📌Ditunggu vote dan komennya📌
🍒Jangan jadi siders pliss🍒
Komen dan vote kalian penyemangatku buat update
****
Galen yang baru saja duduk di bangkunya, langsung diserbu oleh berbagai pertanyaan dari Arzan dan Jovian. Mereka berdua berdiri di hadapan Galen, dengan raut wajah penuh pertanyaan.
“Lo kenapa Galon? Udah gak suka lagi kah sama Aurel?”
“Atau lo lagi ada masalah sama dia?”
“Kasih tau kita cepet!”
“Perasaan lo sebelum masuk rumah sakit, masih baik-baik aja sama Aurel!”
Pertanyaan-pertanyaan itu, mampu membuat kepala Galen pusing mencernanya. Sementara Mahen dan Alezra yang tadinya sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing, lantas jadi memusatkan perhatiannya ke arah mereka. Merasa penasaran, apa yang tengah terjadi.
Galen kemudian mengangkat wajahnya, menatap Arzan dan Jovian lekat-lekat. “Capek gue. Gue mau coba lupain dia.”
Kedua mata Jovian refleks membulat sempurna, terlihat syok mengetahui hal ini.
Sedangkan Arzan. Cowok itu tak kalah kaget, ketika mendengar pernyataan Galen barusan. Hingga beberapa saat setelahnya, senyuman kecil mulai tercipta di bibirnya.
“Kata gue juga apa? Percuma maksain perasaan buat orang yang gak suka sama lo. Gak bakal ada hasilnya. Kalo mau bahagia, cari seseorang yang cintanya lebih besar dari diri lo, Len,” ujar Arzan sembari mengambil duduk di hadapan Galen. Bukannya Arzan tidak mengertikan suasana hati Galen, tapi Arzan hanya sakit hati saja, jika melihat Galen selalu berjuang namun tidak pernah dihargai.
“Serius nih, lo nyerah Len?” Kini Jovian yang bertanya. Dia masih speachlees saja, seolah ragu, kalau Galen akan mengakhiri segala perjuangannya.
Galen menghela napas panjang, dan menghembuskannya pelan. “Gue mau mencoba move on.”
“Fighting bro! Gue yakin lo pasti bisa.” Arzan merangkul bahu Galen, sembari menepuk-nepuk pelan pundak laki-laki itu.
Galen hanya diam. Dirinya tidak ada semangat untuk menjawab. Jujur saja, ini terasa begitu berat baginya. Galen sudah terlanjur menghabiskan semua perasaaannya kepada Aurel. Kenapa mencintai harus sesakit ini?
“Gue traktir deh, hari ini. Biar lo gak sedih mulu,” ucap Alezra tiba-tiba berbicara. Hal itu, membuat Galen jadi menolehkan kepalanya.
“Serius?” tanya Galen memastikan. Raut wajahnya sedikit terlihat bersemangat.
Alezra mengangguk yakin. “Iya.”
“Thank you paketu!!!” Galen langsung memeluk Alezra erat-erat.
Alezra tidak menolak seperti biasanya. Dia membiarkan saja Galen memeluknya. Alezra hanya ingin berusaha meredakan kesedihan Galen. Dia harap, laki-laki itu bisa segera melupakan Aurel.
“Gue juga ditraktir kan, Za?!” ujar Jovian menatap Alezra dengan bola mata berbinarnya.
“Gue juga dong, Za!” tambah Arzan memasang wajah yang diimut-imutkan.
“Eza ganteng deh. Paling ganteng sedunia. Paling kaya, paling dermawan, traktir kita berdua ya Za?” Jovian terus memuji, mencoba meluluhkan Alezra agar mau mentraktirnya juga.
Alezra yang notabennya selalu bahagia ketika mendapatkan pujian, lantas segera menjawab. “Gue emang manusia paling ganteng di muka bumi. Makasih udah mengakui.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice to Meet Galen
Novela JuvenilBagaimana jika seorang anggota geng motor berpredikat buaya, yang kerap kali menggodai perempuan, tiba-tiba jatuh cinta? Dia Galen Pangestu. Anak basket bernomor punggung 05, pemilik senyuman paling manis seantero sekolah. Banyak perempuan yang jatu...