21. Sick 🤕

273 29 1
                                    

Seokjin membuka pintu mobilnya, berjalan dengan tergesa memasuki mansion milik sang sepupu, kim namjoon. Ia baru saja pulang kerja dan langsung kemari untuk memeriksa anak manisnya itu.

Alis pria itu terangkat saat melihat tiga orang berdesakan di sudut belakang sofa, ia perlahan mendekat lalu menepuk pundak salah satunya, sukses membuat empunya berteriak

"Jangan berteriak bodoh!"

"Astaga jin hyung, kau mengagetkan kami" ucap taehyung dengan wajah paniknya

"Benar, aku kira namjoon hyung tadi"

Alis seokjin nampak semakin menukik, bingung. Matanya menatap heran pada tingkah ketiga sepupunya itu yang nampak seperti ketakutan.

"Kalian kenapa?"

"K-kami bersembunyi hyung"

"Sembunyi? dari siapa?" tanya seokjin sambil membuka jas kerjanya.

"Namjoon hyung, dia akan memukul kita hyung

"Kenapa bisa?"

Taehyung melirik jimin dan jungkook, lalu tersenyum kaku sebelum menceritakan semua apa yang terjadi tiga hari lalu.

Seokjin melotot, dan tanpa beban melayangkan pukulan pada ketiga sepupunya itu dengan brutal. Sedangkan ketiga pria itu langsung memekik sakit sambil melindungi kepala mereka sendiri.

"Biadab! berani sekali kalian mengajari hal-hal kotor pada anak manisku! dasar begundal nakal" 

"M-maaf hyung, kami hanya membantunya saja"

"Membantu matamu, sudah! sekarang pergilah ke kamar mandi dan bersihkan mansion ini sampai bersih"

Ketiganya terbelalak, segera keluar dari sudut sofa dan bersimpuh di depan kaki seokjin

"Hyung tolong jangan hukum kami dengan bersih-bersih, kami tidak sanggup. Lagipula ini sudah malam, mansion ini juga luas sekali hyungie" mohon jungkook

"Tidak! cepat bersihkan atau aku tambah hukumannya"

Mereka bertiga mempoutkan bibirnya, dengan berat hati mengangguk dan bangkit untuk siap-siap membersihkan mansion

Seokjin menghela nafas panjang, ia segera mengambil langkah lebar untuk pergi ketujuan awalnya, kamar namjoon.

Cklek!

Pintu kamar terbuka, pria berbahu lebar itu tersenyum sendu saat melihat gundukan selimut dengan seorang remaja manis diatasnya.

Ia melangkah pelan, duduk disamping ranjang dengan hati-hati karena tidak ingin mengganggu tidur si manis

"Demamnya tidak turun" cemasnya saat ia menyimpan punggung tangannya di dahi sempit yoongi.

"Ungh.."

"Yoonie?" panggil seokjin, mengelus surai lepek remaja itu lembut. Ia dapat merasakan keringat basah yang terasa hangat.

Karena sensitif, si manis membuka matanya perlahan. Menatap sayu pada sang papa dengan manik berair.

"Papa..."

"Iya sayang, papa disini"

"Yoongie pusing, kepala yoongie denyut-denyut...tidak suka. Sakit, tidak suka sakit papa..." lirihnya

"Kita kerumah sakit ya, biar diinfus sayang"

"No-no, rumah sakit bau...yoongie tidak suka" geleng si manis pelan dengan mata berkaca-kaca.

Seokjin menghela nafas pelan, mengangkat yoonginya hati-hati lalu diletakan di pangkuannya.

"Sini biar papa pijit, pasti sakitnya hilang"

Yoongi hanya mengangguk saja, bersandar lemas pada tubuh sang papa dengan mata yang di pejamkan berusaha menahan pusing yang menderanya.

"Papa, apa dongdong baik-baik saja?" tanya nya

"Papa belum melihatnya, tapi papa yakin dia baik-baik saja sekarang"

Yoongi membuang nafas pelan, terasa berat dan seokjin menyadari itu.

"Sesak?" tanya nya, sedikit mengangkat kepala yoongi yang lemas di bahunya.

"Tidak"

"Jangan berbohong sayang, ini nafasmu terdengar berat" ucap seokjin dengan nada seriusnya

Yoongi tak menjawab, dan kembali menyandarkan kepalanya pada bahu lebar sang papa.

"Kita ke rumah sakit ya? kau harus segera di tangani sayang"

"Tidak mau, yoongie takut sutik-suntik papa" lirihnya dengan gelengan kepala lemasnya.

"Tidak akan disuntik, papa janji itu"

Akhirnya yoongi mengangguk, remaja itu tak ingin membuat orang lain semakin repot dan khawatir padanya. Ia mengeratkan pelukannya pada leher seokjin saat pria berbahu lebar itu mulai melangkah keluar.

"Hyung mau kemana?" tanya jimin saat melihat seokjin menuruni tangga dengan terburu membawa yoongi dalam gendongannya.

"Kalian bertiga tolong jaga dongdong, hyung akan ke rumah sakit untuk menangani yoongi. Jika ada apa-apa dengan dongdong, kalian cepat bawa dia ke rumah sakit"

Mereka bertiga segera mengangguk cepat, menatap kasihan pada si bayi yang terkulai lemas di bahu sang kakak sepupu.

"Semoga bayi kita cepat sembuh, aku tidak suka melihatnya seperti itu" ucap jungkook

"Kau benar" 


Seokjin segera berteriak, memanggil salah satu petugas medis untuk mengambil blangkar. Ia dengan panik menggendong si manis yang tak sadarkan diri lalu dibaringkan di blangkar.

"Baekhyun, tolong tangani yoongi. Dia tak sadarkan diri saat perjalanan kemari" pinta seokjin dengan cemas

"Serahkan saja padaku"

Seokjin mengangguk, membiarkan blangkar yoongi dimasukan kedalam ruang gawat darurat. Sedangkan dirinya menunggu di depan ruangan dengan cemas.

Ia merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan mendial nomor namjoon.

"Hallo hyung?"

"Yoongi masuk rumah sakit"

"M-mwo? apa dia baik-baik saja?" panik namjoon

"Dia masih diperiksa, dan aku harap dia tidak kenapa-napa" 

Seokjin mendengar helaan nafas panjang dari seberang, pasti sekarang si namjoon tengah memijat pangkal hidungnya.

"Kau kapan pulang?"

"Entah, disini masih kacau hyung" lirih namjoon

"Kurasa yoongi merindukanmu, itu sebabnya demamnya tidak turun"

"Aku tahu"

"Lalu kapan kau pulang? apa kau tak kasihan padanya? dondong juga sakit joon"

"Akan aku usahakan untuk pulang hyung"

"Hm, baguslah"

"Yasudah, aku tutup telponnya. Ada banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan disini"

Seokjin berdehem pelan, menutup sambungan telponnya lalu memasukan ponselnya kembali kedalam saku.

Ia memutuskan untuk menunggu di kursi, berdoa dalam hati agar anak manisnya tidak apa-apa




Hai
Vomment!
Next?
TBC.

DADDY S2 ( NAMGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang