8

567 73 26
                                    

Hubungan yang terjalin antara Anggia dan Nakula bisa disebut rumit tetapi tidak terlalu rumit juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hubungan yang terjalin antara Anggia dan Nakula bisa disebut rumit tetapi tidak terlalu rumit juga. Keduanya hanyalah insan yang saling jatuh cinta, saling menaruh suka, dan semua orang disekeliling mereka tahu itu.

Awalnya, Nakula lah yang tertarik dengan Anggia dan mendekati gadis itu lebih dulu. Dan bak dayung bersambut, Anggia juga secara perlahan mulai tertarik dan menaruh hati pada Nakula.

Lalu hubungan apa yang keduanya miliki?

Hts? Bukan.

Fwb? Menurut keduanya, mereka tidak sampai ditahap sana.

Yang jelas Nakula selalu ada untuk Anggia, dan Anggia sendiri akan berusaha untuk selalu ada untuk Nakula —kalau gadis itu sedang senggang.

Lantas, bagaimana hubungan Anggia dengan Jidan? Tidak ada. Jidan hanyalah pemeran figuran yang ada diantara Anggia dan Nakula. Yang kebetulan sebagai adik Nakula, Jidan setuju dan merasa cocok kalau Anggia kelak akan menjadi kakak iparnya.

Semudah itu semuanya. Bahkan Nakula sudah ditahap sering bercerita pada sang ibu tentang Anggia sebagai gadis yang laki-laki itu sukai, atau bisa dibilang ia sedang promosi.

Tapi selama dua tahun dekat, ada hal yang membuat Nakula belum berani —ingat, belum berani— menjadikan Anggia kekasihnya. Tak lain dan tak bukan adalah karena pekerjaan laki-laki itu yang dibilang belum mumpuni kalau harus bersanding dengan Gia yang aktif dan memiliki beberapa pekerjaan sampingan.

Ia insecure, jujur saja. Dan itu hanya pernah ia ceritakan kepada Jidan dan juga Nova. Karena kalau ia bercerita itu pada sang ibu, ia takut ibunya akan kepikiran.

Tapi nyatanya, Anggia malah diambil orang, dan orang itu sialnya adalah sepupunya sendiri yang berengsek.

Jangan tanyakan betapa sedih dan kecewanya dia. Karena ia bahkan sempat tidak mau keluar kamar selama dua minggu penuh dan membuat ibunya mengomel tanpa henti.

Dia ingin kecewa dan menyalahkan Tuhan akan kekurangannya. Andai dulu ia tidak mengalami kecelakaan, mungkin ia bisa memiliki pekerjaan yang sama seperti sang ayah, yaitu menjadi seorang perwira. Tapi apa daya, karena kakinya yang pernah patah, ia dipastikan gagal dalam seleksi awal.

Jidan sendiri yang memiliki penyakit asma dari kecil, juga terpaksa mengubur impiannya yang juga ingin sama seperti sang ayah.

Keduanya gagal. Namun sang ayah dengan lapang dada memberitahu mereka kalau semua itu sudah suratan. Tidak perlu disesali ataupun kecewa terlalu berlebihan. Bahkan sang ayah tersenyum dan menggoda kalau kelak cucu-cucunya lah yang akan meneruskan gelarnya.

Dan Nakula harap, cucu yang dimaksud ayahnya adalah putranya bersama Anggia kelak.

"Bener ini nggak mau keliling lagi nanti?"

Anggia yang tengah duduk di bangku penumpang, mengangguk yakin. Gadis itu sudah berjanji untuk tidak pulang terlalu larut pada Nova, dan ia akan menepatinya.

OPTION [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang