Semudah itu?
Ah, jatuh cinta memang tak bisa ditebak alurnya. Tapi mana bisa secepat ini?
Hongjoong bangkit dari tempat tidur nya sambil mengusap-usap wajahnya kasar -- berusaha menyadarkan diri. Mungkin saja ini hanya perasaan kagum semata. Terdengar hembusan napas panjang Hongjoong yang kini tengah menepuk-nepuk dadanya, Tenang, ini bukan jatuh cinta!
Kaki Hongjoong perlahan melangkah ke balkon. Tangannya merogoh saku, mengeluarkan satu kotak rokok dan menyalakannya sambil terkekeh. Rokoknya masih ada di celananya, itu berarti ia lupa kalau belum mengganti celana nya dengan celana tidur -- ia terlalu sibuk berandai sepertinya.
Hongjoong menghisap rokok nya dengan tenang sementara matanya mengamati kendaraan yang berlalu lalang di jalan depan rumah -- pukul 11 malam dan jalan masih cukup ramai. Hembusan asap putih dari bibir Hongjoong tertiup angin. Bau semerbak asap rokok yang khas memang membuat perasaan Hongjoong tenang, tapi tidak dengan seseorang yang tiba-tiba keluar kamar sambil terbatuk-batuk.
"Loh, kok masih bangun?" Tanya Hongjoong pada sosok jangkung yang berusaha menghilangkan asap rokok yang ada di sekitarnya, "Asap bapak masuk ke kamar saya uhuk-uhuk," jawab Seonghwa.
"Oh, maaf. Kamu buka jendela ya? Kenapa nggak pake AC saja?" . "Dingin pak, ga kebiasa. Lebih enak buka jendela, kena angin malam~" Hongjoong tertawa pada ujaran Seonghwa yang terlampau jujur itu. "Bapak juga ngapain malam-malam, di luar?"
Hongjoong tak menjawab, hanya senyuman tersungging di wajahnya. Asap putih kembali terhembus, membuat Seonghwa seketika mengibaskan tangannya di depan muka, "Kamu kenapa tiba-tiba panggil saya bapak lagi?" tanya Hongjoong dengan senyum miring.
"Tau. Pengen aja. Memang kenapa, pak?" Goda Seonghwa sambil menekan kata 'pak'. Hongjoong mencibir sambil mencolek dagu Seonghwa, "Kamu ini benar-benar ya,"
Seonghwa sekejap memicingkan matanya pada sang lawan bicara lalu ikut-ikutan Hongjoong melihat ke arah jalan, melihat kendaraan yang masih ramai berlalu lalang. Hongjoong pun memutuskan untuk mematikan rokoknya setelah Seonghwa ikut berdiri di sebelahnya. Seonghwa tersenyum tipis ketika menyadari perlakuan Hongjoong,
"Saya sebenarnya gak masalah sama bau rokok, saya cuman ga suka sama asapnya aja. Kalau mas mau lanjut ngerokok nggak papa kok," Seonghwa meraih korek dan kotak rokok dari tangan Hongjoong. Seonghwa menyalakan sebatang rokok dan diselipkan di belah bibir Hongjoong, "Terimakasih ya," cicit Hongjoong -- tidak percaya dengan yang baru saja terjadi.
Seonghwa hanya tersenyum manis sembari meletakkan korek dan rokok Hongjoong di pagar balkon.
Kalau Hongjoong boleh jujur, jantungnya sudah merosot hingga ke inti bumi saat Seonghwa membantu menyalakan rokok untuknya. Wajah cantiknya, tadi sedekat itu. Napas hangat lelaki muda itu bahkan terasa menerpa wajah Hongjoong dengan sopannya.
Hongjoong ingin teriak saat itu juga.
Namun, lain di jantung, lain di pikiran. Jadi, kira-kira sudah sampai kemana pikiran Hongjoong tadi~?
"Tapi saya salut banget ke mas Haidaar, mau matiin rokoknya kalau orang di dekat nya ga suka asap rokok. Ga kayak--" cerita Seonghwa membuat pikiran Hongjoong mendadak buyar. Tiba-tiba Seonghwa menyingkap sedikit bajunya di bagian pinggang, menunjukkan bekas luka yang cukup banyak jumlah nya, "Saya dulu setiap mengingatkan Kak Chris, saya bakalan di sundut pakai rokoknya,"
Hongjoong menatap jerih bekas luka Seonghwa, "Kamu nggak papa cerita hal seperti ini ke saya?" Seonghwa menggeleng, "Nggak juga sih. Kalau mas risih, saya minta maaf--"
Kedua tangan Hongjoong tersilang di depan dada sambil menggelengkan kepala kuat-kuat. Ia tidak mempermasalahkan cerita Seonghwa, pun bukankah jika Seonghwa mau bercerita padanya, secara tidak langsung mengatakan bahwa dirinya nyaman dan mempercayai Hongjoong?
"Ehm... Jadi gimana hari pertama mu menjadi pengasuh Devon dan Danica?" Tanya Hongjoong mengalihkan pembicaraan. Seonghwa mengangguk antusias, "Seru mas. Anak-anak juga baik banget ke saya, mereka anak yang mudah belajar dan memahami sesuatu. Apalagi Devon, dia peka sekali terhadap sekitarnya--"
"Lihat dong, siapa dulu ayahnya." potong Hongjoong dengan bangga. Hidung Hongjoong kembang kempis sambil menepuk-nepuk dada nya bangga. Seonghwa terkikik, "Danica juga, dia lembut sekali, penuh pengertian--"
"Lagi-lagi, mirip saya yang lembut dan pengertian ini, sungguh anak-anak yang membanggakan." Hongjoong mengusap ekor matanya haru -- pura-pura.
Lagi dan lagi, Seonghwa memicingkan matanya pada Hongjoong dengan kesal, narsis sekali orang satu ini.
"Ngomong-ngomong, kenapa mas nyari nanny buat Devon sama Danica? Memang kemana ibu mereka?"
Hening. Tak ada jawaban dari Hongjoong yang seluruh badannya mendadak membeku.
Benar-benar hening, sampai hanya terdengar suara hembusan angin dan juga beberapa kendaraan yang lewat. Seonghwa meneguk ludahnya, menyadari mungkin ia telah salah bicara dan membuat suasana menjadi canggung.
"Saya salah bicara ya mas? Saya minta maaf." sesal Seonghwa. Hongjoong yang masih saja terdiam -- dengan pandangan mata yang kosong, membuat Seonghwa makin merasa bersalah. Tangan Seonghwa refleks menepuk kedua bahu Hongjoong dan mengguncangnya pelan, "Pak, gapapa kan?"
Hongjoong tersadar begitu Seonghwa berhenti mengguncang-guncang badannya. Ia menghela napasnya dalam-dalam sebelum tersenyum tipis dan menjawab pertanyaan Seonghwa, "Saya gapapa, Sagara. Saya hanya..." Ucapan Hongjoong terjeda begitu melihat kedua mata bundar Seonghwa yang menatapnya dalam -- penuh tuntutan penjelasan.
"Tidak, sepertinya lebih baik kita membicarakannya di dalam,"
~~~
Cuuurrrr...
Seonghwa menuangkan air panas ke dua buah mug, ia menyeduhkan teh untuk menemani pembicaraan yang sepertinya serius. Hongjoong masih saja melamun, duduk dengan menumpukan wajah di tangannya. Sesekali, lelaki pertengahan tiga puluh itu mengusap wajahnya yang payah itu.
"Ini pak, teh nya," . "Terima kasih ya," tutur Hongjoong. Diterimanya segelas teh panas yang sudah dibuatkan oleh Seonghwa.
Mereka berdua kini duduk berhadapan di meja makan, masing-masing memegang satu mug berisi teh panas yang barusan diseduh oleh Seonghwa. Mereka sama-sama terdiam, tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Sampai Hongjoong menyeruput pelan teh nya lalu berdeham -- memulai ceritanya,
"Jadi, saya sebenarnya sudah bercerai, Saga. Kalau kamu ingat cafe yang tutup selama berminggu-minggu, itu karena saya mengurus perceraian yang super ribet.
Istri-- maksudnya, mantan saya nggak mau menerima hak asuh anak, padahal hak asuh jatuh ke ibunya. Dia kabur ke Paris, ada job katanya. Padahal saya sangat tahu, itu hanyalah alibinya agar hak asuh tidak jatuh padanya,"
Hongjoong menghembuskan napasnya, "Saya jujur, sangat merasa kesulitan mengurus si kembar sendirian, sekaligus mengurus cafe dan mengajar di kampus. Maka dari itu saya mulai dengan mencari orang yang bisa membantu saya mengurus si kembar." Ujar Hongjoong.
Seonghwa mengangguk kecil, "Maaf ya mas kalau saya menanyakan hal sensitif. Pantesan tadi jadi diem mematung," . "Nggak masalah, kamu kan nggak tahu. Toh saya tadi diam bukan karena mengingat mantan kok," seloroh Hongjoong sambil tertawa.
"Kayanya mas udah ikhlas banget. Semudah itukah melupakan mantan? Tips nya dong mas," canda Seonghwa. Hongjoong melengos lalu menoyor pelan kepala Seonghwa, "Kalau udah nggak cinta ya mau gimana lagi. Lepas aja daripada jadi beban,"
Bibir Seonghwa mengerucut ke depan, " Tetep suuussssaaaahhhh... Saya meski udah benci ke Kak Chris, saya masih tetep gamon rasanya. Susah banget buat lupa," keluh Seonghwa.
Tanpa disadari, Hongjoong tersenyum miring dan memajukan tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada dihadapan Seonghwa, "Dia mah orang berandal, ga cocok buat kamu. Sampai kapanpun kamu merasa gak bisa melepas maka selama itu pula hidup mu sengsara bersama dia.
Gimana kalau sekarang kamu coba sama orang baru? Orangnya udah mapan, cocok sama kamu juga. Mungkin kamu bakalan bisa lupain dia dengan mudah~?"
- To Be Continued -
PRIT PRITTTT... Ada yang mau ngelewatin batas nih pak!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shaker {JoongHwa}
Fiksi Penggemar‼️Republish - New version‼️ Seonghwa adalah mahasiswa semester akhir yang sedang stress ngerjain skripsinya. Suatu hari, Seonghwa lagi mentok-mentoknya ngerjain skripsi dan kena masalah, eh dia malah nemu coffeeshop yang murce dan enak banget. Seong...