2 ┆ Sudden RealizationSudah hari senin, hari pertama di minggu ini. Kelihatan Raya lagi berlari tergopoh ke arah lift lantai 1. Kantor ini punya 3 lantai dan ruangan gua juga Raya ada di lantai 3. Gua yang sedari tadi udah nungguin lift tersenyum ke arahnya.
"Raya.." sapa gua sopan.
Terlihat hari ini Raya pakai make up tipis dengan rambut sebahunya diikat rapi. Cantik, seperti biasa. Dia tersenyum ke arah gua, menampilkan whisker dimple-nya, "Pagi, Bima.. pengiriman ke Indimaret KBB kemaren lu udah cek kan? jangan sampe salah itung" kata dia mengingatkan. Sejauh ini obrolan kita berdua hanya sebatas masalah pekerjaan. Ya apa sih yang gua harapkan dari cewek yang udah punya pacar.
Gua cuma terkekeh sambil mengangguk, "siap Bu Raya" kata gua menirukan cara bicara salah satu OB di kantor ini, A Bambang namanya. Tentu bikin Raya ketawa.
Nggak lama lift pun terbuka, ada Cheryl juga Yudhistira dari divisi gudang yang mau ke lantai 1. "eit berduaan aja nih" goda Cheryl, dia lupa kalo dia juga cuma berdua sama cowok di belakangnya. Yudhistira langsung bilang permisi karena kita menghalangi jalannya lewat.
"lah, elu juga berdua doang tuh ama si Tira" balas Raya santai lalu masuk ke dalam lift, "ayo, Bima" ajaknya dan gua ikutin dia di belakang. Meskipun seumuran, posisi jabatan Raya lebih tinggi dari gua.
Karena cuma berdua, gua bisa denger suara musik dari earphone yang masih pake kabel. Diliat liat kok mirip adegan di film 500 days of Summer deh, itu loh film yang bahasannya nggak abis abis tentang siapa yang paling salah antara Tom dan Summer.
Raya langsung menoleh saat pintu lift terbuka, "kenapa?" tanyanya bikin gua mengernyit. Ternyata daritadi gua nggak sadar merhatiin dia bikin gua salah tingkah.
"nggak apa apa, kenapa emang?" tanya gua balik
Malah tawa Raya yang terdengar, "yaudah, ayo, ntar kita telat rapat" ajaknya
Seharian gua bisa merasakan mood teman teman satu team gua sangat bagus. Selain kita dapat apresiasi dari pihak manajemen, pekerjaan gua pribadi pun dapet apresiasi dari teman satu team.
"seenggaknya ada Bima kerjaan saya cepet rampung, Pak" kata Raya pada Pak Daud membuat gua yang denger jadi ikut cengengesan, "makasih, Bima" lanjutnya ke gua sembari senyum.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Sejauh ini, minggu ini adalah minggu terbaik gue selama 2 tahun kerja disini. Gimana nggak, gue dan team berhasil naikin sales bulan ini. Setelah istirahat siang selesai, gue liat beberapa cowok lagi ngerokok di pantry. Gue juga ngerokok, tapi ngeliat cowok cowok itu ngerokok di dalem ruangan sebenernya bikin gue jengah. Tapi apa boleh buat, semua orang disini kaya gitu, dengan dalih 'kita kan kantor distributor rokok, masa nggak bisa ngerokok dimana aja'. Karena hal itu, gue pun melipir ke rooftop yang ada di deket pantry buat ngerokok. Sambil ngeliatin lalu lintas di bawah seenggaknya bikin gue sejenak berehat.
Sampai kedengeran suara yang familiar nyapa gue dari belakang, "Raya.. sendirian aja?" sapanya, siapa lagi kalo bukan Bima.
Gue menghela nafas pelan sembari membuang asap rokok, "hai Bima.. seperti yang lo liat nggak sih?" jawab gue santai
Bima terlihat agak terhenyak dengan jawaban gue, tapi buru buru mengangguk dan mau pamit darisana bikin gue nggak enak. Sepertinya gue terlalu cuek sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Bima Met Raya [Tamat]
ChickLitBima, si cowok yang selalu bilang dirinya an Ordinary guy. Merasa kehidupannya biasa aja dan mulai mensyukurinya saat bertemu sama Raya, si cewek yang pengen hidupnya biasa biasa aja. "Ray, gue harap hati lo bisa lebih luas dan lapang, lo bisa berb...