Solar dan Jennie kini tengah duduk berdua dibangku yang ada ditaman fakultas mereka sembari menunggu kedatangan Moonbyul, Wendy dan juga Joy.
"Lah? Kok cuman kalian berdua doang?" Tanya Solar ketika melihat hanya Moonbyul dan Wendy yang mendatangi mereka.
"Joy lagi ada urusan, dipanggil bokapnya" Jawab Wendy memilih duduk begitu juga dengan Moonbyul.
"Kenapa lagi tuh anak sampe dipanggil?" Tanya Solar penasaran kenapa Joy tiba-tiba saja dipanggil.
"Nggak tau gue, kayaknya cuman masalah kecil doang" Jawab Wendy karna setaunya, ayah dari Joy tak pernah memarahinya.
"Iya sih, kalau dimarahin juga nggak mungkin. Lihat aja contohnya kemaren pas lagi ospek, malah Joy yang berasa senior" Ujar Solar mengingat bagaimana perlakuan Joy yang malah terlihat sangat santai menyuruh-nyuruh para senior.
"Biasa lah, kebiasaan Joy" Ujar Jennie mengingat bagaimana randomnya Joy yang mengajaknya kenalan hanya perihal jepitan rambut.
"Lo kok mau sih Wen sama anak kayak dia?" Tanya Solar sembari bersandar pada lengan Moonbyul yang tengah bermain game.
"Nggak tau ya, bagi gue dia lucu" Jawab Wendy dengan santai sedangkan Jennie dan Solar saling pandang dengan bergedik ngeri membayangkan seorang Joy terlihat lucu.
"Please Jen, jangan lo bayangin anjir" Ujar Solar kemudian mereka berdua tertawa karna memiliki pemikiran yang sama.
"Halo bestienya aku, kalian nungguin aku ya?" Tanya Joy dengan suara yang agak keras sembari membawa kresek merah ditangannya.
"Berisik jamet" Ujar Solar sedangkan Joy mengerucutkan bibirnya dengan kesal dan memilih duduk.
"Nih, buat sobat melaratku" Ujar Joy mengeluarkan nasi kotak dari kresek merah yang tadi dia bawa.
"Nyolong dimana lo anjir?" Tanya Jennie ketika menerima nasi kotak pemberian dari Joy sedangkan Moonbyul dan Wendy sudah menikmati nasi kotak tersebut.
"Ngambil dikantor bokap, lagi ada rapat tuh" Jawab Joy dengan santainya sedangkan Jennie dan Solar menghela nafas tak habis pikir dengan kelakuan dari temannya itu.
"Izin nggak lo? Entar nggak cukup lagi makanan disono" Tanya Solar ikut membuka nasi kotaknya.
"Ngapain izin? Bokap gue pemilik nih kampus sekaligus rektor, selow aje" Jawab Joy dengan santai sedangkan Jennie menghela nafasnya sejenak.
"Heh cabe, Lim kemaren kesini ya? Gue lihat igs lo" Ujar Joy pada Jennie yang sedang fokus dengan ponselnya.
"Iye, napa?" Tanya Jennie penasaran kenapa Joy tiba-tiba menanyakan hal tersebut padanya.
"Kok nggak bilang sih anjir? Gue pengen tau kenalan sama dia" Jawab Joy penasaran dengan pacar temannya itu.
"Entar deh kalau dia kesini lagi, kemaren juga mendadak soalnya dia dateng" Ujar Jennie yang membuat Joy hanya bisa mengangguk.
"Lar, kapan sih hamilnya lo?" Tanya Joy tiba-tiba yang membuat Solar dan Moonbyul tersedak makanan mereka.
"Anjir lo ya Joy" Ujar Moonbyul setelah meminum habis air mineralnya setelah dibantu oleh Wendy dan juga Jennie.
"Nanya doang kak, kaget banget" Ujar Joy sementara Moonbyul menatap tak percaya Joy yang malah asik memainkan ponselnya.
"Berkah mulut lo Joy, gue sumbat pake sambel. Mau nggak?" Tawar Solar benar-benar merasa kesal dengan pertanyaan tiba-tiba dari Joy.
"Ya gimana ya? Gue kan cuman nanya bensinku sayang" Ujar Joy sedangkan Solar memilih tak merespon Joy.
"Gue gabut, labrak senior yuk" Ajak Joy yang membuat mereka kompak menghentikan makan mereka.