23. Don't You Worry

159 27 7
                                    

5 menit sebelum kejadian...

"Pak Haidaar! Disini!"

Wooyoung melambaikan tangan sambil melompat-lompat girang. Hongjoong akhirnya sampai setelah ia menunggu selama 15 menit lamanya, "Aduh kok lama sekali sih pak. Saya jadi khawatir sama Kak Saga didalam--"

"YA KAMU NGAPAIN BAWA DIA KETEMPAT SEPERTI INI?!?!" Teriak Hongjoong marah. "Kan bisa beli, dibawa pulang. Kenapa kamu ngajak orang seperti dia ke tempat seperti ini? Hah?!?! Kamu mau bikin mati sahabat kamu sendiri?"

Wooyoung menunduk dalam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Hongjoong. Ia terlalu gegabah mengajak Seonghwa ke tempat yang belum pernah terjamah oleh lelaki seperti Seonghwa, "Maaf pak--"

"Terus kamu meninggalkan dia sendiri di dalam? Sudah hilang akal kamu?"

Hongjoong tak mau menunggu jawaban Wooyoung, ia segera berlari masuk ke dalam bar. Semoga tak terjadi apapun pada sang kekasih hati.

Hongjoong celingukan mencari keberadaan Seonghwa diantara lautan manusia yang tengah berjoget diiringi musik DJ. Mata Hongjoong melotot tajam begitu melihat Seonghwa yang duduk di pojokan, sedang berciuman panas dengan seorang pria lain.

Sampai menggigil badan Hongjoong melihatnya. Tangannya mengepal kuat, menyiapkan segala kekuatan untuk memberi tinjuan pada lelaki yang berani menyentuh Seonghwa itu.

Beruntunglah lelaki itu takut kepada Hongjoong. Jujur, lutut Hongjoong ikut bergetar begitu melihat Soobin berdiri, ia tak seberapa tinggi dengan pemuda berbadan besar itu. Takut sekali bila Soobin membalas bogemannya dan malah dirinya sendiri yang babak belur.

Hongjoong menggendong Seonghwa ke mobil. Wajah Seonghwa masih merah dan lemas, sepertinya ia masih mabuk karena minum minuman keras. Oke, Hongjoong memutuskan untuk segera membawa Seonghwa pulang, pun ia sudah lumayan lama meninggalkan Danica sendirian di rumah.

Mata Hongjoong memang fokus ke jalanan, namun sesekali ia menengok ke arah Seonghwa yang duduk lemas bersandar pada pintu mobil. Ia meracau tak jelas, beberapa kali ingin melepaskan pakaiannya yang basah karena keringat -- namun dicegah oleh Hongjoong. "Kamu minum berapa banyak, hah? Sesakit itukah kamu?"

"Sakit! Sakit banget!" Hongjoong tersentak mendengar teriakan Seonghwa. Lelaki muda itu memukuli dadanya sendiri sambil menangis kencang, "Aku sepercaya itu sama dia, aku secinta itu sama dia. Tapi dia malah memilih rujuk sama mantan istrinya! Bajingan, aku benci dia!"

Rupanya, Seonghwa masih tidak sadar kalau yang membawanya saat ini adalah Hongjoong. Ia masih lanjut mencurahkan isi hati perihal kebenciannya pada Hongjoong. Padahal yang mendengarkan curhatan nya adalah orang yang ia benci selama ini.

"Mungkin kamu harusnya mendengar pacar mu dulu, dia belum sempat menjelaskan semuanya--" . "Gak mungkin. Aku nggak percaya! Aku nggak sudi tertipu sama kamu lagi, mas! Mending aku sama Sean!"

Ckitttt...

"APA MAKSUDMU!?!?" Bentak Hongjoong. "Kamu gila? Kamu tahu kan apa yang akan terjadi jika kamu mengikuti lelaki itu tadi?"

"Setidaknya dia lebih memahamiku daripada kamu, mas!" Balas Seonghwa. Sepertinya Seonghwa sudah mendapatkan kembali kesadarannya -- atau malah membohongi Hongjoong sejak tadi. Seonghwa bahkan bisa menatap Hongjoong dengan nyalang, seolah ingin mengajaknya bertengkar.

Emm... bukankah mereka sedang bertengkar saat ini?

Hongjoong meremas setir mobil nya kuat-kuat, emosi nya benar-benar hendak meledak. Tapi ia tak pernah bisa memarahi Seonghwa, entah kenapa.

Perasaan Hongjoong terlalu dalam sehingga ia tak pernah mau membentak, memarahi, apalagi melayangkan tangannya pada Seonghwa, "Dahlah. Ujung dari kita memang nggak bisa ketemu mas. Kita juga udahan kan? Jangan cari aku, jangan pedulikan aku lagi, mas. Kebahagiaan mu menunggu dirumah itu~"

Love Shaker {JoongHwa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang