04

8 1 0
                                    

FF INI BERGENDRE 18+ JADI TOLONG YANG DIBAWAH UMUR SKIP AJA

Harap bijak dalam membaca ya, konten ini hanya cerita FIKSI dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata artis aslinya

~~~

Flashback Sebelum Pangeran Menikah

Author POV

Valter menggunakan beberapa hari untuk memikirkan perkataan ibunya. Ia memang tidak meragukan perasaannya, hanya saja Valter tidak ingin membuat Lyra terburu-buru, meskipun Valter sudah memantapkan diri menjadi pendampingnya ia juga harus meyakinkan Lyra tentang perasaannya. Tidak hanya dengan perkataan, tetapi melihat keseriusan Valter pada Lyra.

Tangan pria bertubuh tinggi itu merogoh sebuah benda bulat yang terbuat dari besi, membuka bagian penutupnya dan menatap kedua jarum jam di tengahnya.

Jam makan siang hampir selesai, dan Lyra masih sibuk memilah-milah kain di toko pakaian. Wanita itu sedang membantu seorang penjahit menentukan kombinasi warna yang sesuai untuk rancangannya. Menurut penjelasan Lyra, ia memang sering melakukan ini, wanita paruh baya yang berprofesi sebagai penjahit itu mempercayakan karyanya pada Lyra. Penilaian Lyra terhadap bahan dan model pakaian dianggap cukup baik sebab beberapa pakaian yang pernah ia buat dan mendapat bantuan Lyra sangat banyak diminati. Lyra juga pandai mencari jenis kain yang murah hingga biaya pembuatannya menjadi tidak begitu mahal. 

Valter memandangi wanita itu yang sesekali tertawa dan terlihat begitu bersemangat.

"apa sesuatu menarik yang kalian bicarakan?" tanya Valter yang berjalan ke arah Lyra dan seorang penjahit wanita "lihat bukankah ini sempurna?" Lyra menunjukkan potongan-potongan kain yang sudah disusun dengan warna yang begitu lembut "yah terlihat tidak begitu mencolok, dan segar" komentar pria itu yang sejujurnya tidak begitu mengerti tentang kombinasi warna untuk pakaian wanita.

"apa anda tidak keberatan jika saya mengambil ukuran tubuh anda tuan?" wanita penjahit itu berucap sambil memegang sebuah tapi meteran di tangannya "saya hanya berniat membuat pakaian pasangan, itupun jika anda berkenan"

"bibi sepertinya bisa menggunakan ukuran putra bibi saja" sanggah Lyra "saya hanya merasa akan lebih baik jika memiliki ukuran baru jadi saya bisa membuat pakaian dengan beberapa ukuran yang berbeda" Lyra kembali menggeleng "aku akan membantu bibi mencari seseora-"

"kenapa tidak, silahkan saja" Valter tersenyum tipis

Penjahit wanita itu tersenyum senang dan memulai tugasnya. Selama beberapa menit ia mengukur tubuh Valter sampai ia rasa catatannya sudah cukup lengkap "baru pertama kali saya melihatmu membawa pria ini nak, apa kalian pasangan?" tanya wanita penjahit menatap Valter dan Lyra bergantian sambil tersenyum.

"bibi" tegur Lyra dengan wajah yang bersemu, Valter tentu mendapati semburat merah di wajah Lyra dan tersenyum menunjukkan deretan giginya.

"ada apa? Bibi hanya bertanya karena selama ini bibi pikir kamu dan putraku terlihat begitu akrab" sontak Lyra membulatkan matanya "aku hanya bertemu dengannya beberapa kali" jawab Lyra "sungguh" kata terakhir itu Lyra ucapkan sambil menatap kearah Valter dengan wajah yang begitu serius hingga kedua alisnya terangkat.

Sementara Valter yang menatap balik kini menurunkan senyumnya dan menatap Lyra datar. Bibi penjahit itu mengemasi peralatan di mejanya "benarkah? Padahal bibi sudah berpikir kalian memiliki hubungan yang lebih" terdengar suara tawa pelan dari wanita penjahit itu.

Kini Valter hanya menatap Lyra dengan sebelah alisnya yang terangkat. Lyra menggeleng lalu menatap bibi penjahit dengan wajah memelas "maaf bibi tapi aku dan putramu memang tidak ada hubungan apapun, lagi pula dia kekasihku, mana mungkin aku memiliki hubungan lain?"

Let Me Fix it [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang