BAB 60

30.3K 2.1K 54
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Gabriel tersenyum getir. "Kalau aja gue nemuin lo lebih awal.." monolog nya lirih, menyesal.

Pria itu melangkah mundur perlahan, berbalik, lalu berjalan pergi. Niat awalnya, ia ingin mengunjungi Keira. Namun, menyaksikan Keira yang sedang menangis bersama keluarga nya, Gabriel tak ingin mengganggu mereka.

....

"Lepasin gue," kata Liona menatap datar Gabriel.

"Jangan harap." Gabriel mencondongkan tubuh nya ke Liona. Menatap gadis itu dengan sorot menusuk. "Gue ga akan biarin lo bebas. Gue pastiin, semua yang lo lakuin ke Keira, bakal dapat balasan dari Keira sendiri," ujar Gabriel penuh penekanan.

Takut? Tidak.
Liona malah terkekeh meremehkan. "Gimana mau bales gue? Sekarang, dia pasti ga bisa ngelihat, kan? Atau udah mati?"

"Jaga mulut lo."

Liona kembali tertawa, "Kenapa? Bener ya? Bagus-"

BRAKK!

Gabriel menggebrak meja yang ada di antara kedua nya, hingga membuat Liona terlonjak kaget. Mencondongkan tubuh nya ke depan, Gabriel menatap Liona dengan mata yang sedikit memerah, antara karena marah dan karena sempat menangis sebelum nya.

"Denger.."

"Mama lo berhasil ke tangkep. Tapi, bukan polisi yang nangkep. Gue. Gue sendiri yang nangkep dia di bandara," kata Gabriel. "Kalau lo kayak gini terus.. Mama lo yang bakal terlibat masalah. Paham kan, maksud gue?" sambung nya dengan sorot dingin.

Liona tersentak kaget. "J-jangan macem - macem sama mama gue!" peringat Liona.

Gabriel memilih mengabaikan nya, berbalik lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Liona menatap kepergian Gabriel tak senang, "Awas kalau lo sampai ngusik mama gue!" katanya sedikit berteriak.

----------

Jahat? Iya. Egois? Iya. Kasar? Iya.
Dalam novel, tokoh Liona memang termasuk ke dalam salah satu tokoh antagonis yang sebenarnya jarang muncul. Tapi, sejak Kayla menempati tubuh Keira, semua alur menjadi berubah. Termasuk perihal kemunculan Liona.

Liona menatap lurus jeruji besi di hadapan nya. Ekspresi nya terlihat khawatir, mengingat perkataan Gabriel beberapa saat lalu.

"Sial," umpatnya. Ia khawatir tentang ibunya. Bagaimana jika, Gabriel menyakiti ibunya? Seperti nya, ia harus memberi tau ayahnya tentang ini.

Lantas, gadis di balik jeruji besi itu meminta izin pada polisi yang berjaga. Memberi beberapa alasan yang terdengar masuk akal.

Mendapat izin, Liona langsung di pertemukan pada ayahnya, di jeruji besi yang lain.

"Pa!" panggil Liona. Papa Liona menatap tak senang kedatangan Liona, "Apa lagi kamu sekarang?!" tanya nya sinis.

"M-mama di tangkap Gabriel," bisik Liona mendekat ke jeruji, agar bisa di dengar oleh ayahnya. "Ya, terus?" tanya papa Liona enteng.

"Denger, Liona."

"Sekarang kondisi kita aja kayak gini. Kamu masih mikirin mama kamu? Bodoh. Pikir dulu gimana kita bisa bebas dari sini!" sarkas papa Liona sembari menoyor kening putrinya yang berada di luar sel nya.

Liona diam sejenak, "Tapi, pa, kalau mama di apa - apain gimana?" tanya Liona khawatir.

"Tuh kan, anak tol*l. Pikirin dulu cara keluar dari sini!! Inget, papa masuk kesini juga karena kamu! Coba kalau kamu ga nyuruh papa sewa - sewa orang bayaran kayak gitu buat nangkep Keira. Pasti, kita ga bakal masuk penjara sekarang," sinis lelaki paruh baya itu.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang