11. Motor dan Tuan Puterinya

10.3K 785 512
                                    

Maaf, aku telat update hehe. Ada schedule penting😊

Jangan lupa follow akun instagram mereka dan aku

Jangan lupa follow akun instagram mereka dan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Jangan pernah lupa, kalo kita pernah berada dalam satu motor yang sama ya? Jangan pernah lupa juga, kalo lo adalah penumpang pertamanya."

-Galen Pangestu-

*****

Di ruangan bimbingan konseling, Galen, Mahen, dan Arzan sedari tadi sedang berdiri dengan kedua tangan yang diletakkan di belakang tubuh. Mereka bertiga hanya menunduk, tak berani menatap pada lelaki paruh baya yang tengah berjalan mundar-mandir di hadapannya.

“Saya kan, udah pernah tegaskan ke kalian. Jangan pernah bawa-bawa sekolah ke dalam geng kalian!” murka Pak Guntur, seraya melayangkan pululan rotan ke atas meja kayu. Hal tersebut, mampu mengejutkan mereka semua.

“Mau terlihat keren hah?! Jangan mentang-mentang ayah temen kalian donatur sekolah, kalian jadi bisa seenaknya!”

Sebagai informasi, Ayah Alezra memang merupakan donatur utama di SMA NURANGGA. Tidak heran, kalau laki-laki itu dikenali oleh satu pihak sekolah.

“Ma—maaf Pak. Kami janji. Kami gak akan libatkan sekolah lagi,” cicit Galen, mendapat anggukkan setuju dari Mahen dan Arzan.

Pak Guntur menghembuskan napas panjang, sebelum kemudian mendudukkan tubuhnya di sofa. Dia menatap ketiga siswa di hadapannya itu, satu per satu. “Kayaknya, saya perlu panggil orangtua kalian buat ke sini.”

“JANGAN PAK!” kompak Galen, Mahen, dan Arzan bersamaan.

“Saya mohon, jangan Pak. Saya janji, ini untuk terakhir kalinya. Tolong kasih kesempatan,” ujar Mahen berusaha membujuk. Dia benar-benar takut, kalau Ayahnya sampai dapat surat panggilan. Mengingat, perlakuan Ayahnya setiap hari di rumah seperti apa, membuat Mahen yakin, nanti Ayahnya akan marah besar.

Nice to Meet GalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang