5. Menyerah?

1K 172 152
                                    

1 vote dan beberapa komen untuk ribuan kata yang aku tulis, ga rugi kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 vote dan beberapa komen untuk ribuan kata yang aku tulis, ga rugi kan?

Komen di setiap kalimat ya!

|200 vote dan komen buat langsung next|

ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ
🌙

ㅤ ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ
Pernikahan Hasan dan Ayu sudah jalan tiga bulan. Tidak ada perubahan berarti bahkan setelah apa yang Hasan ucapkan tempo hari. Semuanya berjalan  'normal' seperti Hasan dan Ayu sejak pertama mereka menikah.

Ayu belum kunjung mendapatkan pekerjaan, dua kali interview dan tidak ada lanjutannya yang artinya Ayu tidak lolos. Sedangkan pekerjaan Hasan ya begitu begitu saja, pria itu sedang menabung dengan cara mengerjakan pekerjaan tambahan setelah pulang dari kantor setiap malamnya.

"Abi minta kita ke Malang," ucap Ayu setelah makan malam. Ini kedua kalinya mereka makan malam bersama saat berdua.

"Haul Mbah buyut," lanjut Ayu.

"Ah iya, minggu ini ya? Nanti kita ke Malang," jawab Hasan singkat. Dia memilih menghabiskan makan malamnya terlebih dahulu.

"Abyan masih di Jakarta?" tanya Hasan.

"Masih, katanya pulang ke Malang bareng aja."

Hasan mengangguk. "Kalo gitu kamu ke Malang berdua sama Abyan, gapapa? Nanti aku nyusul."

Ayu mengangguk.

"Kamu pesan tiket pulang pergi buat sendiri aja. Aku pesan sendiri. Masih ada kan uang yang aku kasih?" tanya Hasan.

Ayu kembali mengangguk dan berdiri untuk membereskan bekas makan mereka. Hasan hanya diam memperhatikan, lalu menghela napas saat Ayu sudah ada di dapur.

Dia sedikit menyesal karena tidak bisa membawa Ayu pulang ke Malang selama tiga bulan ini. Hasan sudah meminta maaf tentang itu dan katanya Ayu tidak masalah, tapi tetap saja, Hasan berpikir seharusnya dia bisa lebih baik memperlakukan Ayu.

Malam ini berlalu seperti malam-malam sepi biasanya di kehidupan pernikahan Hasan dan Ayu. Selesai makan, jika ada pekerjaan Hasan akan mengerjakannya, jika tidak, Hasan akan menonton siaran ulang wayang di Youtube atau bermain gitar, sebatas itu malam hari Hasan setiap harinya.

Dan malam ini, semua pekerjaanya sudah selesai dan tidak ada yang bisa Hasan tonton di Youtube. Hasan mengambil gitar dan memetiknya pelan, menatap pintu kamar yang lebih selalu tertutup. Hasan jadi membayangkan, bagaimana rasanya mengobrol santai dengan Ayu? Bercanda dan berbagi cerita. Sepertinya seru.

Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain.
Betapa dalamnya terluka hatiku.
Dan bagaimanakah ku harus. meyakinkan diriku.
Saat ku dengar suaramu ku tak mampu pergi.

Hasan : Siapa PemenangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang