Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY READING
"Ternyata lo penghianat." Hardik Parel.
"KENAPA LO PUKULIN ADEK GUE?!" bentak Gio.
Buku-buku jari tangan Gio memutih, emosi yang dia tahan pun langsung meledak. Tanpa aba-aba Gio memberikan bogeman kepada Parel, pada sudut bibirnya.
"Kalian ikut saya, untuk memberikan keterangan." Ujar polisi bername tag Ali, sambil menunjuk Alister dkk.
"Gue nanti nyusul setelah nganterin Hazel pulang."
••••
"Silahkan kalian memasuki ruangan untuk memberi kesaksian." Ucap Polisi, bename tag Adi.
"Jadi, gini Pak. Malam kejadian itu saya mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal. Saya, disuruh mendatangi rumah tua sendirian, kalo mau orang itu selamat, katanya." Jelas Alister.
Saat itu, Alister tanpa pikir panjang langsung mendatangi tempat yang di sharlockkan.
"Saya juga waktu itu dikirimkan pesan begini," ucap Gio, sambil menunjukkan bukti chattannya.
Clara: Kak tolongin aku. Aku takutt. Kak Alister mau bunuh aku Jl. Cempaka no 406
"Orang itu pasti, Parel. Dia yang ngirim pesan itu, mengatasnamakan Clara." Sambung Gio, lagi.
"Jangan asal tuduh lo!" murka Parel.
Inti black eagle yang mendengarkan ucapan Gio pun bingung, padahal Gio sendiri yang bersikeras menuduh Alister, yang menjadi penyebab besar meninggalnya Clara. Tapi, dimalam ini, Gio membela Alister, dan ingin Parel mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
"Apa ada bukti lain, yang bisa lebih menguatkan?" tanya Polisi itu.
"Saya ada rekaman, kalau orang itu benar Parel. Biar saya tunjukkan." Ucap Gio, menampilkan rekaman vidio.
"Rencana kita sedikit lagi akan berhasil." Ucap Parel, yang terdapat di dalam rekaman video itu.
"Iya bos, ternyata Gio bodoh banget, mudah kehasut sama omongan kita."
"Nggak sia-sia gue, ngadu domba Alister sama Gio."
"Tapi bos, gue takut nanti kalo kita ketauan, kalo ternyata adiknya si Gio kita yang aniaya sampe pendarahan. Gue nggak mau dipenjara!"
