14

296 57 5
                                    

"Yeoboseyo?"

"Seulgi.. hiks hiks yeogi illowa jeball" terdengar suara Gyuri yang sedang menangis memintanya datang ke apartemennya.

"Noona? Gwenchana?" kata Seulgi sedikit panik mendengar tangisan Gyuri. Gyuri tidak menjawab dan hanya terus menangis. Tanpa berpikir panjang, Seulgi mematikan panggilan tersebut dan segera melajukan mobilnya ke apartemen Gyuri.

Sesampainya di apartemen Gyuri, Seulgi langsung masuk dengan menekan passwordnya. Dia disambut oleh sekretaris Kim yang sedang menyeduh minuman hangat di dapur.

"Apa yang terjadi?" tanya Seulgi.

"Nyonya bertengkar hebat dengan suaminya di rumah. Beliau sekarang berada di kamarnya, masuklah, saya sedang membuat minuman hangat untuk beliau" jawab sekretaris Kim.

Ceklek...

Begitu Seulgi membuka pintu kamar, dia disuguhkan dengan penampilan Gyuri yang berantakan dengan wajah merah sembab sehabis menangis. Gyuri yang menyadari kedatangan Seulgi bangun dari posisi tidurnya lalu merentangkan tangannya meminta Seulgi mendekat dan memeluknya.

"Seulgi" Gyuri langsung memeluknya erat dan kembali menangis.

"Sssttt gwenchana?" tanya Seulgi mengusap punggung Gyuri untuk menenangkannya.

"Dia memukulku Seulgi" adu Gyuri membenamkan wajahnya di leher Seulgi.

"Kau tidak harus menceritakannya sekarang, tenangkan dirimu dulu" kata Seulgi tidak menghentikan usapan tangannya.

Tok tok

"Saya membuatkan minuman hangat untuk nyonya, silahkan diminum" kata sekretaris Kim.

"Letakkan saja dulu di situ" kata Seulgi.

"Saya akan menunggu di luar, permisi" kata sekretaris Kim lalu keluar dari kamar.

Seulgi lalu sedikit merenggangkan pelukan Gyuri lalu mengambil cangkir dan memberikannya pada Gyuri.

"Minumlah dulu, nanti kalau dingin tidak enak" kata Seulgi namun Gyuri menggeleng lalu kembali memeluk Seulgi erat.

"Gyuri-ah"

Mendengar Seulgi hanya memanggil namanya tanpa embel-embel noona membuat Gyuri merenggangkan pelukannya dan menatap Seulgi. Dia tau ketika Seulgi sudah menunjukkan sisi dominannya dia tidak akan bisa menang.

"Minumlah" kata Seulgi tersenyum tipis sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Gyuri. Gyuri menurutinya dan meminum dua teguk teh chamomile hangat tersebut.

"Tidurlah, kau butuh istirahat" kata Seulgi.

"Kau akan di sini menemaniku kan?" tanya Gyuri menangkup wajah Seulgi. Seulgi ingin menjawab tidak, namun dia sadar kondisi mental Gyuri sedang tidak baik, akhirnya Seulgi mengangguk mengiyakan.

"Aku di sini, tidurlah" kata Seulgi sambil membenarkan tali baju tidur Gyuri yang melorot.

Gyuri mengusap rahang Seulgi dan menatap Seulgi dalam. Dia mengecup bibir Seulgi beberapa kali. Seulgi menerimanya namun tidak berniat membalas ciuman Gyuri. Dia mengingat Irene, namun dia belum ingin Gyuri tau dalam kondisi seperti ini, setidaknya untuk sekarang.

Seulgi akhirnya membaringkan tubuhnya dan Gyuri langsung memeluknya, menyamankan tubuhnya dalam pelukan Seulgi.

"Seulgi" panggil Gyuri tanpa mendongak.

"Hmm?" jawab Seulgi lembut.

"Saranghae" kata Gyuri.

Seulgi terdiam. Ini adalah ungkapan cinta Gyuri yang pertama kali untuknya. Biasanya, Gyuri hanya akan mengatakan dia menyukainya atau menyayanginya. Tidak, Seulgi terdiam bukan karena dia senang mendapat ungkapan cinta dari Gyuri, dia diam karena dia tidak tau harus menanggapi seperti apa. Perasaan yang dirasakan Seulgi untuk Gyuri hanyalah rasa nyaman, bukan suka bahkan cinta, dan itu tidak pernah berubah dari awal mereka bertemu.

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang