Aku melongo saat memasuki kamar resort hotel yang bule baik tadi persiapkan secara gratis untuk kami.
Pemandangannya sungguh menakjubkan, dengan infinity pool yang menghadap ke laut, lengkap dengan jacuzzinya!
Tadi aku sempat searching di aplikasi travel, harga kamar di resort hotel ini permalamnya dibandrol 7 jutaan rupiah!! Itu pun untuk tipe ruangan yang paling murah... entahlah kamar yang ini harganya berapa.
Kamar juga sudah di dekor ala-ala honeymoon. Dengan banyak kelopak bunga mawar merah bertebaran dan handuk yang dibuat jadi bentuk angsa diatas kasur.
Aku menatap Narendra sambil tersenyum lebar. "Ini namanya rezeki anak sholehah ya Ren??"
Ia tertawa dan memelukku. "Iya, ngomong-ngomong, tadi kamu keren! Aku bangga sama kamu."
Tanganku balas memeluknya erat. "Itu beneran..?"
"Iya sayang, beneran dong, masa bohong."
Tiba-tiba air mataku kembali menggenang. "Aku cocok gak sih Ren... jadi istri kamu... secara aku teledor gini... aku takut banget malu-maluin kamu."
Narendra menggamit daguku lembut. "Ih, kok gitu ngomongnya, justru aku pingin teriak biar seluruh dunia tau kamu istriku."
Bibirku refleks mengulas senyum. "Huuu manis banget mulut kamu, latihan ngegombal sama siapa sih?"
Ia terkekeh. "Kalau sama kamu, kata-kata itu kayak meluncur begitu aja. Beneran!"
"Iya iyaa, percayaaa. Jadi makin penasaran sama isi blog kamu, deh."
"Hoo belum baca emang?"
"Belum! Tadi rencananya mau baca sambil nungguin cucian kelar... tapi yah, hp nya malah ketinggalan."
Narendra mengacak rambutku lembut. "Dasar."
"Eh, kok kamu bisa temuin aku? Emang kamu bisa buka handphoneku?"
"Nggak, aku searching aja laundry coin terdekat, terus dari situ aku jalan kaki, ngira-ngira kamu bakal jalan dan belok kearah mana." jawabnya. "Terus pas ada rame-rame, aku udah feeling ada kamu disitu."
"Ih... insting kamu emang patut diacungi jempol!" sahutku sambil kembali memeluknya. Aku sukaaaa sekali semua hal tentang cowok ini!
Tiba-tiba Narenda menggendongku dan membawaku untuk leyeh-leyeh di pool lounger diluar. Diatas kami langit sudah berwarna oranye tua. Lampu-lampu temaram sekitar resort juga sudah mulai menyala. Suara debur ombak bagai alunan musik yang menenangkan pendengarnya.
"Tau nggak, aku salah inget nama hotelnya jadi hotel Flavia! Padahal harusnya hotel Navila... pantas aja orang-orang nggak ada yang tau dimana hotelnya." ceritaku. "Dudul ya?"
Narendra hanya tertawa. "Khas Rai banget yaa."
Aku merengut dan mendongak kearahnya. "Apa? Khas begonya ya?? Huhu."
Narendra mencium dahiku lembut. "Yang aku takutin kamu kenapa-kenapa tadi." gumamnya.
Aku membalik posisi tubuhku yang awalnya memunggungi Narenda, jadi tengkurap diatas tubuhnya.
"Berat nggak aku?" tanyaku sambil menatap mata Narendra yang berjarak sejengkal.
Ia merengkuhku lebih erat. "Nggak."
"Hmm..." aku menelusuri wajahnya dengan jemariku. "Kamu ganteng, aku suka."
Ia tersenyum dan mengecupku singkat. "I love you Rai."
Mataku melebar. "Eh—i love you so much more, Ren! Dan... dan aku ngerasa beruntung banget punya kamu!"
"Sama dong, aku juga ngerasa gitu."
"Aku... aku first love kamu bukan sih?"
"First and only."
Jawabannya seketika membuatku meleleh. "Meskipun aku sempet nyoba pacaran sama orang lain, tapi kamu selalu punya tempat khusus dihati aku."
Narendra tersenyum lebar. "Rai, gombal."
Aku tertawa. "Ketularan kamu!!"
"Pas pacaran, ngapain aja Rai?"
Pertanyaannya membuatku memicing. "Chatting, jalan-jalan, nonton, makan bareng, gitu aja sih."
"Nggak sampai pelukan, ciuman?"
Aku mencubit pipinya. "Nggak ya! Aku tau batasan kali. Pernah ada yang nyoba nyosor juga langsung aku tinju mukanya sampai ungu." jawabku. "Eh!! Tapi ada tuh, om-om tentara yang seenaknya cium-cium aku di hutan."
Mendengarnya, Narendra tertawa. "Untung aku nggak kena tonjok ya."
"Sebenernya mau banget nonjok!! Tapi... kelewat syok jadi nggak kepikiran."
Tawa Narendra kembali berderai. "Maaf ya Rai, itu kebawa suasana."
Aku merengut, "Pokoknya intinya kamu first love aku, first kiss aku, first hug aku, first... itu juga nanti."
Narendra bergeming.
"Apa? Mau tanya udah selesai apa belum ya?" tembakku.
"Tuh tau."
Aku bergumam. Entah kenapa jantungku langsung berdebar-debar nggak karuan. "Kayaknya... kayaknya udah, soalnya nggak ada noda lagi dari tadi siang. Tapi aku mesti mandi dulu."
Sorot matanya langsung berubah. "Hmm ok."
"Narendra... takut ah, kamu natap aku kayak yang mau makan aku." kataku sambil beringsut menjauhinya.
Narendra tertawa dan malah mengeratkan pelukannya. "Mau aku mandiin?"
"Ih, nggak ya, aduh, kabur ah!"
"Kabur aja, nanti aku kejar."
"Emangnya film india, kejar-kejaran." sahutku, entah kenapa jadi was-was. Om-om tentara satu ini kan emang ngejar!! "Ya udah lepasin dulu, aku... aku mau mandi! Awas ya, nggak boleh ngintip!"
Haduuuuh, gimana nih, penasaran sih sama rasanya, tapi, kok aku jadi takut sendiri ya??!?
***
Jiahahahah kuatkan dirimu Rai...!!!
Part ini lanjutannya ada di karyakarsa ya, plis jan marah dan kecewa. Soalnya de wa sa, memang bakal mengangkat teman malam pertama tapi bukan yg plek cerita smut kok
Search —> kattaleyya
Atau klik link di bio ❤️
Habis ini masih post story tentang mereka beberapa bab lagi di cerita berbedaa
Thank you so so so muchhh
KAMU SEDANG MEMBACA
He Was My First Love
RomansPadahal hanya beberapa bulan Rai menjalin hubungan dengan Naren, tapi kenapa saat 7 tahun kemudian mereka kembali bertemu, perasaan itu masih ada?? ----------- Dari semua tempat di dunia, Raline tak pernah menyangka dia akan kembali bertemu dengan N...