𝑯𝒂𝒍𝒐 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔... 𝑲𝒆𝒏𝒂𝒍𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊𝒍𝒍𝒆, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒈𝒈𝒊𝒍 𝒂𝒌𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊.𝑰𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝑴𝒊𝒓𝒆𝒊, 𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒅𝒊 𝒔𝒖𝒑𝒑𝒐𝒓𝒕 𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 - 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏.
ᵐᵒʰᵒⁿ ᵐᵃᵃᶠ ᵇᶦˡᵃ ᵃᵈᵃ ᵗʸᵖᵒ
•
•
•
Jane, Matteo dan Kak Marcus memutuskan untuk menemui Nydia.
Nydia duduk sendirian di bangku taman, matanya terfokus pada tanah di bawah kakinya. Tiba-tiba, dia mendengar langkah kaki mendekat.
Jane adalah yang pertama mendekat. Dia duduk di sebelah Nydia, dengan lembut meraih tangan temannya. "Nydia, aku tahu ini semua sangat berat bagimu," katanya dengan suara lembut . "Kami tidak di sini untuk menghakimimu. Kami di sini untuk memberikan dukungan yang kamu butuhkan. Kamu tidak sendirian."
Nydia menundukkan kepala, merasa air mata menggenang di matanya. "Aku... aku tidak tahu harus bilang apa," katanya dengan suara serak. "Aku merasa sangat malu atas apa yang sudah terjadi. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku terlibat dalam semua ini..."
Matteo, yang berdiri di samping Jane, menambahkan dengan lembut, "Nydia, kami tahu bahwa kau melakukannya karena tekanan dari ayahmu. Kau tidak memilih untuk melakukan hal-hal buruk itu. Kau terpaksa. Dan kami mengerti bahwa itu bukan sepenuhnya salahmu."
Nydia mengangguk pelan, air mata mulai mengalir di pipinya. "Tapi itu tetap tidak mengubah kenyataan bahwa aku ikut terlibat. Aku bisa saja menolak, tapi aku... aku terlalu takut. Aku takut pada ayahku, takut pada apa yang mungkin terjadi jika aku tidak menurutinya."
Nydia mengusap air matanya dengan punggung tangan, terharu oleh kata-kata teman-temannya. Dia merasa ada sedikit beban yang terangkat dari hatinya, meskipun rasa bersalah itu masih ada. "Terima kasih... aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapinya tanpa kalian," katanya pelan.
Jane tersenyum lembut, lalu menggenggam kedua tangan Nydia. "Kami akan selalu ada di sini untukmu, Nydia. Tidak peduli seberapa sulit keadaannya, kita akan menghadapinya bersama-sama."
Nydia mengangguk lagi, kali ini dengan sedikit senyum yang mulai muncul di wajahnya. Namun, senyum itu berubah menjadi ekspresi bingung ketika Jane melanjutkan, "Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang perlu kamu tahu, Nydia. Marcus... dia adalah kakakku."
Nydia menatap Jane dengan mata terbelalak. "Kakak? Tapi... kalian tidak pernah bilang apa-apa."
Marcus, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara dengan suara tenang, "Ya, kami memang saudara, tapi dari mama yang berbeda. Aku kakak tiri Jane. Kami tidak pernah benar-benar membicarakan ini karena situasi keluarga kami yang rumit. Tapi kami merasa, setelah semua yang terjadi, kau berhak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan di Balik Senyuman [SEGERA TERBIT]
Teen FictionCinta bisa menjadi obat bagi luka, tetapi juga bisa menjadi pedang yang menambah sakit. Francesca Jane - ִֶָ𓂃 ࣪˖ ִֶָ🐇་༘࿐ Francesca Jane adalah seorang gadis yang dikenal karena keceriaannya dan gemar memakai pita biru di rambut indahnya. Senyumny...