20. Come back

153 26 5
                                    

Warning : Harsh words

•••

Danica menumpukan kepalanya di meja makan. Dihadapan nya, ada semangkuk bakso yang enggan ia sentuh sedari tadi, "Kenapa bakso nya nggak dimakan? Danica nggak suka bakso?" Tanya Seonghwa sambil mengusap kepala bocah perempuan itu.

"Suka, suka sekali. Tapi perut Danica nggak enak." Keluh Danica. Seonghwa langsung berdiri dan memeriksa keadaan Danica. Tak ada masalah, gadis itu tidak apa-apa.

Sedetik kemudian, Seonghwa tersadar. Danica adalah kembaran Devon, mungkin saja perkataan orang tentang anak kembar yang saling terhubung itu benar. Bila seorang sakit, kembarannya pasti akan ikut merasakannya.

"Yaudah, Danica mau makan yang lain saja? Mau bubur?" Danica mengangguk mendengar tawaran Seonghwa. Jika bakso terasa berat untuk perutnya, mungkin bubur akan terasa lebih baik.

Seonghwa segera merogoh ponselnya dan memesan bubur langganannya lewat WhatsApp. Untung saja masih buka, "Tunggu dulu ya. Makanannya akan datang 10 menit lagi,"

Danica tak menjawab, ia turun dari kursi dan memeluk Seonghwa erat-erat, "Aduh, anak manis nya kakak. Kita terus doakan Devon ya, biar cepet sembuh. Biar Devon bisa main lagi dengan Danica." Ucap Seonghwa sambil menggendong Danica.

Gadis cilik dalam gendongannya di ayun-ayun pelan, sesekali tangan Seonghwa menepuk-nepuk punggung Danica. Seonghwa sangat suka ketika anak-anak menempel padanya, itu artinya mereka menyukai bonding dengan Seonghwa.

Tapi setiap yang menempel anak-anak Hongjoong, semua terasa berbeda. Entah kenapa terasa lebih hangat di hatinya. Apakah karena mereka anak-anak kekasihnya dan ia merasa bahwa si kembar adalah anaknya juga?

Yaa... Tidak ada yang menyangka kalau dia akan memiliki pasangan seorang duda dengan dua anak. Bagaimana pun juga ia harus bonding dengan si kembar agar selalu nyaman di dekatnya.

"Mama--"

Glekk...

Susah payah Seonghwa menelan ludah nya. Tidak mungkin Danica memanggil lelaki seperti nya dengan sebutan mama."Pelukan kakak hangat, kaya mama-- Danica suka~"

Ah, seperti itu rupanya. Pelukan Seonghwa ke Danica makin erat. Pasti perutnya terasa sakit hingga ia memanggil sang ibu. Wajar, mereka sudah lama tidak bertemu, pasti kangen sekali. Seonghwa tersenyum pilu, mungkin ini alasan kenapa Danica merasa tidak enak badan dan menolak makan.

Ngomong-ngomong, ia jadi ikut merindukan mendiang ibunya, "Iya, kalau gitu kakak peluk Danica terus ya... Biar kaya dipeluk sama mama."

Ting tong...

Bel rumah berbunyi. Seonghwa mengerutkan keningnya, bukankah belum ada 10 menit? Masa iya bubur sudah datang? Ataukah ada tamu yang seharusnya ditemui Hongjoong hari ini?

Seonghwa berjalan menuju pintu bersama Danica di gendongannya. Perasaan was-was menjalari dirinya. Ia tak tahu siapa yang ada di depan pintu, interkom bel juga sedang rusak. Seonghwa tak bisa melihat siapa yang mengetuk pintu rumah barusan.

Pun kalau itu adalah orang yang mengantar bubur, bukannya dia akan teriak-teriak memanggil?

Perlahan Seonghwa membuka pintu. Danica ia arahkan ke samping, sehingga kalau ada apa-apa, bukan Danica lah yang terkena imbasnya.

Pintu terbuka lebar, nampak seorang wanita cantik berdiri anggun dihadapan Seonghwa. Wanita itu terlihat bingung dengan keberadaan Seonghwa, begitupun sebaliknya.

Siapakah gerangan orang dihadapannya ini?

"Maaf, mbak siapa ya?"

"Loh, kamu itu yang siapa? Kenapa kamu bisa ada di rumah saya?!?!"

Love Shaker {JoongHwa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang