"Mau sampai kapan sih ansos begini??"
Dara menggebrak-gebrak mejaku. Muka cantiknya cemberut kayak Arwana.
"Berisik ah!"
"Hayu atuh ke kantin!" ajaknya entah sudah yang keberapa kali.
Aku menggeleng sambil tetap membaca rangkuman Biologi dihadapanku. "Nggak."
"Udah 4 hari kamu di kelas terus, diajak ke kantin ga mau, ke toilet gamau! Udah sih, semua orang juga udah lupa sama kejadian itu!" Dara mencak-mencak.
"Bodo amat pokoknya aku masih malu."
"Ishhh, aku jajanin deh, ayo ayo ayooo."
Mataku melotot kesal. "Kenapa sih Dar, ajak yang lain aja kan bisa??"
"Kok gitu ngomongnya? Orang aku maunya sama kamu! Ihh ayo dong plisss pingin batagor kuah nih!"
Mulai lagi Dara gelendotan di tanganku.
Sebenarnya, aku juga kangen banget jajan di kantin—tapi karena kejadian memalukan saat upacara senin lalu, aku ogah banget keluar kelas kalau nggak perlu.
Sampai kapan? Yang jelas sampai orang-orang lupa total dengan kejadian itu!
Mungkin masih lama, soalnya semua orang yang papasan denganku masih suka mengungkit kejadian pas upacara.
Dan template nya sama, semua menggodaku sambil bilang...
Ciee Rai sama Nareeeen.
Masih mending kalau aku kenal cowok itu. Ini? Nggak sama sekali! Aku jadi nggak enak hati sendiri karenanya. Untungnya kelasku dan kelasnya berjarak jauh.
"Yang kamu takutin itu apa sih?? Ketemu Narendra??"
Aku refleks membekap mulut Dara. "Diem gak?!!"
"Ooooi, abis ini jam kosong ya soalnya Bu Hanifah nggak masuk, kerjain latian soal halaman 105-110 terus kumpulin di meja guru ya."
Anak-anak langsung bersorak sorai gembira mendengar pengumuman dari Fauzi, sang ketua kelas.
"Alhamdulillah!! Ini tuh pertanda buat kita Rai." Dara menggenggam tanganku erat. "Kita bisa ke kantin pas jam kosong, dijamin nggak bakal ada orang!"
"Aduhh, iya iya, tapi kerjain dulu tugasnya."
"Ihh, orang lapernya sekarang!"
Aku mendelik. "Heh, mau dianter gak sih?"
"Yeuuuh oke oke, galak banget!"
Seperti biasa, kelas langsung chaos di jam kosong. Ada yang putar film horor pakai proyektor, ada yang main bola, ada yang ngerumpi sambil botram, pokoknya macam-macam.
Posisi kelasku ini terasing—cuma sejajaran dengan Lab. Kimia, Lab. Biologi dan Lab. Fisika, jadi dijamin tak akan ganggu kelas lain kalau berisik.
"Selesaaai, ayo kita ke kantin!"
"Oke, tapi makan di kelas aja ya." kataku.
"Siapp, lets goo."
Dara menggandeng tanganku, kayaknya dia senang banget. Aku juga sebenarnya sumpek berdiam diri di kelas terus. Tapi mau gimana lagi? Aku paling anti jadi pusat perhatian orang!
Di jam siang begini, koridor sekolah sepi sekali—yang terdengar hanya sayup sayup suara guru yang sedang menerangkan pelajaran. Sebenarnya ke kantin pas jam pelajaran itu nggak boleh, tapi kita memang suka nekat.
"Bu aku pesen batagor kuah ya, yang puedesss." kata Dara pada Bu Marni.
"Kalau aku mau indomie ayam bawang ya bu, pedes sedeng ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Love
RomantikPadahal hanya beberapa bulan Rai menjalin hubungan dengan Naren, tapi kenapa saat 7 tahun kemudian mereka kembali bertemu, perasaan itu masih ada?? ----------- Dari semua tempat di dunia, Raline tak pernah menyangka dia akan kembali bertemu dengan N...