Guys maaf ya libur lama, bapak aku sakit dan rawat inap di RS jadi ga bisa fokus buat drafting dll
Semoga ke depannya ga lama-lama lagi up-nya biar cepet kelar 🤭🤭
Happy reading ^^v~~ 21 ~~
Nova menggaruk belakang kepalanya keras. Melihat Gia pagi ini jelas saja membuatnya kegerahan. Dan pastinya tidak hanya dia, tapi laki-laki lain di luaran sana juga pasti akan langsung melirik dan kegerahan kalau melihat penampilan Gia seperti ini.
"Kamu nggak ada baju lain?" Hanya itu yang bisa ia lontarkan setelah melihat penampilan Gia pagi ini dari atas sampai bawah dan kembali ke atas lagi.
Gia menunduk melihat pakaiannya. Celana pendek yang panjangnya tidak sampai setengah paha serta tank top hitam yang sedikit tertutupi dengan crop track jacket yang juga berwarna hitam.
"Kata kamu, kamu bisa mukul orang." Gia berujar polos, membuat Nova mendesah berat.
"Yaa, tapiii... nggak mungkin aku terus-terusan nonjok orang, Gi."
Gia terkekeh melihat tampang frustrasi Nova. Tapi ia tetap tidak mau mengganti pakaiannya. Lagipula ada hal yang ingin ia ketahui dan ia pastikan dengan mata kepalanya sendiri.
"Baju kamu emang gini semua?" Tanya Nova dengan dua tangan berpangku di kedua sisi pundak Anggia, membuat Anggia menelan kembali kekehannya.
"Yaa, nggak semua. Tapi kebanyakan emang seperti ini, sih."
Nova mendongak lemah. Belakang kepalanya terasa berat sekali. "Oke, pulang dari cfd, kita akan belanja. Aku belikan kamu baju, aku yang bayar. Tapi, dengan satu syarat, bajunya harus sesuai dengan apa yang aku mau..."
"Deal!" Setuju Gia dengan cepat bahkan sebelum Nova selesai dengan ucapannya.
~~ 21 ~~
Sebentar lagi rasanya Nova bisa menyemburkan api dari dua lubang hidungnya.
Bagaimana tidak, tidak sedikit orang yang melirik dengan terang-terangan ke arah Gia —baik itu perempuan maupun laki-laki. Ia sendiri juga sadar kalau Gia memang secantik itu. Belum lagi proporsi tubuh gadis itu yang ditunjang dengan kulit mulus yang Gia miliki.
Dan juga sejak pertama kali keduanya tiba di Senayan, ada banyak sekali yang menyapa istrinya ini. Walaupun yang menyapa juga kebanyakan adalah perempuan, tapi yang laki-laki pun tidak bisa disebut sedikit.
Seperti saat ini, ia yang baru saja kembali dari membeli air mineral di salah satu stan, justru mendapati Gia sudah bercanda riang dengan satu laki-laki tampan berparas kebaratan.
"Your husband?" Tanya laki-laki itu saat Nova menghampiri keduanya.
Gia mengangguk, lantas menarik Nova supaya berdiri di sisinya. "Iya, kak. Kenalin, namanya Nova."
Laki-laki itu pun mengulurkan tangan dan menjabat tangan Nova antusias, "Mac."
"Nova." Balas Nova seraya tidak lupa menyunggingkan senyum dengan mata sedikit memicing tajam, meneliti dari atas sampai bawah pada laki-laki tersebut.
"Gue kira lo bakalan married sama yang tinggi kemarin, Gi. Siapa namanya? Lupa gue."
"Kak Nakula maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OPTION [✔️]
Short StoryBagaimana jadinya kalau ada orang ketiga dalam sebuah hubungan?