Zayyan masih melayang di udara, berdebat sengit dengan Hyunsik. Wajahnya merah padam, antara marah dan frustasi.
"Seberapa bodohnya aku menurutmu?" tanyanya dengan nada kesal.
Hyunsik mengangkat alis dan menjawab dengan santai,
"Bodoh sekali. Bahkan melakukan sihir pemindahan barang kecil pun kau tidak bisa dan kau hanya sibuk bermain-main."
Zayyan yang mendengarnya langsung membalas dengan nada tajam, "Apakah sepayah itu?"
"Ya," jawab Hyunsik tanpa ragu, dengan nada datar.
Perdebatan mereka masih berlangsung panas ketika tiba-tiba seorang pria tua dengan seragam rapi mendekat. Dia adalah ketua pelayan kerajaan, wajahnya penuh wibawa dan ketenangan.
"Maaf mengganggu, Yang Mulia," katanya dengan suara rendah namun tegas.
"Anda berdua diminta untuk segera berkumpul di aula kerajaan."
Hyunsik menurunkan Zayyan dengan lembut ke lantai, akhirnya mengakhiri sihir yang membuatnya melayang.
"Baiklah, kita akan segera ke sana," jawab Hyunsik kepada ketua pelayan. Kemudian, ia menoleh kepada Zayyan dan berkata,
"Kita lanjutkan nanti. Sekarang kita harus menemui mereka di aula."
Zayyan mengangguk, meskipun masih merasa sedikit kesal dan bingung. Ia mengikuti Hyunsik dan ketua pelayan menuju aula kerajaan, pikiran tentang perdebatan mereka masih berputar di kepalanya. Bagaimana mungkin dia begitu payah dalam sihir di dunia yang tampaknya penuh dengan keajaiban?
Saat mereka berjalan melalui koridor-koridor megah istana, Zayyan tidak bisa menahan rasa kagum sekaligus rasa takut yang bercampur aduk di dalam dirinya. Di sisi lain, dia merasa sangat tidak berdaya dan tidak tahu apa-apa tentang dunia barunya ini.
Saat mereka mendekat, suara gemuruh perayaan semakin jelas terdengar. Ketika Zayyan melihat aula yang megah itu, ia terpesona oleh pemandangan orang-orang berwibawa yang memenuhi ruangan. Sepertinya mereka adalah para bangsawan. Aula itu dihiasi dengan bendera kerajaan dan ornamen-ornamen yang menunjukkan kemegahan dan kejayaan.
"Ada acara apa ini? Kenapa begitu ramai dan orang-orang di sini seperti orang penting?" Zayyan bertanya dengan nada penasaran, mencoba memahami situasi di depannya.
Hyunsik yang berjalan menuruni tangga dengan penuh wibawa, tanpa menoleh ke arah Zayyan, menjawab,
"Ini adalah sebuah perayaan karena kita sudah merebut kembali daerah kekuasaan kita."
Zayyan terkejut mendengar jawaban Hyunsik. Ia berpikir bahwa dunia ini seperti dunia fantasi yang damai tanpa memiliki masalah apa pun. Mendengar bahwa ada perebutan kekuasaan membuatnya sadar bahwa dunia ini juga penuh dengan konflik dan tantangan.
Saat mereka tiba di aula, Zayyan dan Hyunsik langsung diserbu oleh para duke dan para bangsawan yang berkumpul di sana. Terutama Hyunsik, yang menjadi pusat perhatian. Para bangsawan menyambutnya dengan penuh hormat dan pujian.
"Pangeran Hyunsik, Anda benar-benar pahlawan bagi kita semua!" salah satu duke berkata dengan antusias.
"Perebutan kembali daerah itu tidak mungkin berhasil tanpa Anda," kata seorang bangsawan lainnya.
Hyunsik menerima pujian-pujian itu dengan senyum sopan dan anggukan.
"Terima kasih atas dukungan kalian semua. Ini adalah kemenangan kita bersama," katanya dengan nada rendah hati.
Zayyan yang berdiri di sampingnya merasa terpinggirkan dan sedikit canggung. Ia belum memahami sepenuhnya peran dan tanggung jawabnya di dunia ini. Namun, melihat betapa dihormatinya Hyunsik dan bagaimana ia mampu menghadapi situasi ini dengan tenang, Zayyan merasa ada banyak yang harus dipelajarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar ke dunia kerajaan
FanfictionZayyan tertidur di perpustakaan sekolahnya, tiba-tiba saja saat terbangun ia berada di perpustaakan mewah di sebuah kerajaan sihir!! Ia awalnya sangat bingung, mengapa ia tiba-tiba berada di sini. Zayyan mulai perlahan mengenali dunia nya yang sekar...