Prolog

2.7K 172 3
                                    

SUARA adzan dzuhur lantang terdengar. Narendra cepat-cepat memasuki masjid dan duduk di spot favoritnya di samping jendela. Dibelakangnya, Adam dan Juan mengikuti.

"Duduk disini mulu sih." komentar Adam. "Gerah ah."

"Sst! Udah mau khutbah." kata Juan.

Tak lama, seorang khatib naik mimbar dan memulai khutbah Jum'at. Naren menatap keluar jendela, menunggu. Saat seseorang yang ia nantikan datang, bibirnya mengulas senyum.

Ada seorang cewek yang menarik perhatian Naren beberapa minggu kebelakang. Ia tak tahu siapa namanya, yang jelas cewek itu sungguh lucu.

Setiap jumatan, ia akan muncul membawa dua kantung kresek merah besar berisi nasi kotak, lalu membagi-bagikan nasi kotak itu pada penjual kaki lima di sekitaran Masjid.

Jum'at lalu, cewek itu tak sengaja menumpahkan satu nasi kotak diatas dagangan seorang ibu penjual mainan. Naren memerhatikan saat cewek itu terlihat panik dan langsung memborong semua mainan yang terkena makanan, padahal ibu itu sudah menolak dan berkata 'nggak apa-apa neng' berulang kali.

Jum'at dua minggu lalu, cewek itu tersandung pembatas jalan dan menabrak seorang ibu penjual tahu bulat sampai keduanya jatuh tersungkur di jalan. Cewek itu meminta maaf berulang kali sambil membantu ibu penjual tahu kembali berdiri, sementara beliau tertawa ngakak karena mereka terguling dengan begitu dramatis di jalan.

Satu hal yang Naren sadari adalah, cewek itu benar-benar ceroboh. Jadi saat Jum'at ini ia berhasil membagikan nasi kotak tanpa harus jatuh, Naren ikut tersenyum lega. Ia memerhatikan wajah cewek itu yang mengobrol akrab dengan para ibu penjual kaki lima, rambutnya yang selalu diikat satu tampak sedikit berantakan. Naren merasa, senyum cewek itu sungguh cantik.

Tiba-tiba Adam menyodorkan layar handphonenya ke depan wajah Naren.

Namanya Raline, anak 11 IPA 7, mau kenalan?

Naren menatap Adam dan Juan yang mesem-mesem disampingnya. Ia meraih handphone Adam dan mengetik.

Mau, kenalin ya.

Tak lama, khutbah selesai dan sholat Jum'at dimulai. Dalam hati, Naren tak dapat berhenti memikirkan tentang cewek itu.

Namanya Raline...

Nama yang sungguh cantik, secantik orang yang memilikinya.

***

He Was My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang