1 vote dan beberapa komen untuk ribuan kata yang aku tulis, ga rugi kan?
Komen di setiap kalimat ya!
|200 vote dan komen buat langsung next|
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🌙ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Ikut yu? Husna juga ikut kok, ada Cia juga, istrinya Jaman."Ini ajakan kedua Hasan kepada Ayu, tapi Ayu tetap menggeleng mengatakan tidak.
Hari ini Hasan akan bertemu dengan teman-temannya, reuni katanya, tapi hanya teman dekat saja, kumpul biasa. Tadinya Hasan sangat ingin mengajak Ayu dan memperkenalkannya secara resmi sebagai istri, karena saat menikah kemarin, ada teman Hasan yang tidak bisa datang.
"Kalo gitu aku pergi sendiri ya. Aku ke Daarul Hikmah dulu, pergi bareng Husain, rencananya pulang nanti mau mampir ziarah ke makam almarhumah teman kami, Dara. Pulangnya mungkin jam sembilan paling malam jam sepuluh, boleh?" tanya Hasan.
"Silakan."
Hasan mengangguk kecil, sebenarnya dia masih sedikit lemas, tapi tidak enak jika membatalkan janji disaat yang lain susah payah meluangkan waktu. Hasan berpamitan kepada Ayu dan mertuanya lalu pergi ke Daarul Hikmah menggunakan angkot, Abyan menawarkan untuk mengantarnya, tapi Hasan menolak.
"Mba ingat ga kejadian beberapa tahun lalu di Daarul Hikmah?" tanya Abyan membuat Ayu menoleh.
"Yang mana?"
"Yang istri Husain diculik."
Ayu mengangguk kecil.
"Nah ada yang meninggalkan salah satu temannya, itu Dara."
Ayu kembali mengangguk, dia sudah pernah mendengarnya, itu kejadian yang besar, beritanya tersebar luas, bahkan orang di luar pesantren saja tau.
"Tau ga siapa Dara?" tanya Abyan.
"Siapa?"
"Tanya Hasan coba, siap tau kalian berantem," ucap Abyan lalu tertawa pelan. "Selama tiga bulan ini udah pernah berantem belum, Mba?"
Pernah? Dari hari pertama, batin Ayu.
Ayu tidak menjawab lagi ucapan Abyan dan memilih untuk ke kamar rekannya saat mengajar dulu.
Jika dipikir secara jernih, menurut Ayu tidak akan sulit untuk suka dan jatuh cinta kepada Hasan, pria itu terlampau baik, tapi Hasan bukan orang yang Ayu inginkan. Mau sebaik apa pun Hasan kepada Ayu, selama Ayu masih menginginkan Raden, kebaikan Hasan tidak bisa membuat Ayu luluh.
Seharian ini Ayu melakukan beberapa hal yang biasa ia lakukan dulu, membantu simakan, berkumpul dengan pengajar lain sampai memanen beberapa buah di kebun belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasan : Siapa Pemenangnya
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) Semua orang memiliki masa lalu, termasuk Hasan. Entah masa lalu yang terlupakan begitu saja atau masa lalu yang terpatri selamanya. Tapi, bagi Hasan masa lalu akan tetap menjadi masa lalu, semuanya hanya akan menja...