31

238 69 22
                                    

Suara kecupan memasuki telinga Irene membuatnya terbangun karena merasakan geli di bagian perutnya. Perlahan Irene membuka matanya dan tersenyum saat melihat Seulgi sedang mengecupi kulit perutnya tanpa henti. Perlahan tangannya terulur mengusap kepala Seulgi membuat Seulgi menghentikan ciumannya dan mendongak.

"Good morning" sapa Seulgi tersenyum.

"Morning. Apa yang kau lakukan?" tanya Irene dengan suara serak bangun tidurnya.

"Menyapa anak kita?" jawab Seulgi dengan wajah polosnya membuat Irene terkekeh gemas.

"Kemarilah, aku juga ingin di cium" kata Irene. Seulgi segera merangkak ke atas dan melumat bibir Irene.

Tubuh mereka masih sama-sama telanjang setelah tadi malam menyalurkan rindu satu sama lain. Karena hari ini libur, Irene memutuskan untuk menginap di rumah Seulgi karena tidak ingin berjauhan dengannya.

"Mual?" tanya Seulgi setelah melepaskan ciumannya.

Irene menggeleng dan kembali melumat bibir Seulgi. Perlahan lumatan tersebut berubah menjadi penuh nafsu. Tangan mereka saling menyentuh tubuh masing-masing. Ciuman Seulgi turun ke leher Irene, mengecup setiap jengkal kulitnya membuat Irene mendesah. Seulgi menghisap belahan dada Irene dan meninggalkan tanda cintanya meskipun kedua payudara Irene sudah penuh dengan bekas kemerahan hasil perbuatannya semalam.

Irene meremas rambut Seulgi menekan kepalanya seolah tidak mengijinkan Seulgi untuk berhenti.

"Ah ngghh Seul ah" desah Irene saat Seulgi mengulum putingnya yang sudah mengeras. Tangan Seulgi tidak berhenti meremas payudara Irene membuat Irene kegelian.

Setelah puas memainkan payudara Irene, ciuman Seulgi turun ke perutnya. Seulgi mencium lembut seluruh sisi perut Irene seolah dia takut sesuatu yang berharga di sana kesakitan. Tangannya perlahan melebarkan paha Irene dan mengusap kemaluan Irene yang sudah basah.

"Kau sangat cantik Joohyun-ah" bisik Seulgi saat wajahnya berhadapan langsung dengan kemaluan Irene.

"Sayang please.." mohon Irene karena dirinya sudah tidak tahan. Entah karena dirinya memang sangat merindukan Seulgi atau memang hormon kehamilannya yang meningkat, Irene seolah tidak pernah puas akan sentuhan Seulgi.

Tanpa membuang waktu, Seulgi segera menjilat dan menghisap bibir kemaluan Irene. Seulgi memainkan lidahnya pada klitoris Irene membuat Irene mendesah tak karuan akan kenikmatan yang Seulgi berikan. Seulgi memasukkan jari tengahnya kemudian menggerakkannya tanpa melepaskan hisapan mulutnya.

"Seulgiih! Nnghh ah ah emmh sa-sayang" Irene mendesah, tangannya mencengkram erat sprei di bawahnya. Satu hisapan kuat dari bibir Seulgi membuat Irene akhirnya mendapatkan orgasme pertamanya di pagi ini.

Seulgi merangkak naik sambil perlahan menciumi seluruh tubuh Irene. Irene memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Seulgi. Perlahan Irene membuka matanya dan wajah tersenyum Seulgi di hadapannya membuatnya ikut tersenyum.

"Gwenchana?" tanya Seulgi.

Irene mengangguk kemudian mengalungkan kedua lengannya di leher Seulgi. Bibir mereka kembali saling melumat dan Irene sedikit berteriak tertahan saat Seulgi sudah memasukkan kemaluannya di dalamnya. Perlahan Seulgi menggerakkan pinggulnya tanpa melepaskan ciumannya, dia menyangga tubuhnya dengan kedua sikunya agar tidak menimpa tubuh Irene.

"Aku mencintaimu, Hyun" bisik Seulgi di depan bibir Irene. Irene tidak kuasa membalas ungkapan cinta dari Seulgi. Dirinya terfokus pada kenikmatan yang diberikan oleh Seulgi.

Seulgi menenggelamkan wajahnya di leher Irene dan menambah tempo gerakan pinggulnya. Kedua tangan Irene mendekap erat tubuh Seulgi, tidak ingin hangat tubuh Seulgi menjauh darinya.

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang