23. Harapan Manis

5.6K 617 356
                                    

📌Ditunggu vote dan komennya📌

‼️Dont siders. Komen dan vote kalian adalah penyemangatku buat update‼️

****

Langkah Aurel seketika terhenti, ketika sebuah motor berhenti tepat di hadapannya. Jantung perempuan itu seakan berhenti berdetak sejenak, menatap kaget Brian yang berhasil menghadangnya.

Aurel panik bukan main. Keringat dingin terus mengalir membanjiri pelipisnya. Baru saja, dia hendak untuk kabur, namun lengan kekar Brian sudah terlebih dahulu menariknya.

“LEPAS!!” berontak Aurel kembali meneteskan air matanya.

“GUE BAKAL TERIAK, KALO LO GAK LEPASIN TANGAN GUE, BRIAN!” lanjut Aurel mengancam.

Bukannya takut, Brian malah tertawa. Laki-laki itu kemudian turun dari atas motornya, dan berdiri di hadapan Aurel. “Teriak aja, Rel. Teriak sepuas lo coba. Gak bakal ada yang denger.”

Aurel terdiam. Rasa takut kian bertambah menyelimuti dirinya.

“Lo buta? Kanan, kiri, belakang, dan sekitar lo itu pepohonan. Jarang dilalui kendaraan. Berharap apa lo, kalo mau teriak?” ujar Brian meremehkan. Dia benar-benar bahagia, melihat raut wajah Aurel yang seperti itu.

“Please… tol—“ Ucapan Aurel langsung tertahan, oleh telapak tangan Brian yang tergerak, membekap mulutnya.

Laki-laki itu memajukan wajahnya sedikit, menatap sorot mata Aurel lekat-lekat. “Diem dulu. Gue mau nunjukin sesuatu sama lo.”

Sebelah tangan Brian yang tengah mencekal pergelangan Aurel, kemudian dilepaskan. Dia pun merogoh saku jaket hitamnya, hendak mengambil sesuatu.

Setelah menemukan benda tersebut, Brian lalu menuduhkannya di depan wajah Aurel. Sebuah pisau berlumuran darah yang berhasil membuat Aurel memelotot sempurna. Perempuan itu tampak syok, hingga refleks menepis telapak tangan Brian yang berada di mulutnya.

“Lo habis ngapain?!” tanya Aurel panik. Jangan bilang, laki-laki itu telah menyakiti keluarga terdekatnya? Aurel merasa tak percaya dengan yang sedang dilihatnya. Kenapa Brian bisa sampai segila ini?

“Gue bilang, lo habis ngapain Brian?! JAWAB PERTANYAAN GUE BRENGSEK!” tekan Aurel sambil meraih kerah baju Brian kuat-kuat.

Brian malah tersenyum, seolah tidak merasa bersalah atas perbuatannya. “Jangan panik gitu sayang. Gue cuma abis sabotase supir lo. Gak gue tikam kok, cuma lukai dikit.”

Aurel dibuat terbungkam. Kedua matanya tidak berkedip sedikit pun. Pandangannya mulai memanas. Giginya saling bergelemutuk, menahan emosi yang kian bergejolak di dalam di dadanya.

PLAK

Sebuah tamparan keras melayang sempurna di pipi Brian. Wajah laki-laki itu refleks menoleh ke samping, sembari memegangi bagian pipinya yang terasa kebas dan nyeri.

“Lo gila brian! Lo udah gak waras! Dimana otak lo hah?! Apa yang udah lo lakuin sekarang, udah diluar akal sehat manusia! LO LEBIH DARI KATA BAJINGAN!” cerca Aurel memaki-maki Brian. Amarahnya sudah kepalang mendidih.

“Makanya ayo balikan sama gue!” balas Brian kembali menarik pergelangan tangan Aurel. Dia menatap tajam Aurel, memperlihatkan raut menyeramkannya.

“Gue bakal stop ganggu hidup lo, kalo lo bisa nurut sama gue!” lanjut Brian lagi tak main-main.

Aurel sedikit meringis, merasakan nyeri pada area tangan kanannya yang berada di genggaman Brian. Dia lalu menatap wajah laki-laki itu lamat-lamat. “Gue gak bakal sudi balik lagi sama cowok bajingan kayak lo!”

Nice to Meet GalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang