ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Sudah berapa kali Hasan merasakan perasaan ini? Dua? Atau tiga? Entahlah, tapi Hasan sangat tidak menyukainya.Jika saat Bunda melahirkan Khadijah, dan Husna melahirkan si kembar, Hasan hanya menunggu di luar ruang bersalin, kali ini Hasan ikut masuk ke dalamnya. Memegang erat tangan Ayu yang terus merintih kesakitan.
"Masih lama, Dok?" tanya Hasan tidak sabar.
"Masih pembukaan delapan, Pak. Sedikit lagi."
Hasan berdecak kesal. "Terus aja bilang sedikit lagi. Ini istri saya kesakitan dari tadi sore, masih aja bilang sedikit lagi."
"Mas!" tegur Ayu pelan.
Hasan menunduk, tangan kirinya mengusap kening Ayu yang bahas berkeringat. "Udahan ya, Ayy? Kita caesar aja, ya? Harus berapa lama lagi sakitnya? Aku nggak tega lihat kamu kaya gini."
Ayu menggeleng kecil. "Tinggal dua pembukaan lagi kok."
"Lama itu. Caesar aja?"
Ayu kembali menggeleng, rasa sakitnya kini datang lebih dahsyat. Ayu memejamkan matanya sejenak tapi Hasan langsung menepuk pipinya pelan.
"Nggak boleh merem, Sayang," kata Hasan pelan. Dia sudah diingkatkan untuk menjaga kesadaran Ayu saat melahirkan.
"Aku belum mulai mengejan, Mas. Santai."
"Santai santai, mana bisa!"
Ayu tersenyum tipis, tapi mukanya kembali menunjukkan kesakitan.
Menunggu beberapa saat, dokter akhirnya memberi tau jika pembukaan sudah lengkap, Ayu diminta untuk mengejan sesuai instruksi.
"Jangan diangkat bokongnya, tarik napas, lalu dorong sekuat tenaga ya. Setelah hitungan ketiga ..."
Ayu mengikuti instruksi, mengeluarkan semua tenaganya sampai sang bayi keluar dan menangis dengan kencang. Ayu mengembuskan napas kasar, berkali-kali, lelah sekali rasanya.
Hasan langsung mengecupi wajah Ayu, dan sang empu tidak merespon sama sekali karena lelah.
"Habis ini kita caesar aja ya," kata Hasan pelan.
Ayu membuka matanya bingung.
"Anak kedua," jelas Hasan.
Ayu memukul pelan tangan Hasan. "Dia aja belum diadzani, kamu udah mikir anak kedua?"
Dokter dan perawat di sana terkekeh mendengarnya.
Dokter memanggil Hasan dan memberikan bayi mereka setelah dibungkus dengan kain, menyuruh Hasan mengadzaninya lalu membiarkan sang bayi ditidurkan di dada Ayu, menstimulasi bayi mencari sumber makannya dan menjaga suhu juga bonding terhadap ibu.
Setelah Ayu selesai dibersihkan, bayi mereka juga dibersihkan dan dibawa ke ruang bayi lebih dulu. Ayu segera dipindahkan ke ruang rawat setelahnya.
"Alhamdulillah," gumam Ayah dan Bunda yang menunggu sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasan : Siapa Pemenangnya
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) Semua orang memiliki masa lalu, termasuk Hasan. Entah masa lalu yang terlupakan begitu saja atau masa lalu yang terpatri selamanya. Tapi, bagi Hasan masa lalu akan tetap menjadi masa lalu, semuanya hanya akan menja...