Extra Ch - Honeymoon Disaster 1

906 105 9
                                    

Masih gamon sama RenRai coupleeee hehe
Enjoy this story, jangan lupa vote dan comment yaa ❤️

***

"Koperku... ketinggalan..."

Aku menatap takut Narendra yang balas menatapku cengo, kemudian, ia menghela napas.

"Nggak apa-apa, nanti kamu beli baju baru aja di Bali." katanya sambil menggenggam tanganku. "Ayo."

Dengan langkah gontai aku mengikutinya untuk masuk ke bandara. Sebentar lagi pesawat kami akan boarding, sudah tak mungkin lagi untuk kembali ke rumah dan mengambil koper sialan itu.

Bisa-bisanya aku meninggalkan koper itu begitu saja! Padahal semua barangku disana! Jadilah aku hanya membawa tas slempang yang berisi handphone dan dompetku saja. Dasar aku ceroboh!

Aku menggigit bibir, menahan tangis. Pagi ini, aku dan Narendra akan pergi ke Bali, kami sudah mengambil cuti selama 3 hari kedepan untuk honeymoon. Tapi belum apa-apa, aku sudah membuat semuanya kacau. Bencana ini dimulai dari aku yang bangun kesiangan karena semalaman sibuk packing—juga Narendra yang ketiduran selepas sholat shubuh.

Untungnya, kami nggak ketinggalan pesawat!

Aku duduk di kursiku sambil melamun, menatap ke pemandangan awan diluar jendela, mengutuki kebodohanku.

"Kenapa, Rai, kepikiran koper ya?" tanya Naren sambil mengenggam tanganku lembut.

Aku menoleh kearahnya dan mengangguk. "Maaf ya... aku ceroboh..."

Ia tersenyum lebar. "Nggak apa, lagian aku juga salah tadi nggak ikut ngecek barang. Yah, namanya buru-buru."

Bibirku melengkung ke bawah, berusaha menahan tangis yang akhirnya luruh juga.

"Eh, eh, kenapa? Kok nangis..."

"Kamu pasti kesel kan sama aku?"

"Engga sayang, nggak kesel kok, suer." Narendra menghapus air mata di pipiku dengan telunjuknya.

"Tapi aku kesel!" desisku. "Aku tuh, memang ceroboh daridulu."

Narendra nyengir. "Kalau soal itu aku tahu." katanya sambil menggenggam erat tanganku. "Udah, nggak apa-apa, habis ini kan, kita mau liburan, jangan nangis ya, cup cup."

Aku menyandarkan kepalaku di bahunya sambil memeluk lengannya erat. Untungnya... si ceroboh ini punya suami yang sabar!

***

Pesawat landing di Bali pukul 11 kurang. Karena semua barangku tertinggal, kami memutuskan untuk ke Mall sebelum check-in hotel.

Aku menyuruh Naren untuk duduk menunggu di sebuah coffee shop sebrang department store selama aku belanja, bukan apa-apa, aku takut membuatnya bosan dan kesal. Selain ceroboh, kekuranganku yang lain adalah plin-plan, jadi aku pasti lama dalam memutuskan baju mana yang harus kubeli!

Ugh. Nyesek banget rasanya, padahal aku sampai bergadang untuk mix n match saat packing baju kemarin!

Aku menatap dua blus yang sedang aku genggam di tangan kanan dan kiri, yang satu berwarna pink, satu lagi baby blue, keduanya berbahan katun dengan cutting simple sesuai seleraku, yang mana ya yang lebih bagus..? Apa kucoba aja dua-duanya?

"Yang pink aja, kamu cantik pakai pink."

Suara Narendra yang tiba-tiba terdengar membuatku terperanjat. Aku menyubit pinggangnya pelan.

"Permisi dulu bisa?? Jantungan aku."

Dia cengengesan.

"Udah ngopinya? Kok bentar?" tanyaku.

He Was My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang