"Ini cerita sederhana begitupun akhirnya yang diharapkan sederhana juga."
_Saka A_
Selamat berselancar
📖📖Saka berkaca pada sepion motornya, merapikan helaian rambutnya ia juga memastikan penampilannya sudah 'rapi' dalam kategori dirinya sendiri, setelahnya dengan sedikit keraguan berdiri di depan gerbang lumayan tinggi bercat keemasan.
Ia mengintip situasi di balik pagar, memastikan ada orang yang bisa ia mintai tolong untuk membuka pagar mengizinkan ia masuk ke dalam pekarangan.
"Permisi, Pak!" panggil cowok itu pada pria tegap berpakaian seragam hitam yang baru keluar dari pos jaga.
Pria yang bekerja menjaga keamanan rumah majikannya itu tampak linglung menoleh ke segala penjuru, tak tinggal diam Saka mengeraskan suaranya sambil melambai-lambaikan tangan.
"Pak! Pak di sini!"
Bergegas laki-laki berperawakan tinggi berotot itu melangkah mendekat, ketegasan jelas tergambar dari raut mukanya tetapi hal itu tak membuat nyali Saka ciut.
"Siapa kamu dan ada keperluan apa?" todong pria yang kerap disapa Bima itu.
"Saya pacarnya Ashilla mau bertemu dengannya, bisa buka gerbangnya saya mau masuk" ucap pemuda itu terdengar memerintah.
Security itu memicingkan mata memindai penampilan pemuda seusia anak majikannya, benaknya bertanya-tanya benarkah bocah petakilan ini memiliki hubungan istimewa dengan nona mudanya?
Bukannya apa-apa ya, melihat anak majikannya yang memerhatikan penampilan dan digadang-gadang dekat dengan Arthur membuat dirinya meragu akan kebenaran dari ucapan pemuda dihadapannya.
"Lah malah bengong" runtuk Saka mulai kesal karena tak kunjung diizinkan masuk.
"Gak percaya ya sama saya?" tuduhnya seraya mendengus.
Tak ingin membuang waktu, ia menunjukkan salah satu foto dirinya bersama Ashilla, jepretan gambar waktu acara dies natalis beberapa bulan lalu dan untungnya pria dewasa itu percaya jadi tidak membuat banyak drama perkara ia datang ngapel malam Minggu.
Saka berjalan mengikuti Bima yang akan mengantarnya masuk ke dalam rumah yang luas itu, seperti pria itu belum percaya sepenuhnya.
"Permisi Tuan, saya mengantar pemuda ini yang mengaku kekasih nona Ashilla" lapor Bima pada majikannya.
Buana yang sedang bersantai di ruang keluarga bersama sang istri mengernyit melirik laki-laki di belakang anak buahnya, lalu ia meminta Bima untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
Buana Kartawijaya itu menegakkan punggung, pandangan penuh intimidasi itu menelisik penampilan remaja seusia putrinya dari ujung rambut sampai telapak kaki.
"Siapa namamu nak?" Amelia Ruby istri dari Buana bertanya.
"Saya, Arkashaka Cairo Arkatama Tante. Panggil saja Saka" sahut Saka gugu. Bagaimana tidak gugup saat ayah dari Ashilla memandangnya seolah ingin menguliti dirinya.
"Nama yang aneh" julid Buana masih dengan raut tak bersahabat.
"Duduklah" Rubby mempersilahkan tamunya itu duduk, tak menghiraukan ketidaksukaan suaminya.
Saka menurut memilih duduk di sofa single yang sialnya semakin membuatnya mati kutu. Ruby menyuruh salah satu pelayan untuk memanggil putrinya.
Buana tak melepaskan tatap pada laki-laki yang katanya menjalin kedekatan dengan putri semata wayangnya. Kaus hitam bergambar abstrak dipadukan celana jeans hitam dengan sobekan di lutut, jaket juga hitam untungnya sepatu berwarna putih meski ada akses hitamnya juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/353126255-288-k801865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Tentu Arah [Saka]
AléatoireDia adalah remaja yang sering orang-orang juluki urakan, segala keburukan sudah melekat layaknya kulit pada tubuhnya. Berkelahi dengan teman, melawan orang tua, merokok, minus sopan santun, bahkan dia adalah peminum kelas berat. Tak sedikitpun nila...