23

332 67 7
                                    

Selama dua minggu ini Irene mendapatkan shift malam berturut-turut. Hal ini tentu saja membuat intensitas kebersamaan mereka berkurang. Di pagi hari Seulgi menjemput Irene pulang setelah itu baru berangkat bekerja. Sedangkan di waktunya pulang bekerja, dia mengantarkan Irene berangkat ke rumah sakit. Otomatis waktu kebersamaan mereka hanya bisa berlangsung di sore menjelang malam. Tidak jarang mereka menghabiskan waktu dengan makan malam bersama.

"Sayang berhentilah memberiku wajah cemberut seperti itu" kata Irene saat sedang makan bersama Seulgi di sebuah kedai di dekat rumah sakit.

"Jinjja aku benar-benar tidak suka kau mendapatkan shift malam" kata Seulgi setelah menelan makanannya.

"Bersabarlah, kau harus bersyukur aku hanya mendapat shift malam selama dua minggu bukan sebulan" jawab Irene.

"Lagipula kita masih bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini sebelum shiftku mulai" tambahnya.

"Tapi ini menyebalkan sayang. Kau selesai bekerja saat aku harus berangkat, dan mulai bekerja saat aku sudah pulang" gerutu Seulgi setelah menghabiskan semangkok jjampong.

"Mau bagaimana lagi, kau berkencan dengan perawat bukan karyawan kantoran" jawab Irene mengusap sudut bibir Seulgi.

"Arraseo.." jawab Seulgi menghela napasnya.

Irene tersenyum gemas dengan tingkah kekasihnya yang tidak mau jauh darinya. Seketika dia mengingat sesuatu dan muncul ide yang mungkin akan membuat Seulgi berhenti menekuk wajahnya.

"Ah majja, minggu depan peringatan hari meninggalnya appa, apa kau mau menemaniku mengunjungi appa? Setelah itu kita bisa berlibur sebentar, aku akan mengambil cuti satu hari" tanya Irene.

"Eo jinjja? Geurae kajja mengunjungi makam ayahmu. Setelah itu kita bisa berlibur di pinggiran kota yang tenang dan jauh dari kebisingan, otte?" tanya Seulgi tersenyum.

"Geurae, kajja pergi bersama" jawab Irene ikut tersenyum.

Setelah itu Irene melanjutkan menghabiskan makanannya dan Seulgi memeriksa ponselnya yang berdenting.

"Igo, Wendy ingin main ke rumah" kata Seulgi menunjukkan pesan dari Wendy yang berkata akan ke rumahnya setelah ini.

"Baguslah, Wendy bisa menemanimu. Setidaknya malam ini kau tidak perlu merengek padaku karena kesepian" jawab Irene terkekeh membuat Seulgi berdecih.

"Aku tidak merengek, aku hanya merindukan kekasihku" balas Seulgi memajukan bibir bawahnya.

"Arraseo arraseo berhentilah bertingkah menggemaskan seperti itu" kata Irene mengapit hidung Seulgi dengan kedua jarinya.

Setelah selesai makan, Seulgi mengantarkan Irene ke rumah sakit lalu pulang ke rumahnya karena Wendy berkata sudah dalam perjalanan ke rumahnya.

.
.

Beberapa menit kemudian Seulgi sampai di rumah dan tak berselang lama mobil Wendy pun tiba.

"Yo KangSseul!" sapa Wendy.

"Masuklah Wen" kata Seulgi mempersilahkan.

"Apa Irene-ssi masih tugas shift malam?" tanya Wendy melepaskan coatnya lalu duduk di sofa.

"Eoh, kalau tidak sudah pasti aku akan mengusirmu sekarang" jawab Seulgi mengambil dua kaleng bir dari kulkas.

"Eyy, kasar sekali" cibir Wendy menerima kaleng bir dari Seulgi.

"Wae? Kenapa tiba-tiba ke sini?" tanya Seulgi menyesap birnya.

"What? Apa aku harus punya alasan dulu untuk mengunjungimu sekarang?" kata Wendy melirik kesal pada Seulgi.

Heal MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang