PROLOG

2.9K 43 2
                                    

2376 words

2376 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"BRENGSEK! MITHA, ADA LAKI LO!"

Suara teriakan itu berusaha mengalahi suara dentuman musik yang terdengar memekakkan telinga. Mala yang sedang berada di kerumunan orang-orang yang tengah berjoget terpaksa menghentikan kegiatannya saat matanya melihat langkah kaki seorang laki-laki yang mendekati kerumunan. Langkah kaki itu semakin mendekat, dan hal itu membuat Mala panik. Mala mengalihkan pandangannya ke arah sahabatnya yang masih saja berjoget bersama dengan pacarnya.

Mala berdecak kesal, berjalan menghampiri Mitha yang berjoget dengan Zaki yang memeluknya dari belakang. "Ada Halim, anjing!" teriaknya, mengingatkan Mitha.

Mitha menghentikan pergerakannya, matanya menatap ke arah Halim yang berjalan memecah kerumunan. Laki-laki itu datang menghampiri Mitha dengan rahang yang mengeras. Halim tampak begitu rapi dengan baju kerjanya, tapi lengan kemeja laki-laki itu sudah digulung hingga siku, menambah kesan berantakan di dalam kerapian.

"Bodo amat!" Mitha memilih cuek, dan kembali melanjutkan kegiatannya dengan sang pacar.

"Sialan, lo!" umpat Mala.

Zaki melingkarkan tangannya di pinggang Mitha, kepalanya dia taruh di cekuk leher Mitha. "Lo lanjutin aja kegiatan lo, Mal" suruhnya, seakan tidak peduli dengan kehadiran Halim.

Mala menatap horor ke arah Halim yang semakin dekat, dua langkah lagi laki-laki itu akan sampai di hadapan mereka. Seharusnya di sini Mitha yang panik karena suaminya datang menyusulnya ke kelab, tapi malah Mala yang merasa panik melihat ulah sahabatnya itu.

Halim menarik paksa tangan Zaki yang melingkar di pinggang Mitha, dan memelintirnya, membuat Zaki mengaduh kesakitan. "Lepasin tangan lo dari istri gue!" ucapnya penuh penekanan. Halim menatap Zaki tajam, kemudian menghempaskan tangan Zaki kasar sampai laki-laki itu terpelanting ke samping.

"Zaki!" pekik Mitha. Saat Mitha akan bergerak mendekati Zaki, tangannya di tahan oleh Halim. Mitha menatap Halim kesal. "Lepasin tangan aku, Lim!"

Halim menatap Mitha dengan tatapan yang tak terbaca. "Pulang, Mitha. Hari ini aku lelah banget, dan aku harap kamu ikut aku pulang dengan tenang" ucapan Halim kepada Mitha terdengar begitu lembut, padahal laki-laki itu sudah panas dada melihat sang istri yang berjoget dengan laki-laki lain.

"Ihh, aku gak mau!" Mitha mencoba melepaskan tangannya dari Halim, tapi usahanya sia-sia karena Halim semakin mempererat cengkeramannya. Mitha meringis merasakan perih pada tangannya. "Tangan aku sakit, Lim" rintihnya.

"Ayo, pulang" ajak Halim lagi. Halim menatap ke arah Mitha yang masih saja belum ikut pulang dengannya. Halim sudah cukup lelah dengan pekerjaannya, dan dia harus menjemput istrinya ke kelab juga. Halim sangat lelah.

"Mit, pulang, anjing! Lo gak lihat itu mata Halim seram banget" bisik Mala di telinga Mitha. Mala melirik ke arah Halim, dari sorot matanya terlihat jika laki-laki itu tengah marah, tapi mencoba menahan agar dirinya tidak meledak-ledak "Biar Zaki gue yang urus, deh" bujuknya.

LimMit! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang