17. Picnic

311 41 9
                                    

"SETRESSS-- KALO ITU KECEPETAN!!!"

Seonghwa memukuli lengan Hongjoong sambil mendengus kesal, "Minimal resmiin dulu ini, kita mau dibawa kemana."

"Ya itu, mas mau nikahin kamu. Itu udah resmi kan?" Sahut Hongjoong.

Gila. Ada gila-gilanya manusia yang satu ini. Batin Seonghwa sambil menggelengkan kepalanya heran.

Bagaimana bisa seorang dosen tidak mengerti kalimat yang sangat mudah? Maksud dari kalimatnya, Seonghwa meminta kejelasan hubungan nya dengan Hongjoong yang masih menggantung itu, bukan minta dinikahin. 

Buat apa tusbol yang kemarin kalo tidak ada hubungan apa-apa, wettssss...

"Ini ceritanya kamu minta diseriusin? Tapi ga mau dinikahin?" Seonghwa mengangguk cepat. Hongjoong terkekeh kecil, tangannya terulur untuk mengusak rambut Seonghwa,

"Kalau gitu, memang sudah waktunya bilang hal ini ke kamu. Mas sudah meminta izin perihal hubungan kita pada kakekmu, saat mengantarnya ke terminal. Kakekmu mengizinkan apabila mas memang ingin serius dengan kamu, Sagara. Mas juga membuat banyak sekali perjanjian dengan kakekmu,"

Mungkin, inilah yang di maksud oleh Seonghwa tadi.

Jemari Hongjoong meniti tangan Seonghwa perlahan. Dua pupil Hongjoong masih setia mengagumi wajah manis Seonghwa yang mulai memerah. 

"Mas berjanji pada kakekmu, mas akan menjaga kamu dengan sangat baik dan tidak akan pernah menyakitimu, sedikit pun. Mas juga berjanji akan menyayangi kamu dengan sepenuh hati, dengan seluruh jiwa raga. Karena mas sadar, selama ini mas sudah sangat mencintaimu, lebih dari apapun.

So... Will you start over the journey with me, Sagara?"

Bibir Seonghwa melengkung ke bawah dengan matanya yang berkaca-kaca, penuh dengan haru kebahagiaan. Hongjoong se-serius itu dengannya. Meskipun mereka belum kenal terlalu lama, tapi entah kenapa cinta mereka tumbuh begitu pesatnya.

Banyak sekali perubahan di antara mereka -- tentu keduanya menyadari hal itu, meskipun tak sebegitu tampak bagi mereka saking sat-set nya si Hongjoong memepet si pujaan hati.

Ya, sekali lagi, orang belum apa-apa sudah di tusbol duluan...

OKE, CUKUP. KITA BALIK KE CERITA.

Jujur, Seonghwa sangat terenyuh dengan apa yang dilakukan Hongjoong. 

Bahkan mantan-mantan nya yang sebelumnya tak pernah melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Hongjoong, yaitu meminta izin kepada sang kakek -- wali satu-satunya. Apalagi si bajingan yang sekarang masih mendekam di sel tahanan sementara, menunggu jadwal pengadilan.

Sepele memang, tapi entah kenapa Seonghwa merasa lebih percaya pada orang tersebut, karena secara tidak langsung orang itu memberikan kepercayaan bagi Seonghwa, kakeknya, dan tentunya menentukan nasib bagaimana hubungan mereka akan berjalan kedepannya. 

Seonghwa beringsut mendekat ke Hongjoong dan memeluk lelaki yang lebih tua dengan erat, begitu erat seolah tak ingin melepaskannya. Seonghwa mendongakkan kepalanya sambil menarik kepala Hongjoong mendekat. 

Bibir mereka bertemu, ciuman yang hangat, tak ada tuntutan apalagi nafsu diantara mereka.

Ketika tautan bibir terlepas, keduanya tertawa hangat dan saling memeluk satu sama lain. Hongjoong terus mengecupi pucuk kepala yang lebih muda sementara Seonghwa semakin mendusalkan dirinya ke dalam pelukan yang lebih tua.

Jawabannya belum ada, tapi Hongjoong sudah tahu Seonghwa menerimanya.

Saat ini juga, Seonghwa ingin sekali meneriakkan pada dunia, bahwa Hongjoong lah orang yang ia cari selama ini. 

Love Shaker {JoongHwa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang