19. Devon

361 49 5
                                        

"Siapa yang mau ikut kakak belanja???"

Ada enam pasang tangan terangkat ketika Seonghwa bertanya. Tangan Danica, Devon, dan-- tangan Hongjoong. Alis Seonghwa tertaut, perasaan ia daritadi hanya bertiga dengan si kembar di kamar, darimana datangnya lelaki yang masih mengangkat tangannya dengan antusias itu?

"Yaudah, Devon sama Danica siap-siap dulu ya~" Dua bocah tadi langsung balik kanan dan berlarian menuju kamar. Sementara itu, Hongjoong menunjuk dirinya sendiri, "Mas nggak perlu siap-siap nih?"

Seonghwa tersenyum, "Iya boleh. Siap-siap sana,

Siap siap ku kepret."

"Jahat sekali," Cibir Hongjoong. "Memangnya tidak mau diantar sama mas? Terus mau sama siapa kamu?" Tanya Hongjoong.

"Ada yang namanya transportasi umum ya sayang~" ucap Seonghwa sambil mencubit pipi Hongjoong, "Nggak. Mau itu pakai mobil sendiri atau mau pakai angkutan, tetap mas yang antar. Mas hari ini udah libur kok."

Seonghwa mendecak kesal, dia kan ingin me time meskipun membawa si kembar. Tapi ia lupa kalau ayah dari si kembar sekarang merupakan kekasihnya. Kemanapun anak-anak nya pergi, kemungkinan besar ia pasti akan menemani -- kalau nggak sibuk katanya.

"Yaudah deh, sana siap-siap. Cepetan!"

"Siap cintaku~"

•••

Hari ini, Seonghwa mengajak belanja karena bahan-bahan di dapur sudah habis semua. Awalnya mereka hendak pergi berbelanja sepulang dari kebun binatang kemarin. Namun saat diperjalanan pulang, si kembar tantrum karena kelelahan. Seonghwa dan Hongjoong yang sama-sama lelah ikutan tantrum, yang mana berakhir dengan keduanya yang tak berhenti adu mulut selama perjalanan pulang.

Akhirnya mereka memutuskan untuk langsung pulang saja, tidak mampir kemana-mana. Mood mereka berempat sudah hancur berantakan. Daripada makin chaos, bukankah lebih baik menundanya terlebih dahulu?

"Mas setelah selesai belanja langsung ke cafe ya? Nanti kalian nyusul saja malamnya, sekalian makan di luar." . "Iya. Tapi jemput ya~" rengek Seonghwa.

Hongjoong melirik tajam mendengar rengekan manja sang kekasih, "Tadi siapa yang bilang bisa naik angkutan umum?" Celetuk Hongjoong. Seonghwa tak menjawab, lama-lama ia kesal juga dengan Hongjoong -- meskipun itu salah dia juga.

Ayo pikir-pikir lagi Seonghwa, seumur hidup itu lama.

BERCANDA.

"Totalnya 3 juta 400 ribu rupiah kak."

Seonghwa menengok ke Hongjoong sambil menunjuk ke arah kasir. Hongjoong melongo, ia menggeleng kecil.

Apa saja yang Seonghwa dan anak-anak nya beli sampai memunculkan angka 3 dengan enam buah angka lagi dibelakangnya. Tangannya merogoh kedalam tas dan mengambil sebuah kartu dari dalamnya, "Pakai kartu saja mbak,"

Kartu dari tangan Hongjoong diterima oleh si mbak kasir dengan senyuman ramah. Senyuman Seonghwa makin lebar mengingat kalau sekarang dirinya punya ATM berjalan, nasabah prioritas pula.

Alah... Memang senangnya hati ini ketika punya pacar yang sudah mapan.

Berbanding terbalik dengan Hongjoong yang berwajah masam. Nggak masalah sih duitnya habis, toh hal itu buat pasangan nya senang. Tapi...

Tangan Hongjoong mencolek pinggang Seonghwa sambil tersenyum miring. Ditariknya pinggang Seonghwa mendekat dan berbisik, "Ini semua nggak gratis ya sayang~ 3 juta 400 buat sex 3 jam, 4 gaya.

Deal?"

•••

"Uhuk-uhuk... Uhuk..."

Love Shaker {JoongHwa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang