Malam itu, bulan purnama bersinar terang di langit, menandakan puncak musim semi yang dinanti-nantikan. Di seluruh kerajaan, bunga-bunga bermekaran dengan indah, memenuhi udara dengan aroma manis yang menyegarkan. Namun, malam ini bukan hanya tentang keindahan alam, melainkan tentang perjalanan penting yang akan dihadapi Zayyan—ritual pemanggilan roh pelindungnya di Kastil Roh.
Zayyan merasa bersemangat sekaligus gugup. Ia mengenakan jubah kerajaan yang elegan, berwarna biru tua dengan bordiran emas yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Rambutnya disisir rapi, dan tatapan matanya memancarkan tekad yang kuat. Namun, di balik keberaniannya, ada sedikit rasa cemas yang tidak bisa ia sembunyikan.
Kereta kencana kerajaan sudah siap di halaman depan istana. Kuda-kuda putih yang gagah menarik kereta itu dengan tenang, siap membawa Zayyan menuju kastil yang terletak di puncak bukit yang jauh. Meskipun ia sangat ingin menggunakan sihir untuk terbang atau teleportasi ke tempat tujuan, Hyunsik, kakaknya, menolaknya dengan tegas.
"Aku bisa menggunakan sihir, Kak," protes Zayyan saat itu, dengan nada penuh harap.
"Kenapa aku tidak bisa terbang saja? Atau setidaknya teleportasi dengan bantuanmu?"
Namun, Hyunsik hanya menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Kau masih terlalu baru dalam mempelajari sihir, Zayyan. Keselamatanmu adalah yang utama, dan kereta kencana ini telah diatur sedemikian rupa untuk melindungimu sepanjang perjalanan. Teleportasi bisa berbahaya jika kau belum cukup menguasai dasarnya."
Sang Ratu, ibunda Zayyan, yang juga berada di sana, menghela napas panjang.
"Zayyan, sayangku, jangan mengada-ada. Kau baru saja mempelajari sihir, jika terjadi sesuatu yang tak terduga, bagaimana nanti?"
Sang Raja, ayah Zayyan, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tersenyum melihat antusiasme putranya.
"Dengarkan ibumu, Zayyan. Ini adalah perjalanan penting, dan kita ingin memastikan kau tiba dengan selamat."
Hyunsik kemudian menepuk pundak Zayyan dengan lembut dan berkata, "Jangan lupa membawa surat undanganmu. Jangan sampai hilang, karena tanpa itu, kau tidak akan bisa masuk ke Kastil Roh."
Zayyan sedikit kaget, "Wah? Bagaimana kau tahu kalau surat undangan ini hilang, aku tidak bisa masuk?"
Hyunsik menghela napas, sedikit menggeleng. "Tentu saja aku tahu, aku juga pernah memanggil roh pelindungku, dasar bodoh!"
Zayyan tertawa kecil, merasa sedikit lega dengan lelucon kakaknya. "Oh... hehehe," ujarnya sambil memegangi surat undangannya dengan lebih erat.
Sang Raja kemudian berkata dengan suara tegas namun penuh kasih sayang, "Baiklah, hati-hati, Zayyan. Jaga sikapmu di sana. Ini adalah momen penting dalam hidupmu."
Zayyan mengangguk dengan tekad yang bulat. "Ya, Ayah, mama, Kak Hyunsik. Aku akan berhati-hati."
Dengan itu, Zayyan menaiki kereta kencana yang telah disiapkan. Kereta itu berkilau di bawah sinar bulan, seolah-olah siap untuk membawa Zayyan ke dalam perjalanan penuh misteri dan tantangan. Kuda-kuda mulai melangkah perlahan, membawa Zayyan menjauh dari istana, menuju Kastil Roh yang megah di kejauhan.
Selama perjalanan, Zayyan memandang keluar jendela kereta, melihat pemandangan yang indah di bawah sinar bulan. Jalanan berbatu yang dilewati kereta dikelilingi oleh hutan lebat dan sungai yang berkilauan. Semua ini terasa seperti awal dari sebuah petualangan yang besar, dan Zayyan merasa seolah-olah dunianya akan berubah selamanya setelah malam ini.
Pikiran Zayyan berputar-putar, membayangkan roh pelindung seperti apa yang akan ia panggil. Ia tahu bahwa ritual ini bukan sekadar tradisi, melainkan langkah penting dalam menjadi bagian dari dunia yang lebih besar, dunia sihir dan misteri yang selama ini hanya ia kenal dari cerita-cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar ke dunia kerajaan
FanfictionZayyan tertidur di perpustakaan sekolahnya, tiba-tiba saja saat terbangun ia berada di perpustaakan mewah di sebuah kerajaan sihir!! Ia awalnya sangat bingung, mengapa ia tiba-tiba berada di sini. Zayyan mulai perlahan mengenali dunia nya yang sekar...