?" Seseorang masuk dari pintu dan merasa heran.
"Gua tadi ketemu orang, cantik banget bre. Lucu lagi, keknya gua jatuh cinta dah"
"Weh, bagus dah kalo gitu. Lu ajakin kenalan ga?"
"Kaga, gua salting gua ga bisa tahan. Gua takut dia anggep gua aneh, jadi gua langsung pergi"
"Yah agak bego, tapi ga heran karena itu lu" Ujar Juna, salah satu petinggi di Hacov. Benar, rumah yang sedang mereka injak ini adalah markas rahasia untuk para petinggi. kecuali ketuanya.
"Gua ga sabar mau liat dia lagi"
"Hazel. gua denger lu ga dateng lagi di rapat kali ini, Kenapa?
"Ada yang ngawasin, jadi gua ga dateng"
"Siapa?"
"Ga tau" Juna mencoba menahan marah, walaupun bagaimanapun hazel ini adalah wakil ketua nya. Bisa mati kalo sampai kena hajar, hazel ini cukup seram saat marah.
Juna yang mencoba menahan marah sedangkan pelakunya malah sedang asik senyum-senyum sendiri. Siapapun, tolong bawa juna pergi dari sini...
TBC
Rafata Biantara
Hazel Adhitama
Juna Araksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceraunophile | HYUCKREN
AzioneWarn! Lokal harshword bxb 18+ (Jangan salah lapak ya) dua orang wakil ketua gang dipertemukan oleh konflik yang sulit "wakil ketuanya itu si kecil?" ucap hazel dengan wajah yang kaget 🏅 #63 gangster 🏅 #73 dongren