12

4 0 0
                                    

FF INI BERGENDRE 18+ JADI TOLONG YANG DIBAWAH UMUR SKIP AJA

Harap bijak dalam membaca ya, konten ini hanya cerita FIKSI dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata artis aslinya

~~~

Author POV

Keesokan harinya...

Seperti hari biasa Lyra menunggu Valter untuk pulang setelah menyelesaikan kegiatannya.

Namun karena merasa sedikit bosan Lyra memutuskan keluar sebentar melalui pintu belakang kerajaan, ia ditemani dengan seorang pengawal kerajaan menuju ke gerbang besar itu.

Mereka keluar menuju sebuah lorong tempat pedagang makanan berada.

Belum sampai di toko tujuan Lyra ia melihat sebuah kegaduhan dari arah depan. Terlihat seorang wanita yang meronta dan menangis sambil berteriak "aku tidak mau ibu!!!' teriak wanita itu lalu menghempaskan tangannya dan berlari ke belakang.

Tidak ada satupun yang membantu menengahi perkelahian ibu dan anak itu hingga akhirnya seorang wanita yang tadi berteriak berlari ke arah Lyra berlutut di hadapannya "nona kumohon tolong selamatkan bayiku" wanita itu memohon dengan kedua tangannya hingga bersimpuh memegang pergelangan kaki Lyra.

Lyra yang terkejut mengerutkan keningnya, ia berusaha mendengar apa yang wanita itu katakan "a-ada apa? Tolong jangan seperti ini" ucap Lyra, wanita itu semakin keras mencengkram pergelangan kaki Lyra "nona tolong selamatkan bayiku nona, tolong mereka" lirih wanita itu hingga sang pengawal menarik paksa wanita yang masih bersujud dihadapan Lyra.

Wanita dengan jubah itu akhirnya berdiri dan dibawa untuk menjauh dari Lyra, dengan masih terdiam Lyra melihat perut besar wanita itu hingga tubuhnya seketika menegang.

Wanita itu terus meronta hingga berhasil dibawa oleh seorang wanita paruh baya.

Lyra masih terdiam di tempat, bahkan matanya masih menatap ke arah wanita itu yang semakin lama menjauh dari pandangannya. Satu hal yang Lyra lupakan dan itu membuat semua harapannya musnah. Sebuah kekhawatiran yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Rasa takut mulai memenuhi pikiran dan perasaannya hingga cairan bening berhasil lolos dari sudut matanya.

"Nona? Anda baik-baik saja?" Seorang pengawal yang menemani Lyra kini menghampiri Lyra yang masih terdiam. Segera Lyra mengusap air matanya kasar dan mengangguk "i-iya, sebaiknya kita kembali saja" pinta Lyra yang segera berbalik dan berjalan cepat menuju kerajaan.

Lyra masih memikirkan berbagai cara, pelayan dan pengawal yang menemaninya masih tidak membuat Lyra tenang. Terlebih ketika ia menemukan seseorang bertudung hitam yang berdiri di taman kerajaan saat ia memberi makan kelinci-kelincinya.

Lyra sangat ingin menyerah dan mengalah tapi ia juga tidak bisa melepas seseorang yang sudah ada di hatinya. Nasib Lyra mungkin akan membuat Valter kecewa karena melanggar peraturan, maka dari itu, ia tidak pernah ingin memberitahu kegelisahannya.

Malam kini menyambut mereka, Lyra dan Valter sedang memandangi cahaya kerlip bintang di langit gelap. Mereka sedang berdiri di balkon kamar dengan Valter yang memeluk Lyra dari belakang sambil menopang dagunya di atas pundak Lyra.

"Sewaktu kecil aku dan ibu suka memandangi bintang seperti ini" ucap Lyra membuka suara, Valter yang hanya terdiam itu kini menanggapi "ibumu suka bintang?" Lyra mengangguk.

Mendengar Lyra menceritakan ibunya, Valter teringat akan fakta menyakitkan tentang kematian ibu Lyra, ada rasa sesak ketika ia harus menyimpan fakta itu agar Lyra tidak terpuruk dalam kesedihan.

"Ibu selalu menggambar banyak hal menggunakan titik bintang, seperti ini" Lyra mengulurkan tangannya menghubungkan titik bintang-bintang di langit hingga membentuk sebuah gambar.

Let Me Fix it [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang