17. Liana.

935 42 1
                                    


Happy Reading...
Typo bertebaran....

.

.

.

.

𝘽𝙪𝙪𝙠𝙠𝙠𝙠... 𝘽𝙪𝙪𝙪𝙠𝙠𝙠...

"Selesai." Ucap seseorang setelah memukul tengkuk ardian yang sudah tak sadarkan diri.

.....

Seorang pemuda baru saja sadar dari pingsannya setelah setengah jam diri nya berbaring di atas lantai yang dingin.

"Sshhhh." Desis pemuda itu yang tak lain adalah ardian sambil memegang tengkuk nya yang sakit.

"A apa yang sebenarnya terjadi! Ke ke kenapa aku kehilangan kesadaran!. " Lirih ardian dengan suara yang sangat parau.

Dirinya hanya bisa mengingat saat melihat seorang wanita sedang melakukan hal tak senonoh di depan nya bersama seorang pengawal.

Entah siapa wanita itu karena dirinya seakan melupakan wajah wanita yang di lihat nya tadi, setiap memaksa mengingat nya malah berujung sakit kepala yang mendera nya.

"Haahh. Mungkin besok bisa membuat ku ingat, sekarang fokus kembali ke kediaman terlebih dahulu. " Lirih ardian beranjak dari tempat nya.

Saat meraba kantong nya, ardian merasakan bahwa benda yang ingin dia kembali kan kini mendadak hilang begitu saja.

Ardian menolehkan kepalanya kesana kemari tapi tidak mendapat kan keberadaan benda yang di cari nya.

"Gawat!!. " Ucap ardian jadi Panik sendiri.

"Aku harus lapor segera ke ayah. " Kata ardian sebelum bertepuk tangan tiga kali diiringi siulan yang keluar dari bibir sexy nya.

Seekor burung elang merah hinggap di bahu kiri ardian, sedang kan ardian menulis sesuatu di atas kertas sebelum menggulung nya dan mengikat nya di kaki burung elang yang tengah hinggap di bahu nya.

"Sampaikan pesan ku pada ayah. " Ucap ardian mengelus kepala elang milik nya sebelum elang itu kembali terbang dan menghilang dari pandangan ardian.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang minim pencahayaan, tampak seorang gadis ah tidak maksudnya bukan gadis lagi karena sedang melayani tiga pria sekaligus di atas ranjang.

Bunyi kec*pak, benturan kulit dan er*ng*n serta des*h*n menggema di tempat itu sebelum mereka menyelesaikan nya dengan keringat yang membasahi tubuh tel*nj*ng mereka.

"Kapan kalian beraksi? Aku sudah menunggu kalian dan sekarang memuaskan kalian sebagai tambahan bayaran. " Ucap gadis itu menatap tajam ketiga pria di depan nya.

"Kamu tenang saja, kami akan mulai rencana nya saat itu juga. " Ucap salah satu pria itu dengan senyuman misterius tercetak di bibir nya.

"Baik lah, akan ku tunggu kedatangan kalian bertiga. Jika sampai bisa membuat reputasi gadis itu lebih buruk, maka aku akan membayar lebih kalian bertiga. " Ucap wanita itu tersenyum sinis.

"Tentu saja, setiap pekerjaan kami tidak pernah tidak berhasil, jika kali ini tidak berhasil maka nyawa kami lah yang jadi taruhan nya. " Ucap pria lainnya dengan tatapan datar nya.

Keheningan pun terjadi beberapa detik sebelum sang wanita beranjak dari duduk nya dan mengenakan pakaian nya yang berserakan di atas lantai.

" Aku pergi dulu, kedatangan kalian bertepatan dengan kedatangan ku juga karena aku masih banyak urusan. " Ucap wanita itu.

"Urusan apa? Urusan untuk melayani para pria yang berani membayar mu bukan? Sampai anak sendiri di campakkan di tengah hutan. " Ujar salah satu pria sinis.

"Kau tidak usah perlu tahu apa lagi ikut campur, kita hanya sebatas teman kerja saja dan itu tidak lah lebih. " Ucap wanita itu sebelum keluar dari dalam kamar yang baru di tempati nya tadi.

"Dia perempuan yang sangat aneh, demi sebuah harta rela melakukan apa pun termasuk menyingkirkan orang yang tidak bersalah. " Ucap salah satu pria menggelengkan kepala nya setelah kepergian wanita tadi.

"Namanya juga orang serakah, kita yang tidak hidup di lingkungan bangsawan tentu saja tidak merasakan nya. " Ucap pria lainnya.

"Iya. Mereka bisa saja melakukan apa pun termasuk membunuh keluarga mereka demi harta dan kekuasaan, dan jika bangkrut maka menjual tubuh pun akan mereka lakukan. Baik pria maupun wanita itu semuanya sama. " Tambah pria lainnya.

"Untung saja kita tidak terlahir di keluarga bangsawan, jika benar-benar nasib kita terlahir sebagai orang bangsawan mungkin saja kita sudah di pengg*l duluan setelah lahir. " Timpal pria itu.

"Bukan begitu juga maksudnya, ada juga keluarga bangsawan yang hidup bahagia tanpa memiliki masalah kecuali berurusan dengan pekerjaan saja. " Ucap yang lainnya sedikit menyangkal perkataan temannya yang asal rangkum.

.

.

.

.

.....

"Ssshhh.. Sakit bet dah tubuh gue, kek di retakin 100 orang. " Ucap liana jadi lebay sendiri.

"Asalkan waktu bisa di ulang, pasti udah kabur duluan gue dari hukuman atau seenggaknya tidur nyenyak di Akademi. " Lirih liana dengan suara parau nya sambil mengucek mata nya.

Sebuah gaun cantik bewarna merah tua terpampang jelas di depan liana yang menatap gaun itu penuh sumringah di bibir nya.

"Astaga gue lupa sama baju ini. Untung saja ayah gue gak kayak di novel-novel yang pernah gue baca, kalau kayak di novel? Hiiihhh bisa berabe urusan nya. " Kata liana jadi bergidik ngeri sendiri membayangkan nya.

𝘽𝙧𝙪𝙪𝙪𝙠𝙠𝙠...

"Adoy!! " Pekik liana saat dirinya terjatuh dari atas ranjang dengan posisi bokong ke atas dan wajah yang mencium lantai. Sangat astetick sekali bukan? Liana gitu loh.

"Ini lagi!! Kenapa hari ini gue sial sih!. " Gerutu liana jadi sangat geram pada nasibnya sekarang padahal hanya jatuh sekali saja sudah menyebut nasib nya sial.

....

Ok semuanya, sampai sini dulu ceritanya soalnya gue sampai sini aja kepikiran.

Oh iya, tolong alur gue jangan kalian tebak duluan soalnya cerita novel yang di masuki liana adalah novel belum end.

Ini hanya sebagai peringatan tidak lebih dari itu.

Jangan lupa seperti biasanya gue minta kalian vote dan komen biar gue semakin semangat ngelanjutin nya.

Transmigrasi menjadi putri DUKE antagonis ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang