catatan:
Bab berikut isinya banyakan cuma obrolan tentang kerjaan aja. Buat yang nggak suka cerita slow burn, aku saranin stop aja karena bakal bikin kalian boring banget.
Oh ya, di KaryaKarsa sudah sampai Part 68, dan minggu ini bakal aku unggah juga sampai part 70 (insyaallah).
🌸🌸🌸
Part 30 – There's Something Inside Me
"Bacot lo, Dip!" sanggah Pak Karnaka sambil tertawa.
Semoga tertawa ini pertanda baik. Sayangnya sebelum bapak-bapak ini melanjutkan obrolan, terdengar suara HP berbunyi nyaring. Dan dari sudut ruangan yang terlewat dari perhatian Seruni, seorang pria yang jauh lebih muda bergerak gesit mendekat sambil mengulurkan ponsel pada Pak Karnaka.
"Dari Bu Keisari, Pak," kata pria yang sepertinya asisten pribadi itu dengan sangat sopan.
Definisi sangat sopan itu pakai bungkuk-bungkuk gitu. Membuat Seruni malu pada kelakuannya yang kadang nyablak pada bosnya. Tapi kan karena Pak Dipta sendiri yang memprovokasinya. Buktinya dengan Pak Steven Seruni nggak berkutik sama sekali.
"Oke, tunggu gue, ya. Gue terima telepon dari Ibu Negara dulu," kata Pak Karnaka sambil menyelinap keluar.
Begitu pintu tertutup di belakang punggung Pak Karnaka, Pak Dipta langsung mendelik pada Pak Havez.
"Apa-apaan lo, Vez?" desisnya. "Kenapa sampai ada Big Bos di sini?"
"Jangan emosi dulu, Dip. Denger dulu penjelasan gue—" Pak Havez berbicara lirih sambil melirik asisten Pak Karnaka yang masih berada di sudut ruangan.
"Sapi lo! Syok gue, tahu?"
"Lo yang sapi! Tantrum nggak jelas," omel Pak Havez lirih. "Makanya, kalau ada yang gatel tuh, garuk dulu, Dip. Emang udah berapa lama sih lo main solo, ha?"
"Setan!" desis Pak Dipta.
Ini bapak-bapak ngomong apaan sih?
"Dip, for your information, lo tuh berisiko dijegal sama Ivan terkait project lo ini," lanjut Pak Havez dengan suara lebih lirih lagi. Bahkan kali ini Pak Havez menarik Pak Dipta untuk duduk.
"Hah?" Pak Dipta benar-benar terkejut, sambil menuruti ajakan Pak Havez. Kepada Seruni, pria itu menunjuk ke salah satu kursi yang ada di dekatnya. "Duduk situ, Run."
"Sstt ... jangan kenceng-kenceng!" hardik Pak Havez kesal sambil menunjuk ke arah asisten Pak Karnaka di ujung ruangan. "Itu?" Pak Havez menunjuk ke arah Seruni.
"Asisten gue."
"Heh?" Pak Havez kenapa tidak percaya kalau dirinya ini asisten Pak Dipta?
"Lo mau ngomong apaan, Vez? Cepetan! Bos keburu balik. Soal Ivan yang jegal—"
"Ini beneran serius, Dip. Serius, gue nggak bohong. Lo pikir gue kurang kerjaan gitu nekat hubungi Pak Bos langsung?" ucap Pak Havez dengan ekspresi bersungguh-sungguh. "Karena kecurigaan gue terhadap Ivan ini sangat beralasan. Makanya gue usahain banget Pak Bos denger duluan dari lo, meski ini bukan presentasi resmi. Gila, gue sampai mohon-mohon sama beliau. Untungnya Pak Bos mau menyelipkan waktu sekarang di antara jadwal beliau yang padat. Dan bersedia hadir hari ini. Eh, lo malah ngaret. Lo nggak baca pesan dari gue sejak tadi, Setan!" maki Pak Havez kesal.
Yang direspons Pak Dipta dengan gelengan bego.
Jiah! Bos gue! Jangan malu-maluin dong Pak!
"Gue ke sini naik motor gara-gara kejar waktu biar nggak telat. Makanya gue nggak buka pesan. Gimana bisa buka HP, gue lagi nyetir," Pak Dipta beralasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Flower
RomanceDipta adalah seorang pengecut yang gagal. Rumah tangganya berantakan, anak perempuannya hampir mengakhiri hidupnya sendiri, dan perempuan yang menjadi pasangannya memutuskannya setelah mereka kumpul kebo bertahun-tahun. Seolah belum cukup, karena ke...