Jangan lupa follow instagram mereka dan aku><
****
"Tidak apa, jalannya rumit, asal endingnya itu, lo."
*****
Definisi menerima dahulu, mencintai kemudian, adalah hal tersulit yang untuk dilakukan. Tidak semua orang bisa. Tidak semua hati sama. Lebih baik berkata apa adanya, daripada berpura-pura membuka hati, hanya karena rasa iba.
Aurel masih terdiam dan membisu. Tatapannya mengarah ke arah lain. Dirinya benar-benar ditempatkan pada situasi yang sulit.
“Rel,” panggil Galen menyadarkan Aurel yang melamun.
Perlahan, Aurel mengangkat kepalanya, menatap Galen yang masih menantikan jawabannya sejak tadi.
“Gue beneran gak bercanda. Perasaan gue serius sama lo. I know, kita memang belum lama bertemu. Tapi, gue gak bisa menghilangkan pikiran tentang lo setiap harinya,” ucap Galen menatap begitu dalam wajah Aurel. Sorot matanya memancarkan keyakinan besar, bahwa ia sedang bersungguh-sungguh.
Setelah cukup lama membisu, Aurel pun mulai angkat bicara. Dia memandangi Galen lekat-lekat. “Gue tegaskan sekali lagi sama lo." Aurel menjeda ucapannya sejenak, lalu melanjutkan, "Kehadiran gue disini, cuma sebagai PMR yang bertugas buat menjaga pasiennya. Diluar dari topik itu, gue gak akan merespon!" tegasnya yang kemudian bangkit berdiri, dan pergi meninggalkan Galen.
Kedua mata Galen refleks membulat sempurna. Dengan suara lantang, dia berteriak. “REL! AUREL!”
Galen menghembuskan napas berat, saat Aurel sudah menghilang dari balik pintu UKS. Dia lalu mengusap wajahnya, dan kembali merebahkan tubuhnya di atas brankar. “Terlalu gegabah, Galen. Kenapa sih, mulut gue gak bisa direm? Kalo Aurel tambah ilfiel gimana?” Laki-laki itu pun memejamkan matanya, sambil merutuki dirinya sendiri yang benar-benar bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice to Meet Galen
Novela JuvenilBagaimana jika seorang anggota geng motor berpredikat buaya, yang kerap kali menggodai perempuan, tiba-tiba jatuh cinta? Dia Galen Pangestu. Anak basket bernomor punggung 05, pemilik senyuman paling manis seantero sekolah. Banyak perempuan yang jatu...