Salah Paham

906 116 2
                                    

Limario menghela nafasnya dengan malas ketika melihat Seulgi dan Irene duduk dibangkunya.

"Lo berdua ngapain udah nangkring disini?" Tanya Limario sembari meletakkan tasnya diatas meja.

"Nungguin lo bertiga" Jawab Irene sedangkan Limario memilih duduk tak jauh dari Seulgi dan Irene.

"Sekalian juga mau ngasih tau Jennie tentang masalah kemaren" Tambah Seulgi yang dibalas anggukan oleh Irene.

"Emang gapapa ya ngasih tau dia tanpa bukti gitu?" Tanya Limario takut jika Jennie tak menerima fakta yang mereka berikan.

"Ya gapapa, kayak yang dibilang Jisoo semalem. Kalau dia mau dengerin ya bagus, kalau enggak yaudah" Jawab Irene sedangkan Seulgi mengangguk tanda setuju.

"Gue setuju sih sama Irene, yang penting kita udah ngasih tau dia aja" Ujar Seulgi sedangkan Limario hanya bisa mengangguk.

"Maafin temen-temenku ya kak, aku nanti bakalan negur mereka kok" Ujar Jennie pada Kai, Kai sontak mengangguk pelan.

"Gapapa sebenarnya kok Jen, cuman ya gitu lah" Ujar Kai, Jennie menghela nafasnya pelan ketika melihat luka di sudut bibir Kai.

"Aku ke kelas duluan kak" Pamit Jennie berlalu kearah kelasnya sembari berusaha menahan emosinya.

"Kalian" Panggil Jennie ketika melihat adanya Limario, Seulgi dan Irene yang sedang bercerita.

"Jen, ada hal yang mau kita sampein" Ujar Irene berdiri untuk memberitahu masalah mereka tadi malam bersama dengan Kai.

"Kalian tuh apa-apaan sih?" Tanya Jennie yang membuat mereka bertiga terdiam mendengar pertanyaan dari Jennie.

"Kenapa kalian tiba-tiba ngelabrak kak Kai kayak gitu? Kalian nggak mikir apa konsekuensinya buat kak Kai? Kak Kai malu tau nggak karna kalian" Marah Jennie yang membuat mereka menatapnya dengan bingung.

"Jen, lo salah paham deh kayaknya. Kita ngelabrak dia karna ada sebabnya" Ujar Seulgi berusaha untuk menenangkan Jennie terlebih dahulu.

"Apa? Kalian mikir dia selingkuh gitu? Enggak Gi, dia nggak selingkuh. Dia tadi malam izin sama gue, itu adek sepupunya dia" Jawab Jennie yang membuat Irene menghela nafasnya dengan malas.

"Jen, dengerin gue ya. Okelah kalau semalem dia bertindak biasa aja layaknya adek sepupuan, tapi lo mikir deh Jen. Ada nggak sih adek sepupuan dicium pipinya?" Tanya Irene sedangkan yang lain hanya diam melihat pertengkaran antara Jennie dengan Irene.

"Ren, lo tau apasih soal kayak gituan? Itu beneran sepupunya kak Kai, Ren" Jawab Jennie masih kekeuh dengan pendapatnya dia.

"Astaga Jen, lo pikir kita sebego itu apa? Nggak ada dalam sejarah sepupuan malah mesra-mesraan" Ujar Irene kesal dengan Jennie yang tak mau mendengarkannya.

"Lo tuh bego atau gimana sih Jen? Jangan nutup mata sama telinga lo deh, lo udah tau pamor kak Kai gimana dimata anak-anak. Tetep aja lo belain dia" Marah Irene karna merasa bahwa Jennie tak mempercayai mereka.

"Gue tau kak Kai gimana Rene, lo kalau emang nggak pengen lihat gue bahagia jangan segininya dong" Balas Jennie yang membuat Irene menghela nafasnya dengan kesal.

"Jen, gue justru bakalan makasih banget buat orang yang bisa bikin lo bahagia. Tapi apa lo pikir gue bakalan tetap bahagia lihat pacar temen gue mesra-mesraan sama cewek lain? Coba dibalik deh Jen, lo lihat Seulgi mesra-mesraan sama cewek lain. Apa lo bakalan diem aja? Lo ketawa seolah nggak terjadi apa-apa? Lo bakalan ngelakuin itu? Kalau iya, lo bego sih kata gue" Ujar Irene yang membuat Jennie terdiam.

"Sekarang terserah lo mau percaya atau enggak ke kita, kita udah ngelakuin tugas kita sebagai teman lo" Ujar Irene hendak berlalu tapi tangannya ditahan oleh Jennie.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang