19 | sedikit muak

93 23 0
                                    

Di dalam kamar yang megah itu, Zayyan terbaring lemas di atas ranjangnya yang empuk. Matanya memandang langit-langit dengan tatapan kosong, pikirannya dipenuhi oleh kebingungan yang menghantui. Bukan karena sakit, tetapi karena kekacauan yang terjadi dalam hidupnya di dunia ini. Awalnya, Zayyan percaya bahwa hidup di dunia yang penuh sihir dan di sebuah kerajaan akan sangat menyenangkan. Namun, kenyataannya jauh dari harapan itu.

Dengan kekesalan yang mendalam, Zayyan memaki-maki dunia ini sambil berguling-guling di tempat tidurnya.

"Dunia ini sangat gila! Aneh! Aku harus bagaimana?! Tubuh ini tak mewarisi apapun kecuali kedudukannya! Bahkan sihir yang menjadi makanan sehari-hari di dunia ini saja tubuh ini tak bisa, sialan!!!" umpat Zayyan dengan nada frustasi, sambil menjambak-jambak rambutnya sendiri dalam keputusasaan.

Dia merasa terjebak di antara kebingungan tentang sesuatu yang ada di dalam dirinya yang tertidur, wanita misterius, gua yang bisa berbicara, dan jiwa yang terpisah. Segala hal itu membingungkannya lebih dalam, membuatnya merasa terombang-ambing di dunia yang semakin tak terduga.

Sudah di ujung tanduk dengan kebingungannya, Zayyan memutuskan untuk memanggil Poe, roh pendampingnya yang selalu setia. Dengan suara pelan, Zayyan memanggil, "Poe, dimana kau? Aku membutuhkanmu."

Tak lama kemudian, Poe muncul di hadapannya, melihat Zayyan yang terbaring dengan ekspresi yang penuh kecemasan.

"Ada perlu apa?" tanya Poe dengan serius.

Zayyan menghela nafas dan menjawab, "Ha... Kau pasti tahu tentang itu... Aku butuh informasi dan tolong bawakan buku-buku yang bisa membantuku."

Poe menatap Zayyan dengan tatapan tajam, seolah mengerti lebih dari yang dikatakan. "Ya... Aku memang tahu apa masalahmu. Tapi, kau mau aku membawakan buku-buku dari perpustakaan itu?" tanya Poe dengan sedikit sinis.

Zayyan tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya yang penuh dengan pikiran kusut. "Hehehe, ya begitulah... Lagian, aku juga tidak tahu buku mana yang tepat untuk mengobati kebingunganku," ucapnya jujur.

Poe sedikit jengah tapi tetap menjawab dengan ramah, "Ya ya, tunggu sebentar, Pangeran manjaku." Walaupun kadang merasa lelah dan sedikit muak dengan sikap manja Zayyan, Poe tetap melayani permintaannya dengan sabar.

Zayyan mengangguk dan memberi senyuman lebar kepada Poe, merasa lega bahwa ada roh pendamping seperti Poe yang selalu siap membantunya, terlepas dari segala masalah yang mereka hadapi bersama.

Tak lama Poe muncul membawa banyak tumpukan buku dengan tubuh kecilnya untung saja ia merupakan roh pendamping jadinya ia mampu membawanya. Zayyan duduk di antara tumpukan buku yang baru saja dibawakan oleh Poe. Tatapan heran terpampang di wajahnya ketika ia melihat sejumlah besar buku yang tersebar di meja.

"Poe... apa ini terlalu banyak?" tanyanya dengan nada kebingungan.

Poe, yang duduk di seberangnya, tersenyum tenang. "Tidak, ini pas sekali bahkan mungkin kurang. Kau akan membutuhkan semua ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu," jawab Poe sambil menyusun buku-buku tersebut dengan hati-hati.

Zayyan mengangguk, meskipun ia merasa sedikit menyesal karena penasarannya yang memuncak.

"Baiklah, aku tidak akan menyerah. Aku harus berjuang melalui ini," gumamnya sambil memilih sebuah buku yang bertutul keemasan putih mencolok. Buku tersebut tampak menarik perhatiannya karena tertulis dengan indah di sampulnya: "Roh Pelindung: Penjaga dalam Gelap dan Terang."

Dengan hati-hati, Zayyan membuka halaman pertama buku tersebut. Dia terperangah saat menemukan bahwa roh pelindung muncul saat tuannya merasa terancam dan gelisah. "Aduh perhatiannya," gumamnya dalam hati, mencerna setiap kata dengan seksama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlempar ke dunia kerajaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang