19. Bawaan Bayi

1.1K 187 92
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤIni panjang banget loh, parah kalo ga voment 💔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Ini panjang banget loh, parah kalo ga voment 💔

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🌙

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Calonnya dari Jakarta kenapa nikahnya di Malang dan di pesantren?" tanya Ayu.

Ayu dan Hasan baru sampai di Daarul Hikmah setelah menginap beberapa hari di Al-Ikhlas, besok adalah acara pernikahan Raden dan Salwa dan pesantren sudah cukup ramai hari ini. Aula sudah dihias dan dibuatkan pelaminan.

"Keluarga Sagara udah nggak ada, tinggal mereka berdua, Sagara sama Salwa. Jadi Sagara pikir lebih baik di Malang aja karena keluarga kita kan lumayan banyak."

"Benar-benar cuma berdua?" tanya Ayu lagi.

"Iya, mereka yatim piatu dari masih sekolah. Keluarga besar nggak ada yang mau tanggung jawab jadi ya tinggal berdua. Untungnya Sagara itu pintar, dia sekolahin adiknya sampai jadi sarjana dan sekarang rela dilangkahin."

Ayu mengangguk kecil, sedih juga mendengarnya. Bukan untuk menjadi bahan bersyukur, tapi tampaknya Ayu memang harus sering dan tambah bersyukur dengan apa yang dia miliki dan rasakan sekarang.

"Istirahat dulu, aku mau ke aula, siapa tau ada yang bisa aku bantu." Hasan membawa tas mereka ke kamar diikuti Ayu.

Rumah sepi karena memang sedang sibuk dengan tugas masing-masing di sekitaran pesantren.

"Titip Bunda ya, Sayang. Ayah keluar dulu." Hasan berjongkok dan mengecup perut Ayu secepat kilat kemudian bangkit dan mencium pipi Ayu.

"Aku bawa ponsel, kalau ada apa-apa langsung telepon." Hasan pergi setelah mengucapkan salam.

Ayu masih sedikit kaget dengan yang Hasan lakukan. Dia berhedem pelan lalu tidur terlentang di tengah kasur.

Setelah dicek saat satu Syawal kemarin, Ayu memang hamil dan janinnya masih hitungan minggu. Benar-benar masih kecil. Sekitar dua minggu dan sekarang sudah masuk lima minggu. Awalnya Hasan sudah bilang untuk tidak usah ke Malang tapi Ayu memaksa,  dan setelah konsultasi, Ayu diperbolehkan naik pesawat dengan beberapa syarat.

Ayu masih tidak menyangka jika sekarang ada seseorang di dalam perutnya. Rasanya terlalu cepat jika dihitung dengan semua yang sudah terjadi diantaranya dan Hasan. Tapi bagaimanapun, Ayu tetap harus melewati ini, entah sekarang atau nanti.

Bosan di kamar, Ayu keluar dan menemukan anak-anak di halaman belakang ndalem. Ada Khadijah, Hafsah, Hamzah dan Haura yang menemani mereka, Haura adalah sepupu Hasan, anak dari kakaknya Ayah, Om Hilmi.

"Mba," sapa Ayu mendekati Haura. Umur Haura dua tahun lebih muda darinya tapi karena Haura kakak sepupu Hasan, jadi Ayu juga memanggil Haura dengan sebutan Mba.

Hasan : Siapa PemenangnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang