Siang di hari Minggu, Hasan kembali melihat rumahnya yang sudah hampir selesai karena dikebut dan sudah bisa ditempati walau bagian belakang belum jadi sempurna, masih harus dilakukan beberapa hal. Hasan sudah mendiskusikan ini dengan Ayu dan rencanaya mereka akan pindah dalam waktu dekat. Tidak masalah dengan pembangunan bagian belakang yang belum selesai, tinggal sedikit dan Hasan bisa mengerjakannya sendiri.
Selesai mengecek rumah, Hasan kembali ke rumah orang tuanya karena Ayu juga ada di sana. Sudah sejak pagi mereka ada di rumah Bunda.
"Mas!" panggil Husain begitu Hasan melewati gerbang, Hasan mendekat dan duduk di sebelah Husain.
"Barang bagus nih, ori Jepang, limited juga." Husain memberikan sebuah dus berisi mobil-mobilan kepada Hasa.
"Dapat dari mana?"
"Teman, dia pulang dari Jepang dan aku titip ini."
"Berapa?"
"500 ribu aja."
Hasan langsung mengembalikan dus itu kepada Husain lalu bangkit dan berjalan masuk. Husain mengikuti dari belakang.
"Ya udah 400 deh," bujuk Husain.
"Engga. Harga aslinya aja engga segitu. Paling 300."
"Kan biaya jastip, Mas. Ya udah 350, deh."
"Engga."
"Ini Tomica lho, series yang limited. Ayolah nambah 50 doang."
Hasan tidak menjawab dan pergi ke dapur menghampiri Bunda dan yang lainnya yang sedang membuat makan siang.
"Bun, lihat. Ucen jajan mobil-mobilan sampai 500 ribu," adu Hasan sambil menunjuk Husain.
"Engga Bun, bohong dia. Orang ini dikasih. Tanya aja Husna. Ya kan Ayang?" sanggah Husain.
Bunda hanya menggeleng pelan. "Kalo punya uang lebih baik ditabung. Anak kamu sebentar lagi masuk SD. Husna juga harus kuliah, siapa yang mau biayain?"
Husain mendengus membuat Hasan terkekeh.
"250 deal sekarang juga," bisik Hasan.
"Sialan!" Husain melempar dusnya bertanda setuju.
Hasan tertawa pelan, Husain memang selalu ingat jika Hasan menyulai mobil-mobilan dan alih-alih membelikan Hamzah- anaknya mainan, Husain memilih membelikan untuk Hasan karena uangnya pasti diganti. Dan Hamzah tidak terlalu suka mainan, kedua anak Husain lebih menyukai aktifitas fisik seperti main bola dan bersepeda.
Setelah makan siang, Hasan menghampiri Ayu yang baru selesai sholat di mushola dan mengajaknya ke kamar mereka.
"Li, aku pakai uang 300 buat bayar ini ke Husain, ya?" izin Hasan menunjukkan mobil-mobilan yang baru dia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasan : Siapa Pemenangnya
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) Semua orang memiliki masa lalu, termasuk Hasan. Entah masa lalu yang terlupakan begitu saja atau masa lalu yang terpatri selamanya. Tapi, bagi Hasan masa lalu akan tetap menjadi masa lalu, semuanya hanya akan menja...