.
.
.Denne sudah keukeuh tidak akan mau peduli terhadap Allen, dia tidak akan memberi simpati sedikit pun pada kakak kelasnya itu.
Meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan membuat Allen tidak lagi bisa mendekatinya..
Namun.. apa yang sedang dia lakukan sekarang?
Dengan seseorang yang sedang tertidur dan menjadi kan pahanya sebagai bantal, dengan tangan yang melingkar, memeluk erat pinggang nya.."Denne.." gumam Allen pelan memanggilnya.
Denne dapat merasakan suhu tubuh Allen yang terasa panas di perutnya.
Pemuda manis itu menghela nafas pelan, apa yang dia lakukan sekarang bertolak belakang dari pikiran dan keinginannya.
"Maafin aku.." Allen kembali bergumam.
Entah ini efek sakit atau apa..
"Denne.."
Denne sedikit mendorong kepala Allen yang semakin ditelusupkan pada perutnya..
"Kak.. aku capek.." kata Denne yang paha dan kaki nya mulai kebas.
Posisi mereka sekarang berada di sofa, Denne duduk dan Allen yang tertidur berbantalkan pahanya.
Allen dengan kepala yang terasa berat menegakkan tubuhnya hingga kembali terduduk.
Memandang Denne dengan tatapan sayu, nampak jelas jika dia sedang sakit..
Namun sedetik kemudian pemuda itu menjatuhkan kepalanya pada pundak sempit Denne.
Tangan nya kembali melingkar pada tubuh yang jauh lebih kecil darinya.Denne tidak menolak ataupun mendorong Allen seperti biasanya.
Anggap saja Denne memang bodoh, tapi.. sebenarnya Denne tidak.
Dia hanya terlalu polos, baik dan tidak tegaan, seharusnya Denne membenci Allen.. tapi Denne tidak bisa.
Jika mengingat perlakuan Allen, secara logika Denne ingin menjauh.. tapi jika secara hati nurani, Denne masih bersimpati.
"Al-allen.. aku akan buatkan bubur, kamu harus minum obat" ujar Denne pelan sambil kembali mendorong Allen agar mau menyingkir dari nya.
Denne agak risih, apa lagi Allen yang kini justru sudah menelusupkan wajahnya di sela-sela perpotongan leher nya.
Itu geli.
"Enggak.." tolak Allen yang tidak mau melepaskan.
"Lepaskan atau aku pulang aja" ancam Denne yang sebenarnya tidak bermaksud mengancam atau apapun.
Tapi tanpa di sangka itu berhasil.. Allen menjauhkan diri.
Denne segera berdiri dari duduknya.
"Tunggu disini, aku akan buatkan bubur.. setelahnya kak Allen harus makan dan minum obat yang ku bawa" Denne.
Kemudian si manis berbalik dan berjalan ke arah dapur dan meninggalkan Allen.
Namun tanpa Denne sadari, Allen mengikuti.. dengan langkah gontai.
Dan kembali meraih Denne dan memeluknya dari belakang, wajah nya di sembunyikan di bahu kiri Denne."Kak..." Tanpa sadar Denne merengek, pergerakannya jadi tidak bebas.. apa lagi Allen sudah melingkarkan tangannya di lingkaran perut nya lagi.
"Kalau pusing, tidurlah di kamar.. aku akan menyusul dan bawakan bubur nya nanti" ucap Denne membujuk.
Bisa di rasakan Denne, Allen mengangguk.
Dan segera melepaskan nya dan berjalan dengan langkah nya yang gontai..
.
.
.