18. Sidang

161 26 0
                                    

Pukul 12 siang, mereka berempat menggelar karpet piknik di sebuah lapangan rumput luas. Banyak keluarga lain yang juga menggelar tikar, memakan bekal mereka masing-masing. Beberapa anak-anak juga bermain kejar-kejaran, meniup gelembung, dan berbagai permainan lainnya. Termasuk Devon dan Danica, mereka tengah bermain kejar-kejaran sambil membuat balon gelembung.

Sementara itu, Seonghwa menggelar tikar dan mengeluarkan bekal-bekal yang ia siapkan di rumah. Apalah, ia tak sempat menyiapkan bekal. Seonghwa memasukkan semua makanan ringan yang ada di rumah, memotong buah yang tersisa di kulkas, dan juga membawa sisa ayam kentucky tadi malam.

Untungnya, Hongjoong tidak mempermasalahkan. Meskipun Seonghwa sudah sepenuhnya pulih, ia tidak mau memberatkan Seonghwa dulu. Termasuk membawa Seonghwa ikut piknik ke kebun binatang, ini semua Hongjoong lakukan agar pikiran Seonghwa tidak terbebani masalah persidangan yang akan dilaksanakan 3 hari lagi.

"Mas, mau makan sekarang apa nanti?" Hongjoong yang tadinya melamun langsung tersadar. Seonghwa menanti jawabannya sambil menunjukkan piring berisi nasi dan sepotong dada ayam kentucky.

"Taruh disitu dulu sayang. Mas mau nyelesaiin ngelipet stroller anak-anak, terus cuci tangan dulu." Jawab Hongjoong sambil meneruskan pekerjaannya -- melipat stroller yang tadi dipakai oleh si kembar.

Seonghwa meletakkan piring Hongjoong di atas ice box agar serangga tidak mengerubungi nya. Berturut ia menyiapkan makan siang Devon dan Danica. Karena si kembar masih sibuk bermain dan Hongjoong yang sibuk merapikan stroller, Seonghwa memilih untuk makan duluan. Ia makan sambil menikmati pemandangan sekitar, tak jarang mengomeli Devon dan Danica apabila mereka bermain terlalu jauh. 

"Cantik~ Makan sendirian aja nih? Gandengannya mana?"

Lirikan tajam Seonghwa membuat Hongjoong kicep. Lelaki itu langsung duduk dan melahap makanannya tanpa ada kata-kata keluar dari bibirnya. Tak lupa ia memanggil anak-anaknya untuk makan siang sebelum lanjut main dan berkeliling kebun binatang. 

"Bukannya ini ayam semalam ya? Emang masih boleh di makan?" tanya Danica sambil menunjuk ayam yang ada di piringnya. "Tidak apa-apa sayang, kan sudah dihangatkan tadi." jawab Seonghwa. Ia menyodorkan piring kepada Devon dan Danica. 

Keempatnya makan dengan lahap, sambil sesekali bercanda. Hongjoong tersenyum lebar melihat Seonghwa yang begitu akur dengan kedua anaknya. Kedua anaknya pun amat nyaman berada di dekat Seonghwa. Inilah yang Hongjoong cari selama ini. 

Keinginan nya sangat sederhana tapi yang di masa lalu tak bisa melakukannya. Ia butuh orang yang bisa meluangkan waktu untuk keluarga, bukan orang yang menelantarkan keluarganya demi keegoisan diri sendiri, atas nama meringankan beban ekonomi keluarga.

Hongjoong sebenarnya tak memiliki masalah jika pasangannya ingin bekerja -- itu hak mereka, tapi setidaknya ada waktu yang bisa dihabiskan dengan keluarga. Toh membangun rumah tangga tujuannya adalah membuat keluarga yang hangat dan harmonis. 

Yang dibutuhkan adalah waktu dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga, apa gunanya jika tak ada keduanya?

Sementara itu, Seonghwa mencukupi segala kekosongan itu, meskipun ia hanyalah pengasuh bagi si kembar. Karena itulah Hongjoong makin jatuh kedalam jerat pesona pria yang lebih muda 13 tahun darinya itu. Hongjoong tak peduli tanggapan apapun dari orang sekitarnya kalau ia memacari seorang lelaki yang jauh lebih muda.

Karena Seonghwa lah yang ia cari selama ini. Paket lengkap pula, bagaimana Hongjoong bisa menolak nikmat duniawi ini?

Lagi-lagi Hongjoong amat bersyukur menemukan Seonghwa di hidupnya, meskipun semua masih rumit. Apalagi sidang perkara Chris akan dilaksanakan 3 hari lagi.

Hongjoong sangat berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja setelah ini. Tak ada lagi perihal runyam dalam kehidupan barunya bersama Seonghwa.

Semoga.

~~~

Kaki Seonghwa tak bisa diam, kesepuluh jari meremas paha nya cemas. Hari ini adalah hari diselenggarakan nya sidang pengadilan Chris. Lelaki itu akan ditetapkan hukumannya hari ini.

Ia kini menunggu diluar setelah memberikan kesaksian. Jujur, dirinya tidak kuat dengan aura yang ada di sekitar Chris, mengintimidasi begitu kuatnya. Apalagi setiap melihat wajah Chris, ia selalu terbayang dengan semua yang terjadi di malam itu. Juga kehadiran keluarga Chris, termasuk sang kakek yang merupakan rektor dari kampus nya, membuat badan Seonghwa makin panas dingin.

Seonghwa kemudian meminta keringanan kepada hakim untuk menunggu hasil pengadilan di luar ruangan sidang. Sang hakim yang awalnya keberatan kemudian mengizinkan setelah Seonghwa menyatakan semua kesaksian nya sebagai korban.

Dada Seonghwa naik turun tak beraturan, napasnya tersendat-sendat menahan tangis. Ia tak tahu perasaan apa yang harus ia keluarkan dari dirinya. Chris akan dihukum. Haruskan dirinya merasa senang? Atau sedih? Atau marah? Atau malah takut?

Seonghwa mengusak kepalanya frustasi. Sampai seseorang datang dan mengusap punggungnya pelan. Dari cara seseorang itu mengusap punggungnya, Seonghwa langsung tahu kalau itu adalah Hongjoong.

"Sidangnya sudah selesai. Kita menang. Kamu nggak akan bisa ketemu Chris lagi dalam beberapa tahun~"

"Kenapa?" Tanya Seonghwa. Hongjoong tersenyum, "Hukumannya 10 tahun penjara, ditambah 3 tahun masa percobaan, dan denda-- Tapi mas gak dengar berapa. Ini semua karena kamu dan korban lain mention kasus aborsi lama nya dan juga kekerasan yang dilakukan kepada para mantan kekasihnya.

Kamu dan 3 wanita itu mendapatkan kompensasi dari keluarga Chris, sebagai permintaan maaf~"

Seonghwa menunduk. Ia lega sekali bahwa hukuman yang didapat oleh Chris sesuai dengan yang dibayangkan olehnya selama ini. Tapi ia merasa ada yang kurang dari semua ini, yang paling penting diatas semuanya,

"Aku tidak ingin uangnya, mas. Aku cuma ingin Kak Chris minta maaf padaku--" cicit Seonghwa. "Tapi dia melukaimu selama ini, maaf saja tidak cukup. Harusnya dia dihukum pancung!" Geram Hongjoong.

"Aku tahu. Aku juga lega hukumannya sesuai yang ku bayangkan, aku juga lega aku mendapat kompensasi dari semua kerugian fisik yang ku dapat. Tapi aku juga butuh kompensasi mental yang sudah dihancurkan olehnya selama ini, yaitu permintaan maaf.

Mungkin bagi orang lain akan kurang. Tapi permintaan maaf itu cukup bagiku, pun kami tak akan pernah bertemu lagi setelah ini."

Hongjoong menghembuskan napasnya, ia memilih tak menjawab dan menarik Seonghwa untuk berdiri dan berjalan mengikutinya menuju parkiran.

"Pak tunggu sebentar!" Hongjoong memberhentikan kerumunan orang yang hendak menuju ke mobil tahanan. Chris diborgol dan dirangkul oleh beberapa polisi, mereka langsung berhenti begitu Hongjoong memanggil.

Hongjoong maju dan berusaha meraih kerah baju Chris, "Minta maaf pada Sagara, bajingan!" seru Hongjoong. Polisi-polisi yang merangkul Chris berusaha menepikan Hongjoong.

Namun begitu melihat korban -- Seonghwa, berjalan ragu-ragu mendekati Chris, semua orang menepi dan membuat jalan untuk Hongjoong dan Seonghwa.

"Ayo minta maaf!" Seru Hongjoong -- lagi. Chris masih menatap Hongjoong sinis. Bahkan ia berani memalingkan wajahnya, seakan menolak permintaan Hongjoong. "Saya bilang MINTA MAAF, KAU BAJINGA--"

"Gua nggak mau minta maaf ke lu, Mas Haidaar." Sahut Chris dengan tenangnya. Dengan kasar ia menarik tangannya agar lepas dari rangkulan polisi dan berjalan pelan menghampiri Seonghwa.

"Sagara~ Sayang--" . "Don't call me like that." Tegas Seonghwa. Suaranya gemetar, Seonghwa bahkan tak mampu menatap Chris yang kini mengangkat kedua tangan nya yang terborgol untuk mengelus wajahnya yang penuh dengan keringat cemas.

"You know I hate to say this when we are still together, but... Maafkan semua kesalahan ku selama ini. I didn't know I would hurt you that much, tapi aku selalu mencintaimu dan menyayangimu lebih dari apapun. Jadi maafkan aku ya?"

Seonghwa terdiam, ia menghela napas sebelum mengangkat kepala nya dan menatap Chris dengan serius, "Aku tidak akan pernah bisa menerima permintaan maaf dari mu, kak. Tapi terimakasih sudah meminta maaf atas semua kesalahan mu kemarin. Jaga diri,

and, rot in the jail."

- To Be Continued -

Love Shaker {JoongHwa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang