4. ꜱᴇᴋᴏʟᴀʜ

184 27 8
                                    

յׁׅɑׁׅ֮ꪀׁׅᧁׁɑׁׅ֮ꪀׁׅ ᥣׁׅ֪υׁׅ℘ɑׁׅ֮ ᥎꫶ׁׅᨵׁׅtׁׅꫀׁׅܻ ժׁׅ݊ɑׁׅ֮ꪀׁׅ ƙׁׅ֑ᨵׁׅ ꩇׁׅ݊ꫀׁׅܻꪀׁׅ ᨮ꫶ׁׅ֮ɑׁׅ֮ɑׁׅ֮

յׁׅɑׁׅ֮ꪀׁׅᧁׁɑׁׅ֮ꪀׁׅ ᥣׁׅ֪υׁׅ℘ɑׁׅ֮ ᥎꫶ׁׅᨵׁׅtׁׅꫀׁׅܻ ժׁׅ݊ɑׁׅ֮ꪀׁׅ ƙׁׅ֑ᨵׁׅ ꩇׁׅ݊ꫀׁׅܻꪀׁׅ ᨮ꫶ׁׅ֮ɑׁׅ֮ɑׁׅ֮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*HAPPY READING*


Senin pagi yang cerah, matahari mulai menampakkan dirinya. Ocehan burung terdengar nyaring dengan indahnya.

"Al, kalo udah siap turun sarapan dulu." Ucap Lidya.

"Iya, Bun."

"Inget nanti jangan bolos," tekan Fandi.

"Hm,"

"Al udah selesai, Al berangkat. Assalamu'alaikum." Ucap Alister sambil menyodorkan tangannya kepada orang tuanya, dan adiknya.

"Dadah kak Al," ucap Zeyla.

"Dadah, Zey." Balas Alister.

••••

Suara deruman 5 motor yang tampak memasuki gerbang salah satu sekolah elit itu mampu memecah keheningan di SMA Cakrawala, dengan memakai jaket kebanggaan black eagle. Setelah mereka memarkirkan motornya mereka pun membuka helm. Tak sedikit siswa-siswi yang memuji ketampanan kelima pemuda tersebut.

"𝘒𝘢𝘬 𝘈𝘭𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳 𝘨𝘢𝘯𝘵𝘦𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵."

"𝘔𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘫𝘢, 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘯𝘺𝘦𝘴𝘦𝘭."

"𝘒𝘢𝘬 𝘎𝘢𝘳𝘷𝘪𝘯 𝘨𝘢𝘯𝘵𝘦𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵, 𝘬𝘢𝘱𝘵𝘦𝘯 𝘣𝘢𝘴𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘢𝘬𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭𝘢."

"𝘋𝘪𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘝𝘢𝘯𝘰 𝘢𝘶𝘵𝘰 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘭𝘦𝘩."

"𝘒𝘢𝘬 𝘋𝘩𝘢𝘷𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵."

"𝘒𝘢𝘬 𝘙𝘢𝘧𝘬𝘢 𝘨𝘢𝘯𝘵𝘦𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘭𝘢𝘬.

Begitulah pekikan siswi-siswi fans garis keras black eagle.

Vano, pria tersebut sibuk menyapa fans dengan melambai-lambaikan tangannya, sambil menunjukkan senyumnya yang manis. Dhavin pun tak jauh beda dengan Vano, dia tidak segan memberi gombalan mautnya.

ZELISTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang