13

119 8 1
                                    

"Cinta adalah dimensi yang pekat."

_Saka A_





Happy Reading

🩹🩹🩹





Salah satu hal yang begitu menyenangkan bagi Arthur adalah ketika ia bisa berkumpul bersama keluarganya di hari spesial ini, meski bukan sebuah pagelaran mewah dengan kue tart tinggi di usianya yang tepat 18 tahun seperti orang-orang bagi Arthur kebersamaan ini jauh lebih berarti.

Pesta Barbeque kecil-kecilan yang turut dihadiri 2 sahabat dekat ayahnya menjadikan peringatan ulangtahun miliknya cukup ramai. Arthur bersyukur bisa ada diantara mereka yang saling menyayangi dengan tulus, diam-diam Arthur berharap semoga kebahagiaan ini tak berhenti sampai di sini.

"Arthur cobain deh" Ashilla mencapit sepotong gopchang dan mengarahkannya ke mulut cowok di sampingnya.

Dengan senang hati ia membuka mulut menerima suapan dari teman perempuannya itu, lezat rasa makanan itu menghadirkan senyum antusias dari bibirnya.

"Enak banget, lagi dong" tanpa malu meminta disuapi lagi.

"Aku juga mau daging ayamnya dong" Langsung saja Arthur menyuapkan daging ayam itu.

"Kita harus sering-sering barbeque an gini deh, rame-rame seru deh" komentar Arthur sambil membolak-balik ikan di atas panggangan.

"Iya lah, banyak makanan juga aku suka" gadis bersurai coklat itu bersemangat.

Ia asik mengunyah gopchang yang masih sedikit dalam piring kecil. Arthur melirik sekilas sambil tertawa ringan,  Ashilla itu memang suka sekali yang namanya makan, bahkan ia bisa makan begitu banyak tapi entah mengapa postur tubuhnya tetap segitu-segitu saja. Bisa dibilang Ashilla tidak pemilih makanan, dia bisa makan pedas, manis, atau masam. Ah tidak, ada satu jenis makanan yang ia tidak sukai, Keju ia paling tidak menyukai makanan dengan olahan keju. Menurutnya rasanya aneh dan membuat mual.

"Porsi makan kamu itu muat tiga orang, heran aku kok badan kamu tetap kecil sih. Kemana coba larinya makanan yang kamu makan itu."

"Kenapa emangnya masalah tah?" sewot Ashilla dengan sinis.

"Ya enggak, kamu makin kelihatan cantik pas ngunyah, imut dan menggemaskan. Jadi makin suka deh."

Sontak Ashilla terperangah, desiran aneh menyusup sisela tulang rusuknya rasanya ingin berteriak meluapkannya.

"Kamu suka aku? Seriusan kan?" tanyanya menahan salting saat daun telinga telah menunjukkan semburan merah.

Benarkah Arthur memiliki perasaan yang sama dengan dirinya? Apa Arthur berniat mengutarakan perasaannya? Untung sesaat ia lupa bahwa telah menjalin kasih dengan lelaki lain, ya meskipun tanpa ada rasa tetap saja statusnya sudah pacar orang.

"Serius lah, masak aku harus bilang benci kamu kan gak mungkin. Kita sahabat dari kecil loh" ujar Arthur menjitak kepala temannya pelan.

Sepertinya Ashilla harus menceburkan kepalanya ke dalam air saking malunya, padahal sudah berharap bersar tapi nyatanya hanya dianggap sahabat. Agaknya cowok itu telah membentangkan benang yang tak boleh mereka lewati, mau bagaimanapun perasaan tidak bisa dipaksakan.

"Asik ya kalian berdua, dari tadi di panggil gak nyaut" serobot wanita berambut pendek yang tak lain adalah ibunda dari Ashilla.

"Hehe lagi ngobrol-ngobrol biasa aja Tan" Arthur menyengir.

Wanita itu menggelengkan kepala kemudian meminta sepasang remaja itu ikut berkumpul di bersama para orang dewasa. Lantas ketiganya berjalan beriringan menuju meja yang sengaja disediakan untuk acara berkumpul hari ini tak lupa membawa hasil panggangan Arthur tadi, di sana sudah tersaji banyak menu hidangan barbeque yang sudah matang dan minuman dingin pelega dahaga.

Tak Tentu Arah [Saka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang